Issue

10 Diplomat Indonesia Bersuara Merdu di Event “Untaian Nada Bersama Sekdilu-X Kemlu”

Henny Andries da Lopez

Henny disamping pernah menjadi diplomat juga seorang andalan Pramuka Kwarnas di bidang hubungan luar negeri. Pernah ditempatkan di KJRI San Fransisco, KBRI Oslo, Kopenhagen dan New Delhi. ”Pelayanan, fasilitasi dan persahabatan dengan WNI di luar negeri adalah penting”, ujar Henny.

Etti D Husin

Etti adalah salah satu anggota Sekdilu X yang pada acara Sekdilu X memberikan pidato tentang pentingnya persatuan. ”Sebagai perempuan yang bangga menjadi bagian dari SS-X, inter-aksi saya dalam kebersamaan SS-X ditengah pelaksanaan tugas diplomasi, secara pribadi merasa bahwa semangat kekeluargaan yang ada menjadi salah satu pendorong dan inspirasi bagi pelaksanaan tugas saya”, kata Etti. 

Diambahkan pulan bahwa meskipun lebih sering berjauhan secara jarak dengan rekan-rekan SS-X, namun komunikasi terus berlangsung. Etti pernah ditempatkan di PTRI Jenewa dan KBRI Beijing

A.M. Fachir

Fachir menyanyikan lagu ”My Way” tulisan Paul Anka dalam acara ”Untaian Nada Sekdilu X”. Mantan Wamenlu ini mendiskripsikan lagu tersebut pada perjalanan karir di Kemlu. ”Saya adalah anak Banjarmasin, santri dan lulusan kampus Ciputat yang memilih menjadi diplomat sebagai profesi”, ujar Fachir.

Dengan latar belakang lagu tadi, ditampilkan episode penitian karir tersebut: dari bergabung di Kemlu bersama Sekdilu X, penugasan di Baghdad-Irak, New York, Sekretariat Negara, Kuala Lumpur, Cairo, Riyadh-Arab Saudi dan tentu saja di Kemlu. Dalam kaitan ini, ”My Way” bagi Fachir adalah: niat yang lurus, komitmen pada pilihan (karir dan tujuan), usaha optimal, do your best; jelas manfaatnya; dan tawakkal dengan hasilnya.

Agus Sriyono

Agus menulis syair lagu ”Selamanya Bersama” dan Puisi ”In Memory” secara spontan. Ketika merencanakan untuk mengadakan acara ”Untaian Nada”, tergerak hati Agus untuk menuliskan syair lagu itu. Dengan tempo kurang dari 15 menit masing-masing lagu dan puisi itu tercipta.

Untuk lagu ”Selamanya Bersama”, terinspirasi oleh pengalaman selama 37 tahun bersama dengan para sahabat se Angkatan. ”Kami merasakan kekompakan dan kehangatan dalam keluarga kami”, ujar Agus. Sebagai contoh dalam kegiatan sosial kita selalu bersama, ketika ada kesulitan diantara teman-teman, mereka satu sama lain saling membantu. 

”Kamipun juga bernyanyi bersama dan menulis buku bersama”, kata Agus. Dan kebersamaan itulah yang dituangkan dalam sebuah syair yang berjudul ”Selamanya Bersama”, ujar Agus. Terkait puisi, satu-satunya kata yang tepat adalah mendoakan mereka. Semoga mereka damai di sisi-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *