Single Terbaru

‘See What We’ve Done So Far’ Perjalanan Sulit Si Clay Machine

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Khakim Assidiqi atau akrab disapa dengan Clay Machine, musisi asal Semarang, mulai mengenalkan diri ke industri musik Indonesia dengan merilis lagu perdana yang berjudul “See What We’ve Done So Far“. 

Dalam diskografinya, Clay Machine menghadirkan lagu yang menggabungkan genre Pop dan EDM yang dibungkus dengan derauan gitar ala Modern Hard Rock. 

Baca Juga : “Hope” Single Terbaru Diastika feat Gangga Akhir Kisah Hubungan Karena Pandemi

Beragam narasi cerita yang mengelilingi musik khas Clay Machine tertarik kedalam gravitasi sinopsis yang serupa; kebanyakan berkisah tentang dilema kehidupan yang kita alami di antara utopia dan distopia.

Lagu ‘See What We’ve Done So Far‘ bercerita tentang perjalanan panjang kehidupan kita yang seringkali tidak mudah. Ditemani oleh beat yang powerful, menampilkan lirik yang mendalam seperti “oh the life, big swell that crashing shore. we fall or we stare, the end we wish for?”.

Berada Di Antara 2 Sisi

Lagu ‘See What We’ve Done So Far’ bercerita tentang perjalanan panjang kehidupan kita yang seringkali tidak mudah.

Satu bait lirik tersebut yang memberikan renungan bahwa hidup selalu berada di antara dua sisi dan disitulah kita memilih untuk memberikan arti. Dalam menciptakan lagu ini, Clay Machine juga turut dibantu oleh Danny Leone sebagai Lyrics Writer. 

Clay Machine berharap, di tengah masa yang sulit ini semua orang tetap dalam keadaan baik-baik saja dan menyadari bahwa kita telah berjalan sejauh ini. 

Baca Juga : Dycal “Gue Udah Muak” Single Terbaru dari Pengalaman Diselingkuhi Pasangan

“Mungkin kita nggak berhasil kali ini, atau mungkin nggak sesempurna yang kita rencanakan. Tapi, paling enggak kita terus berproses,” ungkap musisi berumur 24 tahun ini. 

Clay Machine-pun menambahkan bahwa lagu ini menemani titik terendah dalam hidupnya “Walaupun lagu ini jauh dari kata sempurna, tapi pesan di dalamnya yang harus gue sampaikan. It was just a worst starting but not the end,” pungkasnya. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *