Sound For Plants, Konser Hybrid untuk Pecinta Flora dari Berlian Entertainment

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Setelah sukses menggelar Drive-in Concert pada akhir Agustus lalu di Jakarta, kini New Live! Experience akan kembali menghadirkan sebuah konsep pertunjukan musik yang berbeda. It’s Another Brilliant Show: “New Live! Experience – Sound For Plants”.

Konser ini kembali diinisasi oleh Berlian Entertainment yang dibuat khusus bagi semua kalangan dan di dedikasikan bagi pecinta aneka flora dalam acara “Sound For Plants”.

Baca Juga : Bawakan 15 Lagu, Kahitna Bius 300 Mobil di Drive-in Concert

Selama ini kreasi untuk kebutuhan hiburan dan musik selalu kita ciptakan untuk manusia saja. Padahal, ada lingkungan alam sekitar yang menjadi bagian dari ekosistem. 

Beberapa dekade terakhir ada beberapa penelitian yang menggunakan berbagai suara termasuk musik untuk melihat pengaruhnya terhadap berbagai tanaman tersebut. Sama halnya dengan musik dapat memberikan pengaruh positif terhadap manusia.

Adaptasi dari Sonic Bloom Sound Technology

NewLive Exprience Sound For Plants ini mengadaptasi dari Sonic Bloom Sound Technology.

Salah satu teknologi yang dipakai guna melihat pengaruh suara dan alunan musik terhadap tanaman adalah melalui penerapan ‘Sonic Bloom Sound Technology’. 

Teknologi tersebut digunakan untuk melihat pengaruh suara yang dihasilkan atau lantunan musik yang dipancarkan melalui gelombang suara frekuensi tertentu ternyata dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. 

Baca Juga : New Experience FLAVS Virtual Festival

Dapat dipahami bahwa ritme atau getaran dari musik selain dapat dinikmati dan diterima oleh manusia juga dapat diterima oleh tanaman. 

Untuk itu Berlian Entertainment ingin mengajak seluruh pecinta lingkungan hidup dan tanaman untuk dapat berpartisipasi dalam konser “Sound For Plants” yang digelar secara hybrid.

Ada 2 Audience

Konser Hybrid ini akan terbagi dalam dua audiens yakni offline dan online.

Dino Hamid, CEO Berlian Entertainment mengatakan, “Sound For Plants” ini memang sebuah gelaran konser berformat Hybrid, karena akan terbagi menjadi dua audience yang berbeda online dan offline.

“Untuk venue event on-ground (offline) nantinya semua audience-nya hanya terdiri dari berbagai jenis tanaman yang telah dikirimkan oleh semua penonton yang akan ikut berpartisipasi dan bagi audience,” kata Dino.

Dino kembali menambahkan, penonton yang telah mengirimkan tanamannya hanya dapat menonton konser seru ini secara virtual (online) di rumah masing-masing.

Baca Juga : Dipha Barus dan Cade Gelar Live Streaming Single Terbaru “Down”

“Sound for Plants ini spesial dan berbeda. Seluruh penonton yang ada merupakan kumpulan tanaman-tanaman hasil sumbangan dari seluruh audience yang peduli akan lingkungan hidup,” terang Dino.

Dengan format HYBRID, semua orang yang telah berpartisipasi dengan memberikan sumbangan tanamannya juga dapat ikut menyaksikan pertunjukan seru ini secara virtual atau daring dari rumah. 

“Meski di masa pandemi seperti saat ini, kita masih tetap bisa untuk melakukan hal-hal yang positif sambil menikmati hiburan dengan cara yang aman dan nyaman dari rumah,” tutup Dino. [*]

Yura Yunita Ajak Rayakan Ketidaksempurnaan Melalui VM “Hoolala”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Paska rilisnya singel teranyar Yura Yunita, “Hoolala”, Video Musik (VM) resmi dirilis melalui kanal YouTube. Yura Yunita kembali menyajikan performa yang berwarna, atraktif dan sangat merepresentasikan karakter personalnya. 

Banyak unsur budaya lokal Indonesia yang dikemas dalam balutan visual yang artistik, sehingga menambah nilai dari karya musik yang bercita rasa internasional ini.

Baca Juga : Lagu Terbaru “Hoolala”, Mantra Penguat Yura

Di VM ini, Yura Yunita bekerja sama dengan Raditya Bramantya atau Bramsky. Kerja sama Yura Yunita dan Bramsky, dimulai saat produksi VM “Merakit”. 

Di karya kedua ini, mereka menunjukan kolaborasi yang semakin solid. Bramsky berhasil menunjukan karakter personal Yura Yunita dan makna dari lagunya dengan baik. 

Tampil dengan Penari Latar

Yura tampil dengan para penari latar wanita yang menunjukan keberagaman karakter.

Dalam video ini Yura Yunita tidak segan menampilkan keahliannya dalam gerakan tarian dengan koreografi yang dinamis. 

Tidak hanya sendiri, Yura tampil dengan para penari latar wanita yang menunjukan keberagaman karakter. 

Baca Juga : “No Mellow!” Single Terbaru UN1TY Tampilkan Pengalaman Audio Visual Terbaru Digarap dengan Smartphone

Banyak penari yang tampil dalam VM ini 2 diantara adalah pemenang dari kompetisi tari yang Yura Yunita adakan melalui TikTok. Kompetisi ini jauh diadakan sebelum video musik ini diproduksi. 

Melalui 2 penari pemenang kompetisi ini, Yura Yunita berharap para wanita Indonesia tidak perlu lagi merasa khawatir dengan kekurangan yang ada di dirinya. 

Embrace our imperfections

“Hoolala” ini membawa pesan, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Sesuai dengan makna lagunya Yura Yunita menyatakan, Hoolala means To Save, and I hope HOOLALA can save you from your insecurities & any negativities in your life. 

VM “Hoolala” ini membawa pesan, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, Yura mengajak semua orang untuk bisa menerima dan merayakan ketidaksempurnaan yang ada dengan “Embrace our imperfections“. 

Baca Juga : Taylor Swift Ditikung BTS

Mari rayakan ketidaksempurnaan dengan VM “Hoolala”. Saksikan video musik “Hoolala” yang sudah dapat disimak melalui kanal YouTube Yura Yunita. [*]

“No Mellow!” Single Terbaru UN1TY Tampilkan Pengalaman Audio Visual Terbaru Digarap dengan Smartphone

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Single berjudul “No Mellow!” menjadi single terbaru ke 5 dari boygroup UN1TY yang dapat dinikmati oleh pendengar mulai esok Rabu (23/09/2020) di berbagai platform music digital.

Dua hari berselang atau tepatnya pada hari Jumat, (25/09/2020) mendatang UN1TY bakal merilis Vedo Musik (VM) secara premiere di pukul 19:000 via akun YouTube mereka pukul 19:00 WIB. 

Baca Juga : Keren, VM ‘Terbunuh Sepi’ UN1TY Ditonton Lebih dari 1 Juta dalam 6 Hari

Lagu “No Mellow!” ini merupakan hasil kolab Patrick Effendy dengan Stevesmith dan anggota UN1TY. “NO MELLOW!” mengajak anak muda untuk lebih percaya diri dan tidak larut dalam rasa baper. 

Memadukan EDM dan Hiphop

Lagu “No Mellow!” Menunjukkan versatility dan varian karakter dari para anggota.

Mood ceria dan optimis pada lagu ini menjadi warna baru yang bertolak belakang dari rilis UN1TY sebelumnya. Menunjukkan versatility dan varian karakter dari para anggota. 

Di “NO MELLOW!” pendengar dapat menikmati dinamika antara perpaduan electronic dance music dengan hip hop dibanding lagu-lagu mereka yang telah dirilis sebelumnya. 

Baca Juga : Lagu “Terbunuh Sepi” Menjadi Single ke 4 UN1TY

Pesan dari lagu ini, hadapi segala tantangan dengan positif dan bersyukur. No Mellow, Let it Go! 

VM Direkam Menggunakan Smartphone

Pada VM “No Mellow!” menawarkan suatu gebrakan baru dimana sepenuhnya direkam menggunakan smartphone.

VM “NO MELLOW!” juga menawarkan suatu gebrakan baru. Sepenuhnya direkam menggunakan smartphone, dengan menawarkan dinamika visual yang belum pernah terlihat sebelumnya. 

Disutradarai oleh Jhuan Rhama & Sandree Ha dengan koreografi hip hop garapan Sandree Ha serta animasi karya Mr. Kinur, video musik “NO MELLOW!” tampil menggebrak lewat visual kaya warna. 

Playful mood dan sedikit nostalgia juga hadir lewat padu padan streetwear dengan aneka retro items. 

Baca Juga : UN1TY Memilih Jalur Independen dan Platform Digital

Tepat pada hari Rabu esok, (23/09/2020) pukul 16.00 WIB, lagu “NO MELLOW!” sudah dapat dinikmati secara eksklusif di Spotify dahulu. Disusul oleh Digital Streaming Platform lainnya seperti iTunes, Apple Music, Joox, YouTube Music dan Langit Musik. 

Kemudian pada hari Jumat, 25 September 2020. Video Musik “NO MELLOW!” sendiri akan premiere pada tanggal yang sama, pukul 19.00 WIB di YouTube. [*]

Truedy Duality Merilis Single “A Mad Deus Most Art”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Bicara tembang terbaru Truedy Duality, dari judulnya saja sudah ngerik, A Mad Deus Most Art. Kemudian, jika ada kemiripan fonem dengan sang komposer tenar muktahar, memang terinspirasi dari situ. 

Menurut pandangan duo Truedy Duality, Wolfgang Amadeus Mozart, lewat ekspresi musikalnya yang vulgar, moncer terpancar semangat punk rock. Klop dengan pendekatan artistik di diri Truedy dan Kiki. 

Baca Juga : Terinspirasi dari Game, Qorygore Merilis Single “The Highest Rank”

Maka itu mereka berdua menamai lagunya lalu menerbitkan video lirik berkonstruksi bunyi senada “A Mad Deus Most Art”. 

Secara individual, Truedy bisa dibilang lumayan masyhur di kancah musik muda lokal juga nasional. Ia telah merilis beberapa karya yang mendapat apresiasi baik dari publik. 

Kolab dengan Pohon Tua

Namun kolaborasi dengan Pohon Tua bagi keduanya malah bersejarah.

Namun kolaborasi dengan Pohon Tua bagi keduanya malah bersejarah. Bakat masing-masing yang sudah bernas, ketajamannya menjadi makin terarah dan kian trengginas. Bukan malah tumpang tindih, tapi saling menguatkan. 

Truedy yang memiliki sisi liar namun kerap sedikit terkungkung dan Kiki yang sejatinya pemberontak tapi sering harus agak menahan diri, di zona kreasi Pohon Tua Creatorium dihadiahi visa bebas merdeka. 

Baca Juga : “Love Spells” Album Perdana Sivia, Penanda Komitmen dalam Bermusik

Silakan salto-koprol-kayang dalam berkarya. Bukan PSBB (Pembatasan Seni Berskala Besar) tapi PKM (Pembatasan Kesenian Mandiri). 

Art Punk yang Jalang

Baroque pop tenang mendebarkan melaju menuju art punk yang jalang namun tetap estetik.

Truedy Duality tercengang-girang sekaligus tertantang. “Kemampuan Mas Dang membuat kami lebih yakin dan ekspresif saat menulis lagu dan saat rekaman di studio, untuk menantang kemampuan kami lebih jauh lagi.” 

Bayangkan Tori Amos bersulang negroni dengan Amanda Palmer lalu Karen O ikut mencicipi sedikit. Baroque pop tenang mendebarkan melaju menuju art punk yang jalang namun tetap estetik. 

Baca Juga : Uang Muka, Mini Album Terbaru Kejutan Selingan dari .Feast

Ibaratnya semacam Moksartham Jagadhita: segala dharma mencekam Mozart bertujuan untuk mencapai kebahagiaan art punk dan kerohanian Dresden Dolls.  [*]

Terinspirasi dari Game, Qorygore Merilis Single “The Highest Rank”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Masa pandemi  ini  tak membuat  Qorygore  berhenti untuk berkarya. Terinspirasi dari  Game  Battleground, Qorygore  mencoba  merepresentasikanya  ke dalam sebuah lagu. Lalu Qorygore  mengeluarkan single terbarunya berjudul “The Highest Rank”. 

Sebuah  lagu Rap  up    beat dengan  nuansa  peperangan serta  memacu  adrenalin saat mendengarkannya. 

Baca Juga : “Love Spells” Album Perdana Sivia, Penanda Komitmen dalam Bermusik 

“Gw kan sering banget main game, gw coba tuangkan apa yang  gw rasain ke lagu ini,” ungkap Qorygore. 

Qory mencoba mengajak para pendengar untuk  selalu memperjuangkan apa yang mereka mau, dan selalu berusaha sampai ke level  tertinggi dalam hidup. 

Banyak Sound Baru

Lagu ini diproduseri oleh Astagah Bonie & Dj “Slide” Daniel.

Lagu ini diproduseri oleh Astagah Bonie & Dj “Slide” Daniel, dua orang yang sudah  malang melintang di skena Hip – Hop tanah air. “Untuk Beat, Gw banyak masukin sound – sound baru di lagu ini, biar adrenalinnya dapet,”  terang Bonie. 

Sementara dari sisi  Mixing & Mastering Slide yang lebih ambil alih, “Qory suka banget explore, karakter suaranya kuat banget,” kata Slide. 

Baca Juga : Uang Muka, Mini Album Terbaru Kejutan Selingan dari .Feast

“The Highest Rank” sudah dapat didengarkan melalui semua Digital Music Platform mulai (16/09/2020), Serta Video Clipnya ada di channel youtube Qorygore Music.  

So buat kamu pecinta game peperangan, kamu harus dengar lagu ini, dan siap  menuju “The Highest Rank” bareng Qorygore. [*]

“Love Spells” Album Perdana Sivia, Penanda Komitmen dalam Bermusik

warrtamusik.com – Jakarta. Sivia, penyanyi muda berusia 23 tahun merilis album berjudul “Love Spells”. Album perdana Sivia ini digarapnya selama setahun dan berisikan 9 track.

“Love Spells” adalah penanda keseriusan Sivia untuk kembali ke industri musik tanah air sekaligus sebagai bentuk komitmen untuk memantapkan dirinya dalam bermusik.

Baca Juga : Uang Muka, Mini Album Terbaru Kejutan Selingan dari .Feast

Dalam pengerjaan album ini Sivia melibatkan beberapa nama seperti Petra Sihombing, Iwan Popo, Asta Andoko (RAN), Teddy Adhitya, hingga Handy (Soulvibe).

Bereksperimen dalam Musik

Sebagai pecinta harmonisasi Sivia pun turut menghadirkan choir di seluruh lagunya.

Menurut Sivia, nama-nama tersebut dirasa mampu untuk memenuhi keinginannya agar bisa bereksperimen dan mencari tahu gaya musik apa yang ia suka dan yang ingin dibuat. 

Hadirnya nama-nama di atas juga mendatangkan tantangan tersendiri bagi Sivia, tentang bagaimana membuat lagu pop yang berkolaborasi dengan nama-nama yang punya gaya penulisan dan warna musik berbeda. 

Baca Juga : “Amateur” Album Pertama Mikha Angelo

Selain itu, sebagai pecinta harmonisasi Sivia pun turut menghadirkan choir di seluruh lagunya. 

Pada track album Love Spells terdapat intro instrumental dan 3 single yang sudah terlebih dulu dirilis pada tahun 2019 dan beberapa waktu lalu “New York”, “Storm”  dan “Love Jokes”. 

Album Pop Bernuansa RnB dan Soul

Love Spells bisa dibilang merupakan album musik pop yang kental dengan pengaruh RnB dan soul.

Love Spells bisa dibilang merupakan album musik pop yang kental dengan pengaruh RnB dan soul. Pemilihan gaya musik ini berasal dari ketertarikannya yang besar terhadap jenis musik tersebut. 

Walaupun tumbuh dikelilingi musik jazz—karena pernah belajar di sekolah musik, Sivia kemudian menemukan keselarasan antara karakter suaranya dengan musik pop dan RnB, seiring perjalanan karir bernyanyinya.

Berbicara soal tema yang diangkat pada album Love Spells, Sivia mengatakan bahwa karya perdananya ini membahas soal pendewasaan dirinya dan tentang mempercayai proses. 

Baca Juga : “Middle Ground” Lagu Berisi Pesan Mikha untuk Mama

“Album ini menceritakan tentang proses pendewasaan diri gue—tentang gue dan orang-orang yang ada di sekeliling gue, berdasarkan sudut pandang gue. Patah, tumbuh, patah, terus tumbuh lagi. Itu yang gue ceritakan di sini. I do believe in the process,” jelasnya. 

Disamping itu, proses pendewasaan Sivia sebagai penyanyi juga ia tunjukkan lewat kematangan vokalnya di album ini. Dibandingkan dengan karya-karyanya terdahulu, vokal Sivia sudah beranjak pesat; kali ini merepresentasikan dirinya yang sekarang.

Judul Lagu sebagai Kiasan

Sivia memperlakukan sebagian besar judul lagu sebagai kiasan.

Salah satu hal yang juga menarik dari album ini adalah Sivia memilih untuk menamai semua judul lagunya menggunakan bahasa Inggris, sedangkan semua liriknya ditulis dalam bahasa Indonesia. 

Tentu saja, Sivia punya alasan dibalik konsep tersebut. “Gue memperlakukan sebagian besar judul lagu sebagai kiasan. Gue ingin mengajak para pendengar untuk benar-benar menyimak apa yang ingin gue sampaikan di liriknya,” jelas Sivia. 

Baca Juga : Single Terbaru Cokelat “Anak Garuda” Semangat Pantang Menyerah

Dengan kata lain, Sivia tengah menyiapkan kejutan untuk para pendengarnya pada tiap track-nya di album perdananya tersebut.

Album perdana milik Sivia, Love Spells ini sudah dapat diakses di berbagai platform streaming musik daring sejak kemarin. [*]

Uang Muka, Mini Album Terbaru Kejutan Selingan dari .Feast

wartamusik.com – Jakarta. Dua tahun setelah EP “Beberapa Orang Memaafkan” membuat mereka dikenal di seluruh Indonesia, kini .Feast kembali dengan album mini terbaru yang berjudul Uang Muka, dirilis oleh Sun Eater dan hari ini Jum’at (11/09/2020) sudah tersedia di layanan musik digital. 

Uang Muka adalah kumpulan karya yang akan mengukuhkan .Feast sebagai salah satu band produktif di Indonesia.

Uang Muka merupakan sebuah kejutan dari .Feast, karena grup asal Jakarta ini sebenarnya tengah menggarap album ketiga berjudul “Membangun dan Menghancurkan”. Mereka bahkan sudah melepas empat single dari album tersebut secara berkala sejak Juni 2019. 

Baca Juga : .Feast Merilis Single Terbaru Berjudul “Komodifikasi”

Menurut Baskara, Vokalis .Feast,  mereka merasa “Membangun dan Menghancurkan” butuh pengalaman dan kedalaman bermusik yang lebih dibanding apa yang mereka punyai saat itu. 

“Kami pun mengakui merasakan tekanan dari diri sendiri untuk menuntaskan album tersebut dengan sebaik mungkin,” ungkap Baskara.

Uang Muka Menampilkan Earth-08

Dari segi musik, visual dan unsur lainnya mini album Uang Muka menampilkan Earth-08.

Agar lepas dari tekanan tersebut sekaligus mengasah kemampuan bermusik, maka lahirlah Uang Muka sebagai selingan yang digarap dari nol hingga selesai dalam waktu kurang dari dua bulan pada Juli hingga Agustus lalu. 

Untuk proses pengerjaannya, kelima anggota .Feast menjadi produser lagu yang diciptakan masing-masing berdasarkan tema lirik yang ingin diangkat, dengan kawalan Wisnu Ikhsantama sang produser dan Baskara yang memoles dan melengkapi melodi vokal dan lirik semua lagu. 

Baca Juga : .Feast Rilis Single Terbaru “Di Padang Lumpuh”

Karena setiap proyek besar .Feast sejak album debut Multiverses di tahun 2017 diperlakukan sebagai dunia yang berdiri sendiri dari segi musik, visual dan unsur-unsur lainnya, maka Uang Muka menampilkan Earth-08, yakni dunia di mana segala hal bersifat komersial, bagaikan karikatur ekstrem dari dunia nyata dan pola konsumsi kita.  

Cerita Lagu Dibalik Album Uang Muka

Tema besar Uang Muka adalah uang dan bagaimana tiap orang menyikapi hal tersebut dalam konteks dan situasi yang berbeda-beda, apalagi di masa pandemi yang membuat masalah keuangan terasa makin pelik. 

Baskara sendiri menyumbang lagu berjudul “Dapur Keluarga” yang menceritakan, sejauh apa ia mau mencari duit, bahkan dengan cara yang melanggar etika dan norma, ketika uangnya dibutuhkan demi kelangsungan keluarga.

Baca Juga : “Amateur” Album Pertama Mikha Angelo

Uang Muka diiringi musik rock lawas seperti di sinetron zaman dulu. Adnan—gitaris .Feast, menyodorkan “Komodifikasi” yang membicarakan drama klise media sosial yang membuat lini masa kurang segar namun menghasilkan uang dengan musik kencang ala Fever 333 yang cocok untuk memantik koor massal.

Lagu berjudul “Cicilan 12 Bulan” menceritakan kepusingan seseorang yang selalu tunduk akan hasrat kebendaan.

Lagu “Cicilan 12 Bulan” menawarkan rasa garage rock berasal dari kepusingan Awan—Basist menceritakan, orang selalu tunduk akan hasrat kebendaan dan akhirnya pusing cari uang lebih, kerja sampingan atau opsi cicilan. 

Kemudian lagu “Belalang Sembah” lahir dari eksplorasi Dicky—gitar, dalam menggunakan program Logic Pro dan terinspirasi pendekatannya terhadap lawan jenis dari kelas ekonomi berbeda yang membuatnya menyadari “cinta yang katanya murni itu tidaklah murni, tanpa disadari prosesnya dipengaruhi status sosial”. 

Baca Juga : “Middle Ground” Lagu Berisi Pesan Mikha untuk Mama

Sementara itu Ryo Bodat—Drumer, kembali ke akarnya sebagai penggemar musik deathcorelewat “Kembali ke Posisi Masing-masing” yang terilham keresahan dirinya yang ingin hidup tenang.

Selain berisikan 5 lagu utama di mini album Uang Muka dibuka dengan monolog spontan dan absurd.

“Namun “apakah nanti bisa mencukupi diri sendiri dan keluarga, karena tanah, rumah dan pendidikan makin mahal,” kata Bodat.

Selain lima lagu utama di atas, Uang Muka juga dibuka dengan “Kata Pengantar oleh Jason Ranti” yang berisi monolog spontan dan absurd oleh sang musisi eksentrik tersebut.

Baca Juga : Single Terbaru Cokelat “Anak Garuda” Semangat Pantang Menyerah

Secara keseluruhan, Uang Muka sudah bisa dianggap sebuah kesuksesan bagi .Feast karena memungkinkan tiap personel bisa lebih leluasa dalam berekspresi dan berkreasi. [*]

JOOX Kolab dengan Trinity Optima Production Mendaur Ulang Lagu Lawas

wartamusik.com – Jakarta. Melihat ketertarikan anak muda akan lagu-lagu lawas Indonesia, JOOX–platform streaming musik bersama Trinity Optima Productionmengemas ulang lagu-lagu yang populer di tahun 2000-an ke generasi millennials dengan nama program “2000-an di JOOX”.

Dalam kolab tersebut mereka menggandeng musisi kekinian seperti Eva De Jongh, Lesti Kejora, Gen Halilintar, dan figur muda inspiratif lainnya. Program ini dipilih karena menyuarakan kata hati mereka dan masyarakat Indonesia saat ini. 

Kolab ini pun merupakan salah satu bentuk komitmen JOOX untuk terus berinovasi dalam menghadirkan layanan hiburan yang relevan untuk menyuarakan kata hati dan aspirasi anak muda. 

Baca Juga : Dipha Barus & Cade Rilis VM “Down” Melalui Kanal YouTube Ultra Music

Peter May, Head of JOOX Indonesia mengatakan, JOOX selalu menghadirkan beragam konten hiburan yang menarik, salah satunya deretan lagu legendaris tahun 2000-an. 

“Melalui program ini kami ingin mendukung musisi, content creator, serta seluruh pelaku industri kreatif Indonesia untuk dapat terus menghasilkan karya-karya berkualitas yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,” tambahnya.

“Dunia Menangis” Menjadi Projek Perdana

Lagu “Dunia Menagis” yang dinyanyikan oleh Gen Halilintar sebagai pengingat dunia dilanda pandemi virus corona.

Untuk projek lagu pertama dari program ini adalah “Dunia Menangis” yang dinyanyikan oleh seluruh anggota keluarga Gen Halilintar dan telah dirilis secara eksklusif sekaligus perdana di aplikasi JOOX.

Lagu tersebut awalnya dibawakan oleh Sherina dengan judul “Indonesia Menangis” sebagai pengingat bencana tsunami yang melanda Indonesia di tahun 2004. Kini, 2020, dunia dilanda pandemi virus corona, maka judul lagu disesuaikan menjadi “Dunia Menangis”. 

Baca Juga : Bawakan 15 Lagu, Kahitna Bius 300 Mobil di Drive-in Concert

Keputusan ini pun telah disepakati oleh publisher lagu tersebut dengan Trinity Optima Production. Melalui lagu “Dunia Menangis”, Gen Halilintar mengajak diri, keluarga, dan kita semua untuk tetap semangat menghadapi kehidupan dan keadaan terkini dunia.

“Proses rekaman lagu ini cukup menantang karena beberapa anggota keluarga kami belum bisa kembali ke Indonesia. ‘Dunia Menangis’ dapat dinikmati serta menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda agar terus berkarya dan semangat dalam mengejar impian,” ujar Sohwa Halilintar.

Membuat VM Khusus

Setiap dua minggu sekali, JOOX akan merilis lagu baru dari program ‘2000-an di JOOX’.

Setiap dua minggu sekali, JOOX akan merilis lagu baru dari program ‘2000-an di JOOX’ yang dapat dinikmati secara eksklusif. Di akhir program, JOOX akan membuat video musik dari lagu yang paling banyak diputar sebagai apresiasi untuk seluruh pengguna JOOX.  

Awal Agustus kemarin, JOOX berkolaborasi dengan Maliq & D’Essential yang membawakan kembali single legendaris “Pertama” oleh Reza Artamevia dalam program ‘90-an di JOOX’.

Baca Juga : “Amateur” Album Pertama Mikha Angelo

Yonathan Nugroho, Managing Director Trinity Optima Production menjelaskan, tahun 2000-an merupakan salah satu masa berkesan yang dirindukan oleh penikmat musik Indonesia, dimana banyak sekali musisi dan lagu ikonik berkualitas tercipta.

“Kolab bersama JOOX ini untuk mengemas ulang lagu-lagu legendaris tahun 2000-an melalui sentuhan musikalisasi yang segar dan spesial. Kami harap kolab ini dapat memperkaya koleksi musik Indonesia,” jelasnya. [*]

Dipha Barus & Cade Rilis VM “Down” Melalui Kanal YouTube Ultra Music

wartamusik.com – Jakarta. Dipha Barus baru saja merilis Official Video Musik (VM) dari single kolaborasinya bersama Cade “Down”. Video ini berasal dari single kedua Dipha semenjak tergabung dalam label dance musik global Ultra Music asal Amerika Serikat.

Di label ini Dipha Barus bergabung dengan musisi dunia lain seperti Kygo, Alan Walker, Avicii, Calvin Harris, Steve Aoki, Deadmau5, David Guetta, Pitbull, Hardwell, Armin Van Buuren, Benny Benassi dan banyak nama besar lainnya.

Baca Juga : Dipha Barus dan Cade Gelar Live Streaming Single Terbaru “Down” 

Mol Edrin mulai menggarap konsep awal dari video ini dari arti lagu yang sempat disampaikan oleh Dipha Barus dan Cade.

Video berdurasi 03:14 menit ini digarap oleh Mol Edrin sebagai sutradara, dengan menampilkan gabungan elemen visual Sci-Fi dan Retro.

Mol Edrin mulai menggarap konsep awal dari video ini dari arti lagu yang sempat disampaikan oleh Dipha Barus dan Cade, mengenai hubungan yang sempat renggang di masa pandemi ini dan pentingnya menjaga komunikasi sebagai inti dari sebuah koneksi. 

Konsep VM

Visual serta grafis ini dapat merepresentasikan rasa dari arti lagu berjudul “Down”

Mol lalu mencari padanan visual serta grafis yang dapat merepresentasikan rasa dari arti lagu tersebut. Ia pun melihat adanya kecocokan antara treatment sci-fi dan rasa nostalgia yang ada di grafis rave flyer vintage.

“Dan menurut gue, dua treatment tersebut jika dikombinasikan bisa cocok dan malah melengkapi satu dan lainnya” ujar Mol tentang konsep dasar dari video tersebut. 

Baca Juga : Lagu Terbaru “Hoolala”, Mantra Penguat Yura

Pengerjaan video ini pun dilakukan secara remote dan bertahap, karena Dipha berdomisili di Bali dan Cade di Los Angeles.

“Jadi kita syuting Dipha dan dancer pas kebetulan Dipha ke Jakarta, lalu kita minta Cade untuk mengirimkan hasil syuting di Los Angeles. Post-Production semua kita lakukan di Jakarta” ujar Mol.

Bernuansa Retro Sci-Fi

Dipha Barus, Cade dan Mol langsung sepakat untuk mengambil nuansa retro sci-fi.

Sementara itu Dipha Barus menjelaskan, bersama Mol sudah beberapa kali bertukar pikiran untuk mencari ide dasar nuansa video musik ini akan seperti apa, lepas beberapa kali pertemuan kita langsung sepakat untuk mengambil nuansa retro sci-fi.

Baca Juga : Single Terbaru Cokelat “Anak Garuda” Semangat Pantang Menyerah

“Yang membuat gue suka dengan ide ini karena simple yet meaningful. Harapan gue dengan adanya kehadiran video musik ini bisa menularkan energi positif dan mengajak orang-orang untuk channeling energi positif ini.” ujar Dipha sang pencipta lagu Down. 

Mol Edrin sudah beberapa kali bekerja sama dengan Dipha Barus dalam menerjemahkan dan membuat presentasi visual dari karya musik Dipha Barus, mulai dari lagu “No One Can Stop Us (Feat. Kallula)”, “Money Honey (Count Me In) Feat. Monica Karina” sampai “You Move Me (Feat. Monica Karina)”. 

Tiap karya pasti menghasilkan rasa yang berbeda, namun tetap ada ciri khas keduanya dalam warna-warna yang vibrant dan relevan dengan perkembangan jaman. [*]

.Feast Merilis Single Terbaru Berjudul “Komodifikasi”

wartamusik.com – Jakarta. Berdiam di rumah saat pandemi, hampir sebagian besar penduduk di bumi ini memusatkan perhatian pada media sosial. Belakangan, berbagai macam konflik dan drama tercipta di dalamnya, seolah menjadi santapan harian para warganet. 

Ada juga yang dengan sengaja menciptakan ‘buzz’ dan konflik tersebut untuk berbagai kepentingannya. Fenomena tersebut yang .Feast coba rangkum dalam sebuah single berjudul ‘Komodifikasi’ yang dirilis di pada hari Jumat (28/08/2020).

Baca Juga : .Feast Rilis Single Terbaru “Di Padang Lumpuh”

Berbeda dengan 4 single sebelumnya, single Komodifikasi yang sudah dapat didengar di seluruh layanan musik digital ini memulai narasi di Earth-08 dan meninggalkan dunia yang hitam dan putih di Earth-05. 

Fenomena di media sosial tersebut juga digambarkan lewat video klip yang bekerja sama dengan Yudhistira Israel atau lebih dikenal sebagai VNGNC. 

Terdengar Berenergi dan Agresif

.Feast mereka putar ulang berbagai tokoh kontroversial yang menjadi sorotan di media sosial.

Dalam video klip ‘Komodifikasi’ .Feast mereka putar ulang berbagai tokoh kontroversial yang menjadi sorotan di media sosial menggunakan teknologi deep fake. 

“Guwe ngeliat sekarang sering banget orang beropini atau update yang bener-bener harmless di media sosial aja orang masih nemu celah buat ngeributin. Semua orang, kelompok, bahkan negara ada aja dramanya,” ujar Adnan—penulis utama lagu ‘Komodifikasi’.

Baca Juga : “Amateur” Album Pertama Mikha Angelo

Adnan menambahkan, dirinya sering kepikiran agar media social miliknya itu menjadi premium. “Gue berani keluar uang berapa pun. Biar media sosial guwe bisa premium. Biar liat timeline media sosial tuh nggak ada ribut-ribut,” tambahnya lagi. 

Bicara musik, lagu ‘Komodifikasi” terdengar berenergi dan agresif. Dibuka dengan chanting yang diiringi dengan tetabuhan snare drum, suara gitar sarat distorsi dan bass dengan tuning rendah menjadi sajian utama di lagu ini. 

Lagu ‘Komodifikasi’ ditulis oleh Adnan Satyanugraha Putra dibantu Baskara Putra. Direkam bersama-sama kelima anggota .Feast di studio Soundpole milik Wisnu Ikhsantama sekaligus produser dan juga mixing sertamastering engineer[*]

Exit mobile version