Kolaborasi Marion Jola, Danilla dan Ramengvrl MElahirkan Single “Don’t Touch Me”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Lo semua nggak boleh kelewatan buat dengerin kolaborasi terkeren tahun ini! Yup, Marion Jola, Danilla dan Ramengvrl saling bekerjasama buat menghasilkan single terbaru mereka bertiga yang diberi judul “Don’t Touch Me”.

Ini bakalan menjadi kolaborasi yang ter-hot, tergokil, ter-edgy, ter-hits atau apapun kalian menamakannya. Kenapa begitu? Karena di single “Don’t Touch Me” ini tiga wanita dari tiga genre musik yang berbeda dijadikan satu dalam balutan aransemen yang sangat catchy buat didengar.

Marion Jola dengan pop Rn’B-nya, Danilla dengan indie folk-nya ditambah Ramengvrl dengan warna musik rap hip-hop menjadikan single “Don’t Touch Me” sebuah karya yang spektakuler dilihat dari sisi mana pun.

Belum lagi, single yang dirilis di bawah bendera label rekaman Universal Music Indonesia ini juga ditulis oleh mereka bertiga langsung. Membuatnya lebih deep baik itu dari sisi penulisan lirik maupun aransemen musiknya. 

Coba saja dengarkan dan baca liriknya, mereka berbicara tentang women empowerment, suatu issue yang sangat dekat dengan kehidupan mereka bertiga sebagai perempuan. Ada tiga cerita kemarahan dari mereka masing-masing sebagai penegasan dari isi pesan yang ingin disampaikan.

Masih banyak perempuan di dunia yang harus menghadapi stereotip tradisional yang dilabelkan pada keluarga atau lingkungan mereka. Sudah seharusnya perempuan memiliki self-worth, kepercayaan diri, dan kebebasan untuk membuat pilihan sendiri. Seperti itu mereka memaknai isi pesan dari single “Don’t Touch Me” ini.

Women empowerment ini dapat dibilang sebagai salah satu cara bagi perempuan untuk mendapatkan pengakuan dan kesadaran diri akan potensi dan kelayakan yang dimilikinya dalam menghadapi dunia yang penuh dengan konfrontasi gender bias.

Sementara berbicara departemen suara, kalian sudah tidak harus meragukan apa yang mereka sajikan di single “Don’t Touch Me”. Komposisi atau pembagian part masing-masing sangat pas dan selaras di semua elemen suaranya. 

Alunan musik pop dengan sentuhan swing sangat kentara di single “Don’t Touch Me”, namun dengan kepiawaian mereka bertiga dalam memberikan harmonisasi dari ciri khas masing-masing membuat lagunya menjadi sinkron. Tidak berlebihan, tapi sangat relevan perpaduan vokal mereka dalam aransemennya. Brilian!

Oh ya, sebagai tambahan informasi, video musik dari single “Don’t Touch Me” ini akan digarap oleh Anton Ismael sebagai sutradaranya. Nggak usah dipertanyakan lagi dong ya kapasitas beliau di dunia sinematografi. Makin penasaran kan?

Langsung aja dengarkan “Don’t Touch Me”, single dari kolaborasi terbaik di tahun ini persembahan Marion Jola, Danilla, dan Ramengvrl di semua platform layanan musik digital. (*)

Serene, Single Kedua Sivia Menuju Mini Albumnya

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Selang setahun melahirkan album perdananya, dan merayakan Are You My Valentine? sebagai hadiah hari ulang tahun ke-24, Sivia kembali membagikan pengalaman yang ia rasakan melalui single terbarunya bertajuk Serene (18/06). Serene merupakan perilisan single kedua sebagai jembatan menuju mini album Sivia yang akan datang. 

Setelah mengangkat tema proses pendewasaan di album sebelumnya, kini Sivia membagikan pesan akan rasa tenang yang ia miliki kepada para pendengarnya melalui Serene sebagai karya terbarunya. Sebagaimana Serene diartikan sebagai ketenangan yang seseorang kerap rasakan sesaat setelah hujan, dan hujan; ia tujukan sebagai potret akan seseorang yang mampu memberikannya sebuah rasa tenang. 

Senandung Serene merupakan bentuk pandangannya tentang bagaimana jatuh hati bukan hanya sebuah proses yang menyenangkan, tetapi juga banyak waktu menimbulkan banyak tanya. Baginya, fase tersebut bukan hanya ada pada saat patah, tetapi juga saat jatuh hati sekali pun. Dan berkat ketenangan yang rasakan, pertanyaan bukan lagi menjadi sebuah perkara yang harus dilalui.

Menilik karya-karya sebelumnya, Serene juga merupakan sebuah karya yang dekat dengan pengalaman dirinya pribadi. Melalui lagu ini, Sivia ingin membagikan rasa tenang yang ia miliki beserta sebongkah pengalamannya dalam memahami rasa cukup. 

Lagu ini menceritakan tentang ketenangan ketika kita bersama seseorang, lalu secara sadar kita tahu bahwa kita ada di fase di mana semuanya terasa cukup, dan kita nggak punya celah untuk bertanya-tanya lagi. Aku rasa, lagu ini juga menceritakan tentang bentuk lain dari jatuh cinta.” Jelasnya.

Setelah melakukan eksplorasi musik di album sebelumnya, Sivia kembali mengawinkan hal-hal baru melalui single terbarunya ini. Di luar ia dibesarkan dari paduan suara (choir) selama bermusik, Sivia kembali mengikutsertakan choir pada single terbarunya yang mampu menciptakan sebuah harmonisasi yang bersinergi seperti di karya-karya sebelumnya.

Melalui Serene, pendengar akan dimanjakan oleh nuansa sentimental yang dibangun dengan iringan strings dan turut memberikan kesan dramatis pada lagu ini. Dalam lagu ini pula, Sivia tengah menyajikan bentuk ketenangan dengan suasana yang berbeda untuk para pendengarnya.

Dalam proses pembuatan single ini sendiri, Sivia kembali berkolaborasi dengan Iwanpopo selaku produser, dan turut bekerja sama dengan Wishnu Dewanta dalam pengaplikasian aransemen strings dalam lagu ini.

Aku senang banget karena bisa bereksperimen di musikku, seperti bisa pakai strings di lagu ini. Aku merasa, ada suasana baru yang bisa terciptakan melalui strings. Meski pun agak tricky, Wisnu bisa mewujudkan apa yang ada di kepalaku di lagu ini.” Tuturnya.

Serene lahir sebagai karya lain dari Sivia yang mampu menyentuh, dan menenangkan para pendengarnya, sebagaimana maknanya. Dalam karya terbarunya, Sivia seakan menampilkan sisi lain dari kedewasaan dirinya dalam bermusik, terlepas dari pengemasan musik, mau pun dalam pembuatan lirik itu sendiri.

Dengan lirik yang sederhana, dan keteduhan iringan musik kali ini, Sivia berharap lagu ini mampu menemani para pendengarnya dalam melewati sebuah proses lain dari kehidupan. 

Sebagaimana pengharapan dari dirinya, “Aku nggak tau apakah laguku bisa menyembuhkan, tapi paling nggak, aku berharap semoga lagu ini bisa menemani siapa pun yang mendengarkan.” Tambahnya. Mari mengenal tenang lebih dekat, dan tenggelam kembali bersama karya terbaru dari Sivia. Serene dijadwalkan akan bermuara secara resmi di berbagai platform streaming musik secara daring pada 18 Juni 2021. (*)

Menuju Album Perdana-nya, Gangga Kembali Rilis Single terbarunya berjudul “Whiskey Bottle”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Setelah merilis single bertajuk Forever pada bulan Maret lalu, kini Gangga kembali merekam kisahnya melalui single terbarunya berjudul “Whiskey Bottle. Masih dengan rasa yang familiar, tema kerinduan dan proses patah hati pun menjadi irisan di antara keduanya. Whiskey Bottle menjadi salah satu single yang dirilis sebagai jembatan menuju album perdana Gangga.

“Forever dan Whiskey Bottle itu karya yang beriringan, dan punya kesinambungan cerita. Whiskey Bottle sendiri bakalan jadi salah satu pembuka dari album pertama nantinya.” Ungkapnya. Whiskey Bottle dapat dikatakan sebagai bagian dari perjalanan seseorang yang tengah berproses dalam kesedihan akan sebuah memori dan patah hati. Beserta di dalam prosesnya, selain diperuntukan untuk mewakili seseorang yang tengah merindu, lagu ini ia tujukan secara sadar untuk memotret upaya seseorang dalam melupakan masa lalunya.

Meski memiliki ide cerita yang serupa, namun Whiskey Bottle dikemas dengan warna yang berbeda dari single sebelumnya. Masih dengan kerapuhan sebagai euforia utama, alih-alih kembali dengan lantunan musik yang cenderung pelan, lagu ini justru disajikan dengan irama khas middle-up yang mampu menarik perhatian para pendengar saat menyelami karya ini. Whiskey Bottle akan terasa rapuh, tetapi juga terdengar ringan di waktu yang bersamaan.

“Di Whiskey Bottle ini, gue cerita proses yang gue laluin sebelum berada di fase Forever. Dari pembawaan musik di lagu ini, gue mau melewati fase ini, kesedihan dan patah hati, dengan lebih rileks untuk bisa memahami dan menerima kesedihan yang gue memiliki.” Jelas Gangga.

Dalam proses pembuatan single ini, Gangga bekerja sama dengan Petra Sihombing dalam penulisan lirik dan bersamaan dengan memproduseri lagu ini secara penuh. Bukan hanya Petra Sihombing, ia juga menggandeng Mohammed Kamga sebagai pengarah vokal (vocal director) dalam karya ini. Menurut Gangga, di tengah usia bermusiknya yang masih belia, berkolaborasi dengan keduanya adalah sebuah kesempatan yang menarik. Tidak terhenti sampai di sana, apiknya kolaborasi ini turut terefleksi dengan baik dalam hasil akhir Whiskey Bottle ini sendiri.

“Ternyata gue bisa nyambung sama keduanya. Kolaborasinya asik, dan seru. Dari kolaborasi ini pun, gue merasakan banyak pelajaran yang gue dapat dari Petra dan Kamga. Dan setelah gue dengar hasil akhirnya, gue merasa puas banget.” Jawabnya. Selain merasa puas dengan hasil kolaborasinya, dalam single ini Gangga menganggap bahwa lagu ini menjadi sangat personal untuknya. Berangkat dari pengalaman pribadi, Whiskey Bottle otomatis menjadi terasa begitu dekat dengannya.

Gangga dan karyanya yang kerap dikenal dengan berbagai pengandaian, kali ini pilihannya jatuh pada sebotol Whiskey. Selain spesial, Whiskey dianggap menjadi analogi yang tepat untuk menceritakan proses kesedihan beserta kerapuhan emosi yang ia rasakan terhadap seseorang yang ia tuju dalam karya terbarunya. Dalam karyanya kali ini, Gangga menyungguhkan para pendengarnya sebuah abstraksi dari kesedihan akan memori dan patah hati dari sebotol Whiskey dalam mendeskripsikan rasa yang ia miliki. Baginya, hal ini menjadi mudah untuk dapat dipahami oleh para pendengarnya, apabila ia memberikan gambaran sebuah rasa melalui objek nyata di sekitar. “Whiskey Bottle ini sesuatu yang tadinya gue anggap sebagai pemanis dalam pelarian semasa gue berproses, tapi pada akhirnya gue salah. Ternyata yang spesial itu bukan objeknya, tapi justru perempuan itu sendiri.” Tuturnya.

It’s always you at the bottom of my whiskey bottle over and over again —merupakan sepotong lirik istimewa yang menjadi sorotan pada lagu ini. Sebagaimana penggalan lirik tersebut menggambarkan kondisi dependensi seseorang terhadap seseorang lainnya yang mampu mendistraksi hal-hal penting di sekitar. Sepotong lirik yang tertuang dengan manis, tetapi juga lirih di waktu yang bersamaan. “Perasaan itu yang gue rasain waktu nulis lirik, rasa yang kuat sama orang tersebut ternyata bisa mengalahkan hal-hal lain. I’ve traveled far, lagu ini adalah gue. Dan di lagu ini, ternyata yang gue temuin cuma ada dia.” Ujarnya.

Dengan warna musik yang cukup berbeda dari biasanya, lagu ini beserta dengan segala kerapuhannya, akan memberikan kehangatan, dan kedekatan untuk para pendengarnya. Whiskey Bottle dirilis untuk pertama kalinya pada tanggal 25 Juni 2021. Pada hari yang sama, Gangga juga akan merilis single terbarunya dengan format yang berbeda, yakni video visual, dan video lirik tujuh hari setelahnya di kanal Youtube pribadinya. Pada kali kelima, Gangga akan kembali menemani para pendengarnya berproses bersama dengan memori dan lantunan sebotol Whiskey yang ia miliki. (*)

Idgitaf Mengangkat Kisah Lain di Video Musik “Berlagak Bahagia”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. “Terkadang seseorang harus melewati jalan lain untuk menemukan hidupnya kembali. Sebuah transformasi bisa saja hanya pelarian sesaat, karena begitu tiba di persimpangan ia berhak memilih cara mana yang terbaik agar tetap merasa bahagia.” 

Setelah beredar di berbagai layanan streaming musik Jumat (2/7/2021) lalu, Idgitaf akhirnya resmi merilis video musik single “Berlagak Bahagia” di kanal YouTube Idgitaf.

Video musik tersebut memiliki tema penerimaan diri tentang seorang laki-laki yang memendam keinginannya menjadi perempuan. 

Sosok ini berjibaku agar tidak menentang norma sosial bahwa ia adalah laki-laki.

Berbeda dari video musik yang sebelumnya, Gita kali ini tidak memerankan langsung melainkan Julfikar Maha Putera hadir sebagai pemeran utama.

“Menurut aku sulit untuk bisa melahirkan dua karakter yang eksekusinya bagus. Aku mendapatkan rekomendasi dari komunitas seni pertunjukan, Jakarta Movement of Inspiration. Di mana aku juga tergabung di dalamnya, dan aku langsung memilih Julfikar,” kata Gita.

Video yang disutradarai Anbo Ontocheno ini mengambil lokasi syuting di sebuah rumah di wilayah Tanah Kusir, Jakarta Selatan. 

Pengambilan gambar dimulai dari adegan Julfikar duduk di sebuah kursi sambil mengapit sigaret di jemari tangan kanannya.

Ia tampil mengenakan gaun kuning dan sepatu hak tinggi berwarna putih. Dua warna yang melambangkan jiwa manusia, perdamaian, dan keceriaan. Gita coba mencari permasalahan manusia yang berlagak bahagia paling ekstrim.

“Apakah dia akan terus berlagak bahagia? Aku cari momen itu. Kira-kira apa yah di momen hidup orang. Tapi, kayaknya semua bisa diubah kalau kita mau. Kalau ada kesempatan, dan ternyata itu aku temukan di kisah transgender,” ungkap Gita.

Cuplikan di akhir video menunjukkan akting Julfikar tengah membayangkan betapa bahagia dirinya saat menjadi perempuan. Sampai ia menyadari nasibnya tak mungkin berujung baik. Ia terjebak dalam raga di balik jeruji besi pikirannya sendiri.

Gita mencari level mana orang bisa berlagak bahagia. Ia mencari kemungkinan di level mana orang tidak bisa mengubah hidupnya sampai harus berpura-pura bahagia.

Perilisan video musik “Berlagak Bahagia” ini membuktikan kepiawaian Gita dalam mengeksplorasi lirik lagu karena ia pula yang bertindak sebagai penulis naskah video demi menyempurnakan visualisasinya.

“Ini eksplisit – implisit. Ini implisit karena tidak ada dialog. Eksplisit karena memang sudah jelas, ini laki-laki yang ingin menjadi perempuan. Video musik ini tidak ada benang merahnya, sama seperti lagunya,” tutup Gita.

Berbicara mengenai target penonton, Gita menyebutkan laki-laki dan perempuan berusia 18 – 24 tahun. Gita berharap, siapapun mereka yang menyaksikan video ini tidak akan sulit menerima alur ceritanya. (*)

Dewa 19 Menggandeng Yura Yunita Merilis Versi Terbaik Lagu “Kangen” dan “Risalah Hati”

WARTAMUSIK.com – Jakarta.Sebelum ada Yura Yunita, jarang sekali ada penyanyi perempuan yang mahir menciptakan lagunya sendiri”. Ucap Ahmad Dhani melalui video yang diunggahnya di kanal YouTube Video Legend. 

Megah, berkelas dan elegan, adalah tiga rasa yang akan langsung dirasakan saat pertama kali mendengarkan rilisan hasil kolaborasi Dewa 19 dan Yura Yunita ini. Masih dalam rangkaian rilisan ulang, karya-karya terbaik Dewa 19, kali ini sang legenda hidup, Ahmad Dhani menggandeng Yura Yunita yang dipercaya untuk menyanyikan kembali dua lagu legendaris milik Dewa 19, yaitu “Kangen” dan “Risalah Hati”. Kedua lagu ini sudah mempunyai ruang di hati para pencinta musik Indonesia, namun baik Ahmad Dhani dan Yura Yunita percaya bahwa dengan mereka berkolaborasi, dapat menghasilkan versi terbaik untuk kedua lagu ini dan memberikan efek magis pada lagu yang sudah dirilis sejak tahun 1992 ini. 

Saya yakin banget single “Kangen” versi Yura ini bisa mengalahkan lagu “Kangen” yang pernah dibawakan versi Alm. Chrisye dan Sophia Latjuba dulu tahun 2000-an. Menurut saya, Yura ini keren banget nyanyiin lagu “Kangen” dan “Risalah Hati” apalagi diiringi oleh orkestra pimpinan saya dan Guntur Pardjono Putra. Banyak orang yang pernah meng-cover lagu ini, tapi saya yakin Yura Yunita ini berhasil menyanyikan lagu ini dengan cara nyanyi dia sendiri yang unik, berbeda dari yang lain.” Ungkap Ahmad Dhani. 

Kedua lagu yang dinyanyikan ulang oleh Yura Yunita ini, menjadi bagian dari rangkaian rilisan menuju perhelatan selebrasi Dewa 19 ke 30 tahun, yang puncaknya akan berlangsung pada 2022 mendatang. Ahmad Dhani mengaku bahwa dalam setiap karya musiknya, beliau ingin menunjukan keahliannya dalam bermusik. Begitupun dengan kolaborasi ini, ia ingin menunjukan keahliannya dalam mengolah lagu yang sudah familiar ini, menjadi sangat otentik khas Yura Yunita dengan kemampuan teknik vokalnya serta aransemen musik yang belum pernah ada sebelumnya di versi lain lagu-lagu ini. Sentuhan aransemen musik orkestra di kedua lagu ini, adalah hasil pikir bersama antara Ahmad Dhani dan Yura Yunita.

Proses produksi kolaborasi ini telah berlangsung sekitar 1 bulan lamanya. Selama proses kolaborasi ini berlangsung, Yura Yunita mengaku banyak mendapatkan ilmu dari sang legenda Ahmad Dhani, bagaimana dedikasi dan integritas adalah kunci untuk bisa bertahan dalam 30 tahun bermusik. 

Kaget banget sih waktu awal di kontak sama Mas Dhani buat main kerumahnya. Katanya dapat nomorku dari mas Armand Maulana. Ternyata diajak untuk merilis kembali lagu favorit aku, yang bahkan lagu “Kangen” itu udah ada sebelum aku lahir di dunia ini. Aku betul betul mengidolakan dan tumbuh besar dengan karya musik jenius dari Dewa19 sejak aku SD. Dan Wow,  sekarang official lagu “Kangen” dan “Risalah Hati” dinyanyikan sama aku. Kolaborasi ini diproduksi oleh Mas Dhani & Dewa19 tuh like a dream come true. Gak pernah nyangka dan bangga banget pastinya!” tutur Yura Yunita.

Yura Yunita juga merasakan bahwa kedua lagu ini akan rilis di momentum yang tepat, dimana dapat mewakili perasaan kita semua di masa yang penuh tantangan seperti saat ini. Saat dimana jarak menjadi sebuah keharusan, dan dimasa semua kata rindu semakin membuat kita tak berdaya menahan rasa ingin jumpa untuk melepas kerinduan yang terpendam. Lagu “Kangen” terutama, seakan membuat hati kita hangat selayaknya berada dalam dekapan orang terkasih. 

“Kangen “ dan “Risalah Hati” mulai bisa didengar pada Jumat, 23 Juli 2021, melalui semua layanan musik streaming. Semoga kedua lagu ini dapat melengkapi hati para pendengarnya. (*)

Satu Lagi, Talenta Musik Muda Indonesia, Jeremy Worotika, Rilis “Sampai Habis Waktuku”

WARTAMUSIK.com – Jakarta.  Dengan berbagai pertimbangan, lagu Sampai Habis Waktuku diputuskan untuk menjadi lagu bertema cinta dengan balutan aransemen Pop yang ringan , menjadi  lagunya yang dirilis untuk pertama kali.

“Lagu ini bercerita tentang keadaan sepasang kekasih yang tidak juga menemukan cara untuk bisa tetap bersama. Walaupun segala cara dilakukan namun semua permasalahan yang ada tidak juga menemukan jalan keluar yang diharapkan. Sepertinya cinta dan pengorbanan sudah tidak lagi bisa mengatasi perbedaan yang ada’, jelas Jeremy.

Jeremy Worotikan,  musisi multi talenta yang terlahir di tengah keluarga musisi. Darah seni yang mengalir kuat dalam dirinya membuatnya selalu produktif dalam berkarya. Hal ini bisa dilihat dari aktifitas media sosial yang dimilikinya.

Saat ini Jeremy memiliki kegiatan rutin mengajar musik di salah satu sekolah internasional di bilangan Cibubur sebagai Guru Musik. Selain mengajar, Jeremy tidak pernah meninggalkan kebiasaannya menulis lagu yang kerap dilakukannya sejak di bangku Sekolah Menengah Atas.

Sebagai musisi yang ingin dikenal melalui karya karyanya, Jeremy memutuskan untuk memulai proses merekam lagu lagu yang pernah ditulisnya ke arah yang lebih serius. Setelah perbincangan serius dengan sang Ayah yang adalah seorang Produser Musik, proses pemilihan lagu pun dimulai.

Jeremy berharap lagu yang sepenuhnya dikerjakan berdua dengan sang Ayah tanpa melibatkan musisi lain ini bisa diterima dengan baik di industri musik saat ini. Selain ingin memberikan yang terbaik kepada para penikmat lagu ini, Jeremy secara khusus juga ingin memberikan contoh kerja keras dan hubungan keluarga yang baik kepada murid muridnya di Sekolah Global Mandiri Cibubur.

Tanggal 11 Juni 2021 lalu, lagu Sampai Habis Waktuku ini telah dirilis melalui chanel Youtube Jeremy Worotikan Official. Lagu ini akan menjadi pembuka jalan untuk karya-karya Jeremy selanjutnya. Karena saat ini proses rekaman untuk lagu-lagu yang lain sedang berjalan. Akan ada beberapa kejutan yang siap dirilis sampai akhir tahun ini. Nantinya seluruh karya karya dari Jeremy Worotikan akan dirilis melalui label yang dibentuk bersama Ayahnya, Rully Worotikan, Fresh Nature Music. (*)

SAÉ Bawa Kita Tersenyum Dan Terhanyut Di Single Terbarunya, ‘Tersipu’

WARTAMUSIK.com – Jakarta.  Setelah menggebrak pasar musik Indonesia di akhir tahun 2020 lalu, kini group band yang terdiri dari Bowo Soulmate, Mario, Koko Iryawansyah, Inal Chaniago, dan Ridho Raissa bernama SAÉ kembali menyapa penikmat musik Indonesia dengan single terbaru ‘Tersipu’. Jika di dengarkan, single SAÉ satu ini tentu akan membuat siapapun tersenyum dan terhanyut dalam beat di lagunya yang sangat catchy.

‘Tersipu’ tercipta karena, menurut SAÉ, melihat kebahagiaan seseorang itu akan membuat orang lain turut terbawa suasana bahagia tersebut. Itulah kenapa, mereka ingin membuat orang-orang lebih bahagia dengan hanya mendengarkan lagu ini. Menceritakan tentang seorang Pria yang awalnya ragu pada pasangannya, namun ketika melihat kesopanan dan cerita yang mereka lalui berdua, akhirnya sang lelaki memantapkan diri untuk melamar sang Wanita. Memang, di lagu ini, SAÉ ingin menekankan bahwa cerita cinta yang romantis itu memang nyata adanya. Dalam menciptakan lagu ini, SAÉ ikut dibantu sosok-sosok luar biasa di dunia musik, seperti Hery Alesis yang terlibat dalam proses Aransemen, Mixing, Editing, hingga Sound Design dari SAÉ. Adapula Rio Exo yang menjadi Sound Engineer, serta Dimas Pradipta yang ikut membantu dalam proses Mastering. Vokal dari lagu ini sepenuhnya dilakukan di Bro’s Studio. Melihat kembali proses pembuatan lagu ini membuat SAÉ benar-benar sadar bahwa walau mereka sering berbeda pendapat dalam proses tersebut, itu justru membuat segalanya terasa menyenangkan dan seru untuk dilakukan lagi dan lagi.

Tentu, tidak hanya merilis single ini dalam bentuk digital audio saja, SAÉ telah menyiapkan video lirik yang diprakarsai oleh Bow230 THEEXOMOTO. Selain itu, Ayoe Purnamasari, Derinta, dan Adit, juga merupakan sosok yang ikut meramaikan pembuatan lagu ini hingga dapat dirilis. Selain berharap lagu ini bisa membuat seseorang tersenyum dan merasa bahagia, SAÉ juga ingin orang-orang tetap yakin akan cinta dan terus berjuang untuk menemukan cinta yang mereka cari. “Saat kita tahu orang yang kita suka mempunyai perasaan yang sama, itulah saat dimana kita merasa tersipu dibuatnya,” ungkap SAÉ. Selepas merilis single ini, SAÉ telah menyiapkan lagu-lagu yang tak kalah manisnya. Jadi, bersiaplah dibuat mabuk kepayang akan manisnya cinta lewat lagu-lagu dari SAÉ!. (*)

Swellow, Satu Lagi Cerita Manis dari Bogor dan Indie Rock-nya.

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Layaknya Jakarta sebagai Kota Metropolitan dan Bandung sebagai Kota Kembang, maka bisa dibilang (dengan sangat sotoy, tentunya) bahwa Bogor bisa mendapat predikat sebagai Kota Indie-Rock, bukan lagi sebagai Kota Hujan ataupun Kota Seribu Angkot. Terdengar menggelikan? Jelas. Respon yang sama juga dilontarkan oleh sang gitaris Swellow, Andi ‘Idam’ Fauzi jika mendengar predikat tersebut. “Geleuh”, katanya. Namun, tentu saja tidak sembarangan saya menempatkan predikat tersebut kepada Bogor .

Ingat Reid Voltus? Unit indie-rock asal Bogor yang sempat harum namanya di pertengahan era 2000-an? Setelah Reid Voltus meredup dan memutuskan untuk vakum di tahun 2012, kiprah “band indie- rock asal Bogor” dilanjutkan oleh kemunculan Texpack yang langsung mengambil hati para ‘abang-abangan’ di skena sana. Tidak berhenti disitu, muncul juga Rrag sebagai gerbong lanjutan cerita manis ini.

Di tahun 2021, untuk cerita yang satu ini, sebenarnya mereka bukanlah sebuah unit musik yang baru, mengingat nama-nama di dalamnya adalah nama-nama yang juga sudah tidak asing lagi di Bogor.

Andi ‘Idam’ setelah menutup perjalanannya bersama Reid Voltus, kini dirinya kembali ke jalur indie-rock (yang sebenarnya tidak pernah ia tinggalkan) bersama dengan empat nama lainnya, dengan membawa nama Swellow. Empat nama lainnya, adalah Bayu Azni (vokal, juga mengisi vokal di Diskoteq), Afnan Hissan (gitar, juga mengisi gitar di Texpack), Misbahuddin Nika (bass), dan Fadhil ‘Opay’ Naufal (drum). Tidak tanggung-tanggung, Swellow langsung menambah satu lagi cerita manis dari Bogor dan indie-rocknya dengan menghadirkan EP perdana mereka, Karet.

Resmi dilepas pada hari Minggu (23/05) lalu, Karet melengkapi rangkaian dari hadirnya nomor-nomor eceran dari Swellow yang sudah lebih dahulu dilepas, sebut saja “Gargantua” dan “Sukar” di beberapa waktu ke belakang.

“Beberapa materi yang sudah direkam akhirnya pada tahun 2021 ini kita pilih kembali, menjadi pembukaan yang kiranya bisa merepresentasikan seperti apa wajah Swellow”, tutur Bayu. “EP Karet dari Swellow bisa dibilang sebenarnya adalah hasil sortiran dari beberapa materi yang sudah direkam. Adalah sebuah hasil rangkuman dari beberapa materi yang dianggap cukup mewakili sebuah karakter dari Swellow itu sendiri”, tambah Idam.

Untuk urusan mixing dan mastering, Swellow menyerahkan semuanya kepada Deni ‘Denol’Noviandi dari Bens Co. Studio, seorang teman baik yang juga sering membantu menggarap rilisan-rilisan dari Bogor.

Selain hadir melalui Bandcamp dari Tromagnon Records, Swellow juga turut menghadirkan EP Karet dalam format kaset yang sudah bisa didapatkan melalui akun Instagram mereka. Pada tanggal 2 Juli 2021 Karet pun dapat dinikmati secara utuh di berbagai platform digital. Kemudian di bulan Agustus, lewat kerja sama dengan label rekaman demajors, akan dirilis dalam format compact disc, dengan tambahan dua lagu eksklusif bertitel “Kalam” dan “Superstitious Night”, yang menampilkan Alvi Ifthikhar dari grup Gascoigne pada vokal. (*)

Bagas Ran, Juara Idola Cilik RCTI Rilis   Single “Cinta Terakhirku”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Bagas Ran, penyanyi muda berbakat yang memulai kariernya sebagai juara Idola Cilik RCTI pada season 4 tahun 2013 ini tak terasa kini sudah semakin beranjak dewasa. Sebagai penyanyi yang produktif mengeluarkan karya, Bagas pun bermetamorfosis sebagai Komposer lagu. Ia mulai merilis lagu-lagu yang ditulisnya sendiri seperti pada single ‘Lelah Menanti’ dan ‘Takkan Bisa Bersama’.

Masih dibawah naungan label Indosemar Records, Bagas Ran kembali merilis lagu yang dibuatnya pada tahun 2020 lalu. Lagu yang berjudul “Cinta Terakhirku” ini merupakan lagu ungkapan rasa cinta kepada seseorang yang disayangi.

“Lagu ini menceritakan tentang rasa syukur seseorang karena telah dipertemukan dengan cinta sejatinya dan menganggap sang kekasih adalah jawaban dari doa-doanya selama ini. Sehingga ia sangat yakin bahwa ini adalah cinta terakhirnya”, jelas Bagas.

Awalnya Bagas menulis lagu ini untuk sang bunda, namun ia memutuskan melakukan perubahan pada liriknya untuk membuat lagu ini bisa dinikmati oleh semua kalangan penikmat musik Indonesia.

“Pas Mother’s Day tahun 2020 lalu, ada ide pengen bikin lagu buat Mama dan mau aku  upload di socmedku di hari itu biar surprise gitu loh, tapi karena sesuatu hal, lagu ini baru sempat aku upload di bulan Januari 2021 dan ternyata direspon baik oleh followers-ku. Karena banyak yang suka, lalu aku pikir mungkin ada baiknya kalo liriknya aku rubah, lagu ini bisa lebih bermakna universal supaya bisa diterima lebih luas lagi dan tidak terdengar segmented”, jelas  Bagas.

Bagi Bagas, lagu “Cinta Terakhir” ini sedikit berbeda dengan 2 lagu yang ia tulis sebelumnya. Jika lagu-lagu sebelumnya lebih mengangkat tema tentang patah hati, namun lagu ini justru sebaliknya, bercerita tentang kasmaran atau menggambarkan perasaan mencintai seseorang dengan sangat dalam.

Untuk musik di lagu ini, meski hadir dengan genre Pop namun Bagas memberi sedikit sentuhan Folk dengan permainan gitar yang apik dan aransemen musik yang sangat menyentuh hati di lagu terbarunya ini. Disini Bagas kembali mengajak Tito P. Soenardi sebagai Music Arranger. Namun untuk Vocal Director di lagu ini, kali ini Bagas dibantu oleh Markus Pamena.

 “Aku berharap lagu ini bisa dijadikan lagu untuk mengekspresikan rasa sayang ke pasangan, ke orang tua atau ke siapapun. Semoga lagu ini bisa relate ke kehidupan banyak orang sehingga isi dan rasa dari lagu ini bisa sampai ke hati semua yang mendengarkan”, ujar Bagas Ran. (*)

Proses Pendewasaan Diri Ala Angie Zelena di Single Pertama ‘Titik Dewasa’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Satu lagu musisi asal Bandung yang siap meramaikan industri musik yang semakin berwarna. Angie Zelena, musisi muda asal Bogor ini memang sudah tertarik dengan dunia musik sejak berumur 5 tahun. Sejak saat itu, dia sudah mulai terbiasa untuk bernyanyi, menulis lagu, hingga memproduksi lagu sendiri. Banyak karya yang telah dibuat oleh Angie dan sempat diunggah di akun jejaring sosial miliknya, entah itu karya orisinal maupun single cover dari lagu-lagu musisi kesukaannya. Anggie juga merupakan seorang musisi yang menyukai dan fokus pada musik-musik tradisional. Kini seakan ingin menunjukkan keseriusannya dalam bermusik, Angie merilis single pertamanya yang berjudul ‘Titik Dewasa’.

‘Titik Dewasa’ menceritakan tentang sebuah ambisi perjuangan seseorang di titik menuju pendewasaan dirinya. Di lagu ini, Angie turut menceritakan lika-liku kehidupan menuju seseorang yang lebih dewasa lengkap dengan masalah-masalah kehidupan, percintaan, bahkan beberapa kegagalan yang dialami. Dituangkan oleh Angie ke dalam lirik yang lugas, ‘Titik Dewasa’ juga ingin memberikan pesan bahwa tumbuh dewasa tidak seperti yang kita bayangan semasa kecil tapi itu hal yang normal dijalani oleh masing-masing orang. Selain Angie, lagu ini juga turut dibantu oleh Ronald Wilson dalam hal Aransemen, serta Produser Musik, sementara untuk Mixing dan Mastering dilakukan oleh Canggar Krisnatry. Tidak sampai disitu saja, karena kecintaannya dengan musik tradisional, di lagu ini Anggie turut menambahkan beberapa instrument musik tradisional di dalamnya.

Video musik dari lagu ini juga telah dirilis di kanal Youtube dari Angie. Memiliki konsep short movie, Angie berusaha menghadirkan cerita yang secara spesifik merujuk pada masalah yang dihadapi tiap manusia yaitu keluarga, karier, dan cita-cita. Mood yang gloomy dari video musik ini sengaja dipilih oleh Angie agar cerita dari video dan pesan dari lagu bisa tersampaikan secara jelas sekaligus membuat orang yang menonton terhanyut saat menontonnya. Proses pembuatan ini dibantu keluarga dan team dari Videographer Cipta Gema, sekaligus menghadirkan Reihan, Ryan, dan Yola sebagai Cast dalam video musik ini.

Angie berharap dengan rilisnya single ‘Titik Dewasa’ ini bisa memberikan pesan yang mewakili perasaan dan emosi dari setiap pribadi yang juga sedang mengalami titik tersebut. Tentu, langkah awal ini menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk Angie dan membuat dirinya tidak sabar untuk menunjukkan warna lain dirinya di singlesingle yang akan dirilisnya mendatang. (*)

Exit mobile version