wartamusik.com – Jakarta. “Apakah mereka yang datang dari lingkungan tertentu dilarang ikut menyuarakan kebaikan? Seberapa sering sebuah dukungan dianggap tabu dan dirasa menjadi usaha komodifikasi tragedi, konflik, dan upaya kemanusiaan?”
“Tolak ukur apa yang seharusnya dipakai untuk membedakan yang ikhlas dan berkepentingan? Apakah semua warisan yang kita pelihara cocok dengan keadaan hari ini?”
Baca Juga : 13 Gitar Vokalis Slipknot Corey Taylor Dijual Untuk Membantu Korban Covid-19
Berangkat dari beberapa pertanyaan di atas yang ada dalam kepala mereka, .Feast menumpahkannya pada singel terbaru yang berjudul “Di Padang Lumpuh”.
Kegelisahan itu berujung dengan digarapnya sebuah lagu sepanjang hampir 4 menit yang sudah bisa didengar di seluruh platform musik digital. Singel ini dirilis di hari Jumat, (1/05/2020) kemarin, melalui label mereka, Sun Eater.
Di Padang Lumpuh bisa dibilang mempunyai nuansa yang cukup berbeda dengan single sebelumnya. Jika di lagu sebelumnya mereka bermain dengan elemen elektronika dengan penggunaan berbagai sample dan layer synthesizer, dalam lagu Di Padang Lumpuh semua instrumen terdengar lebih organik.
Sedikit mengingatkan kembali kepada sound mereka di saat memulai karir bermusik. Di Padang Lumpuh terdengar lebih ngeband dan tidak basa-basi.
“Lagu ini adalah sedikit gambaran dari apa yang kami lihat dan dengar sejak perkenalan pertama kami dengan aktivisme sosial saat masih menjadi mahasiswa.” cerita .Feast.
Baca Juga : Pekan Depan, Justin Bieber dan Ariana Grande Bakal Rilis Single Bersama Berjudul Stuck With U
“Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang sangat wajar, dan menurut kami seharusnya digunakan untuk mendapatkan common ground, terutama saat tujuannya sama-sama baik, bukan sebagai instrumen adu domba antar kelompok, apalagi dipelintir dan dibelokkan maknanya,” tambahnya.
.Feast menambahkan, dimanapun semua orang berada, jangan terpecah belah, ingat siapa musuh sebenarnya dan apa yang sama-sama diperjuangkan dari awal.
Single “Di Padang Lumpuh” ditulis pada awal Januari 2020 dan direkam selama dua minggu pertama di awal bulan Maret 2020, dengan Enrico Octaviano sebagai produser, Bayu Perkasa sebagai principal engineer.
Sedangkan Wisnu Ikhsantama Wicaksana sebagai vocal director, serta dibantu oleh Rayhan Noor di gitar. Artwork dikerjakan oleh Mikael Aldo dari Sun Eater Studio pada awal Maret 2020. [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Para gitaris Indonesia musti tahu dan gembira, setelah lama ditunggu, Maton Guitars,… Read More
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Penyanyi dan penulis lagu asal Jakarta, Ticya, kembali mencuri perhatian lewat single… Read More
WARTAMUSIK.com – Malang. Dunia musik alternatif tanah air kembali kedatangan pendatang baru yang patut diperhitungkan.… Read More
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Suasana Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini terasa semakin berwarna. Tepat pada… Read More
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini terasa semakin istimewa. Tepat 17 Agustus 2025,… Read More
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Siapa sangka, lagu dengan lirik sederhana “Hari yang Mantap” kini jadi fenomena… Read More
Leave a Comment