IssueLegend

Jamuan Khas OM PMR Atas Isu dan Realita Sosial Hingga Alat Negara

Dari blusukan Iqbal ke 27 provinsi di seluruh Indonesia yang kemudian ia bukukan itu, setiap daerah memiliki karakteristik atau sisi gelap lainnya. Sebut saja Sumatera Selatan dengan tingkat kriminalitasnya, disusul Poso, Sulawesi Tengah dengan terorisnya.

Institusi kepolisian di masing-masing daerah pun mempunyai pendekatan tersendiri untuk mengurai permasalahan. Itu sebabnya ada yang namanya Polisi Ustadz, Polisi Medis dan lainnya. Nama-nama tersebut menjadi bagian setrategi untuk melakukan tindakan secara persuasif dan humanis dalam mengurai masalah.

Baca Juga : Lionel Richie dan Walt Disney Studio Terlibat Kerja Sama

Agus Jabo Priyono, Aktivis sekaligus Pendiri Partai Prima dalam bedah buku malam itu menjelaskan, sebagai aktivis ia selalu bersingungan dengan aparat kepolisian yang selalu represif. Meski demikian, ia pun tidak menafikan dan meyakini masih banyak aparat kepolisian yang baik dan humanis. 

“Saya rasa banyak cara bagi kepolisian untuk mengatasi permasalahan tanpa kekerasan. Contoh, sengketa tanah yang terjadi di Sumatera Barat dapat diselesaikan dengan pendekatan kultur dan religi yang berlaku disana,” terang Gus Jabo. 

Baca Juga : Didi Kempot : Mematahkan Dominasi Fans K-Pop Tanah Air

Sementara itu, Sunanto, akrab disapa dengan Can Nanto, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menilai, buku “Berjuang Disudut-Sudut Tak Terliput” memiliki nilai positif selama didukung dengan sistem dari lembaganya itu sendiri. 

“Kelemahan dari buku ini, sangat memungkinkan tidak ada kontinuitas agar ada regenerasi yang mengingatnya. Dan bahwa, kebaikan polisi ini dapat dikenang sepanjang masa. Hanya sebatas referensi untuk melakukan penggantian yang lebih baik,’ ungkapnya.

Masalah terbesar dalam buku ini, tambah Cak Nanto, belum ada penulisan tentang langkah-langkah untuk institusi menjadi lebih baik. Harus disertai dengan solusi. Misalnya, sebagai konstitusi, harus mampu membuat kebijakan-kebijakan di lembaganya sebagai pendorong bagi kepolisian untuk berlaku baik. 

Baca Juga : Yuni Shara “Kapusan Janji”, Menjadi Lagu Kenangan Terakhir Duet Bersama Didi Kempot

Dirasa benar adanya, jika didukung dengan sistem dan kebijakan yang baik dan tepat, beberapa divisi ‘horor’ seperti reskrim dan lantas Polri tidak seseram seperti yang ada dalam lagu-lagu OM PMR yaitu Malam Jum’at kliwon, yang mampu mencairkan suasana baik dari lirik maupun iramanya yang tak lekang oleh waktu. Setuju? [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *