10 Diplomat Indonesia Bersuara Merdu di Event “Untaian Nada Bersama Sekdilu-X Kemlu”
Bagas Hapsoro
Bagas berpandangan bahwa musik sangat efektif untuk memberi rasa damai.”Baik teman maupun musuh kalau sudah damai hatinya … aman lahir batin kita. Bahkan saat kita belum memulai pembicaraan”, kata Bagas.
Sewaktu ditempatkan di beberapa perwakilan, Bagas selalu mempelajari lagu-lagu setempat dan diramu dengan musik jazz. Ketika di Lebanon dia mempelajari karakter gitar Oud, sebuah instrumen 4 senar yang suaranya khas.
”Ini penting karena lagu Nazzam Alainal Hawa hanya bisa dilantunkan kalau diiringi dengan gitar Oud”, ujar Bagas penggemar penyanyi Fairuz dari Lebanon. Lagu-lagu Fairuz Ia juga dikenal sebagai ikon dalam musik Arab modern dan terjual lebih dari 150 juta rekaman di seluruh dunia.
Sewaktu ditempatkan di Swedia, Bagas selalu mengajak para mitranya menyanyikan lagu ABBA dan group rock Swedia Europé. Melalui kelompok Saung Angklung Mang Udjo Bandung, Bagas selalu berkolaborasi dengan musisi setempat. Dalam rekaman dengan Sekdilu X, disamping membuat komposisi lagu juga membuat aransemen musik.
Pentingnya Kesenian untuk Misi Diplomasi
Diplomasi merupakan suatu alat yang membawa kepentingan negara dalam level tertentu. Dari diplomasi tersebut, sebuah negara akan menghasilkan keputusan kerjasama antar negara untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
Oleh sebab itu, perlu adanya cara yang kreatif diluar cara formal agar tujuan bisa tercapai yaitu damai, berhubungan dengan baik dan kerja sama.
Terakhir mengutip Dubes Tantowi Yahya di Selandia Baru “Saya yakin betul bahwa budaya itu adalah instrumen diplomasi yang sangat powerfull. Tidak kelihatan, tapi ketika menghujam sampai ke relung hati yang paling dalam”, ujar Tantowi Yahya.
Misi itu yang kemudian coba diwujudkan Tantowi melalui pentas budaya. Konser musik yang digagasnya itu ditampilkan di The Opera House, Wellington sejak tahun 2018 dan diberi nama The Symphony of Friendship. [*]
- Editor : Fatkhurrohim