WARTAMUSIK.com – Jakarta. Diawali dengan tiga rilisan lagu yaitu Shot, Run dan Middle Ground, Mikha kemudian merilis album debut solonya yang berjudul “Amateur” pada bulan lalu.
Di akhir bulan November lalu, Mikha memutuskan untuk melakukan konser virtual pertamanya yaitu Amateur: Stage One yang disiarkan di kanal YouTube Mikha dan berhasil ditonton lebih dari 3000 orang pada malam itu.
Dalam konser One Stage (Live Version) malam itu, Mikha Angelo yang dikenal sebagai seorang singer, songwritter instrumentalis menampilkan 8 lagu secara live dari album perdananya Amateur yang juga dirilis bersama label terbarunya Wonderland Records.
Bagi Mikha, konser Amateur: Stage One adalah salah satu pencapaian terbesar dalam karirnya.
Bagi Mikha, konser Amateur: Stage One adalah salah satu pencapaian terbesar dalam karirnya. Karena itu, ia tak ingin euforia berhenti setelah konser selesai.
Dia ingin penontonnya tetap menikmati keseruan yang terus berlanjut setelah konser, serta menemani mereka setiap hari.
Dengan special aransemen dari lagu “Middle Ground” & “Stay a While” ternyata melibatkan lebih dari 500 orang fans yang sebagai virtual choir dalam kedua lagu tersebut. [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Tahun 2020 mungkin menjadi tahun yang ingin cepat-cepat dilewati serta dilupakan, tapi lain cerita dengan Yovie Widianto. Produser sekaligus pencipta lagu ini memang mau tidak mau ikut melewati sebagian besar tahun 2020 dengan di rumah saja.
Untuk banyak orang serta tak sedikit musisi, kondisi pandemi sangatlah membatasi ruang gerak berkreasi, namun hal ini tidak berlaku bagi Yovie.
Selama kurun waktu 30 tahun lebih berkarir tak membuatnya lelah berkarya. Sembari berlindung dari pandemi, Yovie mengisi waktunya dengan mengulik nada, mengotak-atik lirik, dan berkolaborasi dengan sang putra, Arsy Widianto.
Hasilnya? Lagu Terlanjur Mencinta yang dibawakan 3 versi berbeda oleh Tiara Andini, Lyodra, Ziva Magnolya dan mendatangkan penghargaan Pencipta Lagu Pop Terbaik dari AMI Awards 2020.
Raih Penghargaan Best Composer dari Korea
Di penghujung tahun 2020, Yovie menerima penghargaan Best Composer 2020 dari MAMA (Mnet Asian Music Awards).
Sebelumnya, pria yang mendapat julukan “Sang Maestro” ini baru saja dinobatkan oleh Spotify sebagai pencipta lagu dengan jumlah stream terbanyak, bukan hanya di Indonesia, dan Asia, tapi di seluruh dunia. Yovie tercatat telah merilis ratusan lagu dengan total stream mencapai lebih dari 500 juta.
Konsistensi dan dedikasinya kepada musik pada (06/12/2020) lalu Yovie menerima penghargaan Best Composer 2020 dari MAMA (Mnet Asian Music Awards), sebuah ajang penghargaan musik bergengsi Asia yang diselenggarakan oleh CJ Entertainment & Media asal Korea.
“Saya bener-bener gak nyangka, ternyata dibalik kelabunya tahun 2020, justru menjadi momen bagi saya untuk bersyukur atas banyaknya berkah dan anugerah yang saya terima,” ungkap Yovie.
Pandemi Covid-19, kata Yovie, menjadi cobaan berat bagi seluruh umat manusia di bumi, namun bukan berarti harus berhenti meraih mimpi karena masih ada ruang, waktu, serta kesempatan untuk berprestasi. [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Musisi asal Bali, Alien Child yang terdiri duo kakak beradik Aya dan Lala Maranda kembali menunjukkan eksistensinya di dunia musik. Di usia yang belia mereka terbilang sangat produktif di Industri Musik.
Faktanya, Alien Child membuktikan diri dengan merilis single bertajuk “Lonely Holiday” di tengah pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai di Indonesia.
Single ‘Lonely Holiday’ ini sekaligus menjadi penanda dimulainya era baru Alien Child yang bertajuk “The Lonely Hearts”. Aya dan Lala telah menyiapkan karya-karya terbaiknya untuk nantinya akan masuk ke dalam Era baru mereka ini.
Lagu Lonely Holiday memang akan terdengar berbeda dengan lagu-lagu Alien Child sebelumnya.
Lagu ini terbentuk dari sebuah kalimat yang selalu terngiang di kepala Alien Child, “Pernahkah kamu membuat sebuah janji yang tak mungkin kamu tepati?”. Pertanyaan inilah yang kemudian diintepretasikan oleh Aya dan juga Lala lewat ‘Lonely Holiday’.
Jika menilik lagu ini, memang akan terdengar berbeda dengan lagu-lagu Alien Child sebelumnya. Hal ini karena, baik Aya dan Lala berharap vibe baru ini akan menjadi soundtrack hidup sekaligus mewakili mood dari para penggemarnya.
VM ala Mykonos di Yunani
Visual dalam VM Lonely Holiday ini mengambil lokasi ala Mykonos di Yunani. Padahal, lokasinya berada di Bali.
Dari sisi VM, Alien Child dibantu juga oleh Matakarsa Visual dan menghadirkan konsep visual yang sangat artistik. Dengan storyboard yang dibuat oleh Alien Child kemudian disutradarai oleh Lala Maranda dan Yudi Pranatha dari Matakarsa.
Menghadirkan visual dengan lokasi ala Mykonos di Yunani, nyatanya Aya dan Lala mengatakan bahwa video klip ini masih diambil di salah satu secret location di Bali yang memang mirip dengan lokasi tersebut.
Dengan berusaha menghadirkan cerita bertema intimacy yang sesungguhnya, Alien Child berhasil menghadirkan karya seni yang merepresentasikan cerita dari lagu ‘Lonely Holiday’ secara otentik dan jujur. Tentunya, Aya dan Lala berharap lagu ini mampu menjadi wakil mood dari para pendengarnya.
Walaupun berlirik getir, lagu ‘Lonely Holiday’ ini bisa menjadi pembuka yang manis untuk Era baru yang sudah dipersiapkan Alien Child untuk para penggemar sekaligus penikmat musik di Indonesia. [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. MIMA yang dahulu dikenal dengan nama Yemima Hutapea, memulai kariernya lewat ajang kecantikan, saat ia masuk dalam 5 besar Miss Indonesia di tahun 2013.
Walaupun memulai karier lewat industri modeling, bermusik sudah menjadi passion-nya sejak dari kecil yang ia dapatkan dari mendiang sang Ayah.
“SO WHAT?” adalah single ke-lima-nya sebagai MIMA dan akan menjadi single pertama yang masuk ke dalam album-nya yang berjudul “FINALLY”.
Berbeda dari single-single sebelumnya, “SO WHAT?” memiliki aura yang lebih ceria dan lebih unik. MIMA menulis lagu ini berdasarkan pengalaman pribadinya, sering dianggap memiliki ciri khas vokal yang aneh dan gaya musik yang tidak biasa atau “kurang Indie” MIMA sering merasa dirinya dianggap aneh.
MIMA Ajak Temukan Kebebasan
MIMA kembali mempercayakan produksi single “So What?” kepada Richard Benhard.
Namun akhirnya dia menyadari jika orang berkata dia aneh atau kurang berpengalaman di industri musik, then So What? Bisa dikatakan lagu ini seperti anthem hidup-nya.
Setelah pernah bekerja sama di single sebelumnya, kali ini MIMA kembali mempercayakan produksi single “So What?” kepada Richard Benhard sebagai Producer dan juga Themy sebagai Music Arranger.
MIMA berharap lewat lagu “So What?” ini orang-orang semakin bisa menerima dirinya sendiri dan embrace their identity no matter how weird or odd or silly they are.
MIMA pun berharap orang-orang bisa menemukan kebebasan untuk menjadi diri sendiri saat mendengarkan lagu ini.Jika orang lain berkata negatif tentang mereka atau berkata bahwa mereka aneh, then So What? [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Kiki Kemas yang saat ini berusia 29 tahun, full-time worker disalah satu perusahaan manufaktur di Kota Bandung yang sudah cukup lama bekerja di bidang Marketing.
Ketertarikannya terhadap musik sudah ia geluti sejak kecil. Tergabung dalam group “TARBO” bersama kakak dan teman “rumah” nya, Kiki Kemas diumurnya yang baru 6 tahun sudah cukup banyak bermain dari satu tempat ke tempat lainnya.
Ketertarikan Kiki Kemas terhadap musik sudah ia geluti sejak kecil.
Besar dari keluarga yang sering “berpindah-pindah” menjadikannya memiliki rasa insecurity yang besar didalam dirinya dan menjadikan hobby bernyanyinya harus dipendam.
Waktu cukup lama berlalu dan hanya focus ke pendidikan, Ia memulai kembali hobinya dalam bernyanyi dengan mengikuti Paduan Suara Mahasiswa di Universitas Widyatama Bandung dan setelah menyelesaikan strata satu ia bekerja dibeberapa perusahaan swasta di Kota Bandung.
Wedding Singer
Kiki Kemas memulai kembali bernyanyi dan menjadi wedding singer di Kota Bandung.
Musik dan bernyanyi bukan lagi menjadi fokus utamanya sampai ia menyelesaikan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung dengan Gelar Master of Business Administration di tahun 2017, ia memulai kembali bernyanyi dan menjadi Wedding Singer di Kota Bandung yang berjalan sampai saat ini.
Keinginannya membuat karya yang bisa menginterpretasikan dirinya dan mengeluarkan rasa insecurityyang ia rasakan dalam sebuah karya merupakan awal dimulainya “cerita” ini.
Single “Tak Memilikimu” mengusung genre musik Pop Orchestra.
Dimasa Pandemi seperti ini, Home Recording menjadi satu-satunya pilihan dalam proses produksi lagu ini, dikemas dengan genre musik pop orchestra yang dibuat oleh Gege Gumilar (composer) menjadikan lagu ini “full of soul” yang diharapkan dapat menyentuh hati pendengar.
Lagu “Tak Memilikimu” merupakan sebuah lagu mengenai keikhlasan seseorang dalam melepaskan dengan suatu pengorbanan. “Tak Memilikimu” memberi makna bahwa rasa sayang tidak pernah menjadi sebuah kesalahan, hanya waktu yang terkadang menjadikan itu sebuah kesalahan dan harapan hanya bisa kita pendam. [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Masih ingat single ‘Nyeselkan’ yang dirilis Younglex 2 tahun lalu? Lagu ini telah diterima oleh penikmat musik di Indonesia. Faktanya, telah didengar 3 juta streaming di Spotify hingga lebih dari 67 juta views di Youtube, lagu ini menorehkan prestasinya sendiri.
Kini Younglex telah merilis single ‘Nyeselkan part 2’. Di lagu ini, Younglex mengajak musisi Indonesia bernama Italiani.
Dalam lagu ‘Nyeselkan part 2’ ini masih mempunyai kisah yang kurang lebih sama dengan ‘Nyeselkan’ yang dirilis 2 tahun lalu.
Meski demikian, Younglex mengatakan lagu ini dibawakan secara duet dengan maksud untuk menggambarkan bagaimana perbedaan sudut pandang dari Younglex maupun Italiani.
Perbedaan sudut pandang inilah yang kemudian berusaha disampaikan Younglex melalui lirik-lirik yang lugas di lagu ‘Nyeselkan part 2’ ini.
Mengadopsi Kisah Nyata
Menurut Younglex, Italiani memiliki suara yang cocok untuk mengisi lagu ini.
Dalam proses pembuatan lagu ‘Nyeselkan part 2’ ini, Younglex mengaku dirinya tidak merasakan beban yang terlalu berat. Dia bahkan mengatakan bahwa lagu ini ditulisnya seperti dia menulis lagu-lagu sebelumnya.
Mengambil inspirasi dari cerita teman-temannya yang mengalami kisah nyata, Younglex berhasil menggambarkan dengan baik, perasaan seseorang ketika sedang dikhianati.
Selain itu, dipilihnya Italiani sebagai rekanan duet bukan tanpa alasan. Menurut Younglex, Italiani memiliki suara yang cocok untuk mengisi lagu ini. Memang terbukti, suara dari Italiani mampu menambah kesan intim
VM Dihadirkan Secara Futuristik
Dalam VM ‘Nyeselkan Part 2 ini Younglex dan Italiani seakan berada di sebuah kota fantasi dengan lampu warna-warni.
Video Musik dari lagu ‘Nyeselkan part 2’ ini juga dihadirkan secara futuristik. Mengambil inspirasi dari anime futuristic dari Jepang, Younglex dan Italiani seakan berada di sebuah kota fantasi dengan lampu warna-warni walau disekitarnya sedang gelap dan temaram.
Younglex merasa, video musik ini cukup mewakili apa yang dia ingin tuangkan dalam lagu ini. Younglex dan Italiani-pun berharap, dengan adanya lagu ini akan membuat orang-orang di luar sana lebih bisa saling menghargai pasangan masing-masing saat sedang bersama.
Italiani tidak akan menjadi musisi perempuan terakhir yang diajak Younglex berkolaborasi. Ini karena, Younglex mengungkapkan bahwa dirinya ingin merilis beberapa single yang merupakan hasil kolaborasinya bersama musisi perempuan. [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Lama tak terdengar kiprahnya di dunia music, Kristina kali ini langsung muncul dengan membawa isu segar tengah memproduseri mini album karya dirinya sendiri.
Perihal mini album terbaru tersebut, Kristina mengatakan, jika dirinya ingin merasakan bagaimana menyiapkan album dari awal hingga akhir. Dulu aku duduk manis disodorkan lagu, diatur produser dan pasrah aja,” ungkapnya dihadapan para media di Jakarta belum lama ini.
Berdasar rencana, mini album berjudul “Jangan Pergi” tersebut bakal dirilis di pengujung tahun 2020. Mini album yang digarap dengan bendera The Diva Projects ini berisi 4 track atau lagu dan telah diedarkan dalam platform digital.
Ke-empat lagu tersebut yakni, “You”, “Gelas Retak”, “Kamu Bukan Kekasihku”, dan “Jangan Pergi Lagi”. “Semua lagu diaransemen oleh Hendro Saky, kecuali “Kamu Bukan Kekasihku”, yang musiknya digarap pemain biola Hendri Lamiri,” terang Kristina.
Mulai dari Nol
Lagu “You” yang menjadi single jagoandalam mini album ini./Photo Istimewa.
Mini album ini semakin menegaskan bahwa pemilik nama lengkap Kristina Iswandari sebagai seorang ‘Diva Dangdut’. “Ini seperti menjadi jawaban atas pertanyaan banyak orang, penggemar tentang aku,” tambah Penyanyi Dangdut Wanita Terbaik Versi AMI Sharp 2002 ini.
Sibuk manggung, Kristina rupanya seringkali ditagih lagu baru oleh para penggemar. Mereka rindu dengan single-single baru sang diva. Agaknya inilah yang menjadi semacam pendorong kuat bagi Kristina untuk menyegerakan menelurkan mini album.
“Sebenarnya sih aku rekaman ya rekaman. Tapi kan single. Terus sejak aku pegang proyek mini album ini sendiri jadi tahu dan belajar bahwa promo ini dan itu. Lalu ada aktivitas digital sesuai dengan tuntutan kekinian,” papar Kristina.
Lewat mini album Jangan Pergi Lagi, Kristina berharap bisa menunjukkan konsistensi berkarya di industri musik./Photo Istimewa.
Lagu “You” yang menjadi single jagoan misalnya, sejatinya single lamanya yang juga pernah dibawakan (Alm) Meggy Z di awal tahun 2000-an. Lewat mini album Jangan Pergi Lagi, Kristina berharap bisa menunjukkan konsistensi berkarya di industri musik dangdut.
“Nggak apa-apa kesannya saya mulai dari nol lagi karena semua dikerjakan sendiri. Aku puas pokoknya bisa meluncurkan mini album ini. Segera akan ada bentuk fisik CD albumnya. Doakan ya,” paparnya. [*]
WARTAEVENT.com – Jakarta. Setelah merilis single dengan label rekaman barunya yang berjudul ‘HOME’, Rendy Pandugo kembali merilis lagu barunya, ‘MR.SUN”.
Dengan label rekamannya saat ini, Wonderland Records/Universal Music Indonesia, Rendy ingin selalu menghasilkan karya yang indah dan jujur bagi pendengarnya.
Lagu yang dia tulis pada Agustus 2020 ini berawal dari sebuah ide yang tiba-tiba muncul dari sebuah obrolan santai dengan teman lamanya.
Menceritakan tentang bagaimana orang terkadang salah paham dan menilai matahari menyebabkan masalah, padahal ternyata matahari membawa banyak berkah bagi kehidupan manusia.
Rendy Pandugo, lagu MR. SUN ini enceritakan tentang bagaimana orang terkadang salah paham dan menilai matahari menyebabkan masalah, padahal ternyata matahari membawa banyak berkah bagi kehidupan manusia.
Sebagai manusia terkadang tidak tahu rasa berterima kasih, dan malah bersembunyi dari sinarnya di siang hari, dan bersorak saat matahari perlahan terbenam.
“Padahal meski dalam kegelapan, matahari tidak pernah redup sedetik pun dan tetap setia mencurahkan sinarnya ke Bulan, untuk menerangi malam kita,” kata Rendy Pandugo.
Lagu ini “MR. SUN” adalah lagu syukur atas matahari yang selalu menyertai kita, meskipun tidak kita sadari. Lagu ini bisa didengar dan mengiringi semua orang, semua situasi, semua genre, apapun moodnya.
Ada sepenggal lirik dari “MR. SUN, menjelaskan bagaimana manusia memikiran tentang matahari, dikarenakan tidak pernah ada yang pernah memikiran itu sebelumnya.
“have you ever been lonely?Oh I’m dying to know the silence still remains the dark and dust may have the answer”
Sepenggal lirik dari “MR. SUN diatas, menjelaskan bagaimana manusia memikiran tentang matahari, dikarenakan tidak pernah ada yang pernah memikiran itu sebelumnya.
Pada faktanya, matahari sudah sangat berjasa untuk kita untuk periode waktu yang sangat lama. Di (04/12/2020) kemarin “MR. SUN” tersedia untuk didengarkan di radio dan di platform musik digital. [*]
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Sebanyak 6 musisi Indonesia dan 4 musisi internasional bakal kolab dalam event “Music Matters from Wonderful Indonesia” dari tanggal 4 – 6 Desember 2020 yang dapat ditonton di platform digital YouTube, IG, Facebook “Music Matter” setiap pukul 19:00 WIB.
Event musik yang digelar secara hybrid ini akan berlangsung di destinasi super prioritas Indonesia. Untuk arahan musik, dipercayakan kepada Kurt Hugo Schneider seorang produser, sutradara, composer dan juga YouTuber.
Beberapa musisi Indonesia yang bakal tampil dalam event ini adalah Andmesh, Hondo, Weird Genius, Danilla Riyadi, Isyana Sarasvati, dan PADI Reborn.
Sementara musisi mancanegaranya dating dari 2 negara yakni Amerika dan Filipina yaitu Jules Arora, duo urban / R&B, Ni/Co, dan Sam Tsui—penyanyi, penulis lagu, dan content creator.
Jadwal Music Matters from Wonderful Indonesia
Jadwal Music Matters from Wonderful Indonesia.
Kurt Hugo Schneider bakal menyajikan suatu tontonan music yang di setiap episodenya akan menampilkan kolaborasi unik antara talenta music Indonesia, bersama dengan musisi internasional. Simak berikut ini jadwalnya.
WARTAMUSIK.com – Jakarta. Bersama dengan Tujuh Satu MMY Production, Dhea akan berperan dalam film bergenre komedi – romantis yang akan segera ditayangkan di Netflix. Ini bukti konsistensi Dhea ketika mengekspresikan diri melalui rap dan menari di media sosial.
Salah satu alasan Dhea bergabung dalam produksi film ini adalah karena peran yang dimainkannya diakui tidak jauh dari kepribadian aslinya, terlebih ia menyadari bahwa film ini juga merupakan pengalaman baru yang ia yakini kedepannya dapat membantu karirnya di dunia entertainment.
“Tim Tujuh Satu MMY Production awalnya mengajak aku bermain film bersama dengan influencer lainnya. Meski aku sempat ngga percaya, aku akhirnya berpikir panjang saat di rumah dan berkonsultasi dengan tim manajemenku saat ini yang dipimpin oleh Young Lex, salah satu influencerpapan atas saat ini,” ungkap Dhea.
Dengan saran dan masukkan dari Young Lex, aku mulai mencari tahu lebih lanjut tentang kerja sama dan film yang akan dimainkan. Setelah cukup familiar tentang rumah produksi ini, Dhea akhirnya yakin dan percaya diri untuk bergabung dalam project ini.
Baru Pertama Kali Terlibat dalam Produksi Film
Meski baru pertama kali bergabung dalam produksi film, bermain drama peran bukanlah hal yang baru bagi Dhea.
Meski baru pertama kali bergabung dalam produksi film, bermain drama peran bukanlah hal yang baru bagi Dhea. Selain hobi menyanyi rap dan menari, Dhea sempat tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di SMA. Ia kerap membuat konten drama yang sangat disukai pengikutnya di Likee—platform pembuatan video pendek.
“Dari SMA aku sempat ikut teater, tapi bedanya di film ini aku lebih banyak dialog. Tapi karena aku sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam membuat kreasi konten video, aku terbiasa untuk akting di depan kamera jadi ngga terlalu canggung lagi,” jelasnya.
Dhea sekarang dapat membuktikan bahwa karirnya sebagai konten kreator dan musisi rap bisa membuatnya menjadi seorang pemain film. Ia mengaku bersyukur mendapatkan berbagai tawaran dari bermusik hingga bermain film. Selain itu, ia juga akan merilis single barunya bersama Young Lex di bawah naungan 100 Music.
“Aku juga sekarang fokus ke musik dan vlog. Single pertamaku dirilis tanggal 20 November 2020 lalu di akun YouTube aku di bawah naungan 100 Music bersama Young Lex,” pungkas Dhea. [*]