Lorjhu “Santri Musik” Buktikan Madura Punya Karya Lokal yang Layak Tampil di Panggung Jazz Gunung!
WARTAMUSIK.com – Bromo. Siapa bilang musik jazz harus lahir dari studio-studio mahal di kota besar? Dari pulau Madura, sebuah grup musik ethno bernama Lorjhu justru sukses membuktikan bahwa akar budaya lokal bisa berpadu mesra dengan atmosfer panggung jazz yang dingin dan artistik.
Tampil di BRI Jazz Gunung Series 2: Bromo yang digelar di Jiwa Jawa Resort, Probolinggo, Lorjhu memboyong energi santri berkesenian ke panggung terbuka yang disaksikan ratusan penikmat musik lintas genre.
Baca Juga : KUA Etnika Ajak Penonton Main Musik Bareng, Suasana Jadi Sakral Saat Lagu Ini Terdengar
“Seneng banget. Ini kali ketiga kami main di ruang terbuka, tapi ini yang paling dingin,” ujar Badrus Zeman, vokalis sekaligus lead guitar Lorjhu, dengan tawa. “Bukan cuma hawanya, tapi juga atmosfernya. Musisinya beda-beda banget, mayoritas jazz, kami datang bawa musik ethno Madura.”
Dalam kultur populer, Madura sering direduksi dalam simbol-simbol: kerapan sapi, sate, santri, ulama, dan kemeja garis-garis. Tapi Lorjhu hadir dengan misi berbeda—memperluas narasi itu lewat nada dan lirik.

“Kami pengen keluar dari template. Ini lho Madura yang lain. Madura yang bisa bersuara lewat musik ethno, lewat nada-nada khas, dan lirik berbahasa lokal,” jelas Badrus.
Bagi Lorjhu, panggung Jazz Gunung bukan ajang pembuktian jago-jagoan skill, tapi ruang dialog budaya. Musik mereka mungkin tak jazzy secara teori musik, tapi justru berhasil menciptakan ruang resonansi antara akar tradisi dan ekosistem musik modern.
Baca Juga : Lagunya Baru Semua, Tapi Malam Ini Merona!: Monita Tahalea Bikin Sejarah
“Awalnya sempat kepikiran, ini harus jazz banget ya? Tapi ternyata, justru musik kita bisa masuk. Ini justru jadi kesempatan buat memperkenalkan identitas kami,” tambah Badrus.