Untuk Menyemangati Masyarakat Indonesia, Alien Child Rilis Single “BOMBOM”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Alien Child datang lagi. Setelah melewati kegundahan gegara “Lonely Holiday”, kali ini mereka lebih bersemangat, lebih enerjik lagi. Satu karya termutakhir berjudul “BOMBOM” dirilis ke publik sejak 15 Mei 2021, versi audio single ini telah dirilis disejumlah platform musik digital mendahului music videonya yang juga telah dirilis 18 Juni 2021.

Ada apa dengan “BOMBOM”? Duo kakak beradik Aya dan Lala tegas menyebutkan ini adalah lagu yang berasal dari kepedulian Alien Child terhadap masyarakat Indonesia, yang sepertinya mulai kehilangan semangat saat pandemi ini. Ide membuat lagu ini muncul setelah membaca berita juga mendengar banyak cerita teman maupun Aliens – panggilan untuk fans Alien Child — tentang apa yang mereka sedang alami saat ini, bagaimana perasaan juga pengalaman mereka.

Lewat lagu “BOMBOM”, Alien Child ingin menyampaikan pesan, bahwa kita semua pasti punya tujuan, goals dan passion masing-masing. Sekarang adalah saatnya untuk mengingat kembali, kita berjuang untuk siapa? Untuk apa? Apa tujuan kita dari awal? Lalu pantaskah kalau kita berhenti begitu saja?”

Sebaris lirik yang penting dan sangat kuat mewakili pesan dimaksud,

“When you get tired of climbing that mountain, always look down at how far that you’ve gone”.

“Semoga dengan mendengarkan lagu original Alien Child yang terbaru ini, pendengar bisa jadi semangat terus, semoga juga setelah pandemi pun, ini akan bisa jadi lagu semangat-nya para Aliens,” harap Lala diamini Aya.

Seperti karya-karya sebelumnya, keseluruhan proses dan aspek penciptaan “BOMBOM” dilakukan sendiri oleh Alien Child. Aya dan Lala tetap berbagi peran dan saling mengisi sedari awal memulai dengan penggarapan lirik dan melodi. Kenapa lirik terlebih dahulu? Alasannya simple saja, sedari dari awal sudah ada kata-kata yang menurut mereka perlu dan harus masuk ke dalam lagu. Setelah mendengar beberapa pilihan hook untuk aransamen, lagu pun mulai terbentuk. Seperti biasanya pula, Alien Child memproduksi “BOMBOM” di studio mini mereka di dalam kamar tidur dengan peralatan seadanya saja. Namun untuk hasil akhir tentu tidak seadanya. (*)

REDSIX Kembali Rilis Single Baru Berjudul “Yorkie”, Setelah Menuai Banyak Pujian Media Asing Pada Clouzine International Music Awards Fall 2020

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Salah satunya digaungkan band modern rock asal Jakarta Selatan ini. Di tengah kekangan pandemi, Redsix sedikit membuat kebisingan di skena musik internasional. Di sebuah ajang penghargaan musik bernama “Clouzine International Music Awards Fall 2020”, Redsix terpilih sebagai pemenang di kategori “Best Rock Band 2020”. Adalah single mereka, “Vessel” yang dirilis pada Maret 2020 lalu, yang mengantarkan Redsix ke altar tersebut. Clouzine sendiri merupakan majalah musik daring, yang cakupan ulasannya meliputi berbagai genre, termasuk electronic, world music, experimental hingga classical yang menggeliat di skena independen.

Di event pemberian penghargaan tahunannya tersebut, pihak Clouzine menilai berbagai karya musik yang didaftarkan. Para pemenang di berbagai kategori diputuskan oleh tim dari Billboard serta beberapa jurnalis musik Eropa. Dalam mengeksekusi penilaiannya, tim tersebut benar-benar hanya menilai berbagai karya musik yang telah didaftarkan, tanpa disertai informasi mengenai asal artis atau bandnya.

“Vessel” bukan sekali itu merebut perhatian audiens mancanegara. Sekitar Juni tahun lalu, lagu itu juga berhasil mendapat pengakuan dan pujian di berbagai negara. Lagu tersebut diputar di berbagai stasiun radio di beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, Perancis, Swedia dan juga di Afrika Selatan, New Mexico, Venezuela, Kanada, Amerika Serikat dan Australia.

“Yorkie”

Tentu, banjir pujian tidak membuat band ini terlena. Berselang lebih dari setahun setelah munculnya pandemi Covid-19, Redsix akhirnya meluncurkan single terbarunya, yang berjudul “Yorkie”. Ide kreatifitas sampai komunikasi telah dijalin bersama para personelnya untuk menganalisa agar karya dapat dinikmati bagi para pendengar dari berbagai kalangan. Dengan komitmen dan kerja keras selama tiga tahun sejak terbentuk, Redsix selalu berusaha berinovasi dengan ide dan musik yang fresh.

Lagu “Yorkie” sendiri terinspirasi dari episode serial di Netflix yang sangat popular. Di liriknya, menjelaskan tentang bagaimana menentukan keputusan yang sangat tepat, meskipun pastinya selalu ada hal dari kehidupan sebelumnya yang menahan dan sangat mengganggu secara emosional.

‘Yorkie’ berdasar dari kisah cinta tentang pasangan yang ingin melaju untuk lebih baik bagi satu sama lain, namun banyak hambatan dan keraguan dalam diri karena masa lalu,” ujar Redsix menjelaskan makna lirik lagunya.

Oh ya, dari sudut pandang musikal, Redsix yang diperkuat formasi Hardendias Wisesa Nugroho (vokal), Kevin Jansen (gitar), Wicaksono Partosewojo (gitar), Kharisma Riyahasa Nanda Putra (dram) dan Aria Rangga Permana (bass) meramu “Yorkie” dengan pendekatan sound yang lebih berat, bernuansa emo/modern rock.

“Yorkie” dirilis pada 24 Juni 2021 di seluruh platform digital (streaming). Harapan terbesar Redsix kali ini, adalah agar single “Yorkie” dapat dinikmati di berbagai kalangan di industri musik Indonesia dan juga mancanegara. Redsix juga berterima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dan membantu penggarapan “Yorkie”. Redsix berharap, single terbaru mereka itu dapat memberikan kontribusi baru dalam skena musik independen di Indonesia, yang sudah sangat berkualitas. (*)

Kampanye ‘Buka Resso Buka Hits Berikutnya’, Resso Gandeng Pink Sweat$

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Resso, aplikasi streaming musik sosial pertama di Indonesia, mengumumkan kolaborasinya dengan Warner Music untuk menampilkan Pink Sweat$ dalam peluncuran kampanye ‘Buka Resso, Buka Hits Berikutnya’. Lagu ‘At My Worst’ milik Pink Sweat$ dirilis pada akhir tahun 2020, dan kini menjadi hit internasional.

‘Buka Resso, Buka Hits Berikutnya’ merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Resso untuk menyoroti artis pendatang baru dan memperkenalkan lagu-lagu pop baru yang berpotensi menjadi hits, sekaligus memungkinkan para pecinta musik untuk menemukan, mendengarkan, dan mendukung lagu atau artis yang mereka sukai. Resso memilih perjalanan Pink Sweat$ dan lagunya ‘At My Worst’ sebagai bagian dari kampanye guna menginspirasi para pengguna dalam menemukan lagu favorit berikutnya di aplikasi ini.

“Bagi banyak orang yang menyukai musik, menemukan lagu – dan artis – sebelum menjadi hit memberi mereka kebanggaan pribadi. Kampanye ‘Buka Resso, Buka Hits Berikutnya’ memungkinkan kami untuk terlibat dan menampilkan sebanyak mungkin lagu internasional yang sedang naik daun, yang kami kira akan menjadi hal besar berikutnya di Indonesia,” ujar Diza Anindita, Head of Marketing Resso Indonesia. Musik pop internasional tetap berada di posisi tiga teratas genre musik yang paling didengarkan oleh pengguna Resso.

Tentang keterlibatan Pink Sweat$ sebagai duta kampanye, Triari Senawirawan, Managing Director, Warner Music Indonesia menjelaskan: “Warner Music menghargai komitmen Resso untuk menghadirkan akses ke lagu dan artis internasional bagi para penggemar musik. Pink Sweat$ bangga dapat tampil dalam kampanye ini, di mana dia benar-benar dapat terhubung dengan para penggemarnya di Indonesia.”

David Bowden mendapatkan nama panggung Pink Sweat$ di awal karirnya, merujuk pada pakaian yang dikenakannya di studio rekaman. Ia adalah seorang penulis lagu dan juga penyanyi, yang menyukai lagu-lagu balada R&B dan memainkannya dengan gitar. Ia merilis single pertamanya ‘Honesty’ pada 2018 dan EP-nya The Prelude menyusul pada 2020, sementara album debutnya Pink Planet keluar pada Februari 2021.

“Musik berarti segalanya, musik adalah getaran, perasaan, sesuatu yang membantu Anda melewati hari-hari tersulit… ‘At My Worst’ adalah lagu saat saya yang jatuh cinta dan menginginkan seseorang untuk selalu ada di titik-titik tertinggi dan terendah hidup saya. Dan asal tahu aja, tunangan saya yang cantik itu yang menginspirasi lagu tersebut,” kata Pink Sweat$ dalam wawancara video yang telah direkam sebelumnya. Kampanye yang menampilkan Pink Sweat$ dimulai dengan tantangan duet popcorn TikTok awal bulan ini yang diikuti oleh ribuan peserta. (*)

Single ‘Kuat’ Thavita Dipersembahkan untuk Wanita Wanita Tegar

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Memasuki tengah tahun 2021, Thavita datang dengan kejutan baru lewat single terbarunya, Kuat, yang rilis pada tanggal 18 Juni 2021. Tidak hanya hadir sebagai karya, Kuat juga menjadi langkah awal sebuah misi, yakni pemberdayaan wanita. Dengan Kuat, Thavita melangkah memasuki babak baru perjalanannya sebagai seorang musisi dengan menyuarakan isu yang menjadi keresahan sekaligus kebanggannya: wanita. Kuat diharapkannya menjadi kekuatan untuk para wanita di luar sana agar berani bersuara, berkarya, dan melangkah maju dalam medan tempurnya masing-masing.

“Sebagai wanita, aku rasa kitalah yang seringkali meragukan kemampuan kita sendiri. Padahal, kita kuat. Kita berdaya. Kita punya andil di dunia. Judul lagu ini ingin secara lugas menyuarakan itu: agar para wanita tahu dan bisa saling mengingatkan, betapa kuatnya kita,” ucap Thavita.

Seperti sebelumnya, Thavita selalu hadir dengan hal-hal baru. Kali ini, dengan elemen spoken words yang diinkorporasikan ke dalam lagu, khususnya pada bagian bridge. Selain memberi nuansa upbeat pada tema R&B lagu ini, spoken words juga menunjukkan sisi lain Thavita yang vokal dan vibrant.

“Angkat tegak perisaimu, waktunya ‘tuk buktikan. Saatnya kau menggenggam dunia, karena, kamu, wanita, kuat.” “Kuat bukan cuma lagu, tapi sebuah pesan. Apapun peran kita di dunia, lewat apapun caranya, semoga kita bisa terus jadi kuat, dalam versi kita sendiri tentu saja. Aku ingin kita bisa bangga dengan peran kita, wanita, dan saling menguatkan wanita lain di luar sana. Semua mulai dari kita. Mulai dari percaya bahwa kita bisa,” tutupnya. “Sebagai musisi, sepertinya tugas kita bukan hanya sekadar bermusik, tapi membuat dampak. Supaya semua karya- karya itu ‘nggak sia-sia dan panjang usianya, karena ada keberlanjutan yang kita buat.”. ungkapnya.

Setelah cukup sukses di single sebelumnya yaitu ‘Lagu Untukmu’, Thavita Kembali menunjuk Kamga untuk melengkapi lirik di single ini , dan menunjuk seorang producer yang sudah tidak asing membantu beberapa musisi tanah air yaitu Kenny Gabriel sebagai produser di single Kuat Ini. Besar harapan kami semoga single terbaru Thavita ini bisa memberikan pesan positif kepada pendengar. Tentunya itu tidak akan terwujud tanpa dukungan dari rekan rekan Media yang kami hormati, untuk itu izinkan kami untuk mengucapkan terimakasih sebesar besar nya atas Perhatian dan dukungan untuk Thavita selama ini, Salam Musik Indonesia. (*)

Pesan Mendalam L .Y.O.N Dalam Lagu ‘Persimpangan Lara’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Setelah beberapa waktu lalu melepas single terbaru ‘Persimpangan Lara’ yang punya pesan sangat mendalam, kini Okin, Rudye, dan Onad yang tergabung dalam L.Y.O.N telah merilis video musik untuk lagu ini. Lagu ‘Persimpangan Lara’ bercerita tentang melepaskan orang yang dicintai setelah berusaha mempertahankannya. Kisah dari lagu ini memang terinspirasi dari salah satu member L.Y.O.N. Dibuat secara mandiri, lagu ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para penikmat musik di Indonesia. Sudah hampir 500 ribu kali lagu ini didengarkan di layanan streaming Spotify.

Video musik ‘Persimpangan Lara’ seakan berusaha menampilkan lirik mendalam dari lagu ini. Disutradarai oleh Hasyim Arief, video musik lagu ini bercerita tentang sebuah hubungan singkat 2 manusia yang bertemu secara tidak sengaja. Sifat perempuan yang lebih dominan membawa masuk sosok sang pria ke dalam dunianya. Namun, saat semuanya terasa lengkap, perempuan ini kemudian menghilang tanpa sebab dan alasan. Diperankan oleh Izhar Rasyiddan Andrea Paramesti, lagu ini akhirnya menjawab keinginan L.Y.O.N yang menginginkan lagu ini mempunyai cerita agar lirik dari ‘Persimpangan Lara’ terasa lebih hidup. Video Musik lagu ini sudah dapat disaksikan di channel Youtube officialdari L.Y.O.N.

L.Y.O.N yang tengah terfokus pada promo lagu ‘Persimpangan Lara’ ini ternyata telah menyiapkan serangkaian rencana yang akan menjadi langkah mereka selanjutnya. Berbagai macam konten Youtube telah mereka siapkan sekaligus, jika tidak ada aral-melintang, mereka tengah menyiapkan mini tour dan live performance kemerdekaan. (*)

Sexy Goath Luncurkan Single Kolaborasi Dengan Astaga Bonie, ‘Goathdamn’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Rapper yang menjadi idola remaja saat ini, Sexy Goath, kembali merilis single baru setelah era pandemic. Berjudul Goathdamn,  Berasal dari bahasa slang yang ia ciptakan sendiri, Goathdamn memiliki arti Wah keren/keren banget/wah gela seh dilevel atas. Celotehan itu yang menjadi dasar Sexy Goath menulis lagunya ini. Dari isi liriknya juga tidak ada hal-hal berat yang dibahas, semua tentang bersenang-senang. 

Dalam single Goathdamn, Sexy Goath mengungkapkan perasaan para pemuda jika melihat sesuatu yang keren maka mereka akan bereaksi terhadap hal keren tersebut. Selain itu ia juga mencoba menjelaskan kalau Sexy Goath tidak pernah memusuhi siapapun para pelaku di industri musik tanah air. Musik dari single Goathdamn kembali dikerjakan oleh seorang produser level atas yang sudah melahirkan ratusan hits bagi para musisi hiphop di tanah air, yaitu Astagah Bonie. Ia juga yang menjadi produser dibeberapa single Sexy Goath lainnya seperti Wagelaseh, Santuy, Sa Ae Lau, hingga Auto Sayang.

Lewat single Goathdamn ini juga Sexy Goath menegaskan bahwa karirnya di industri musik bukanlah hanya kebetulan dan sesaat. Besar harapannya single terbaru Goathdamn milik  Sexy Goath ini bisa diterima oleh sebagian masyarakat Indonesia, khususnya untuk para remaja. Stay Safe & Be Healthy. (*)

Menuju 20 Tahun The Rain Luncurkan Single ‘Aku Siap!’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Pada akhir tahun ini, The Rain akan memasuki usia ke-20. Sejak terbentuk di Jogja pada tahun 2001, kuartet ini tetap beranggotakan personel yang sama hingga sekarang, Indra Prasta (vokal utama, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Selama perjalanan karir The Rain, cukup banyak dinamika di industri musik yang mereka lewati. “Dari zaman kaset, CD, tren ring back tone hingga layanan streaming musik seperti saat ini,” ujar Indra. “Kami beruntung bisa mengalaminya, dan bersyukur bisa bertahan lintas generasi.”

Setelah bekerja sama dengan major label dalam merilis 5 buah album, The Rain menempuh jalur independen sejak tahun 2013 dengan merilis single Terlatih Patah Hati sebagai penanda babak baru perjalanan band ini. Dirilis tanpa ekspektasi berlebihan, ternyata lagu tersebut mendapat respon di luar dugaan. Sederetan single The Rain selanjutnya seperti Gagal Bersembunyi, Penawar Letih, Hingga Detik Ini, dan beberapa single lainnya juga mendapat respon yang luar biasa. Jutaan views di YouTube, dan jadwal manggung yang kembali padat. Hingga pada awal 2020, pandemi membuat seluruh jadwal panggung off-air The Rain ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Persiapan Album ke-7

Pertengahan 2021. Pandemi belum berakhir, namun The Rain memutuskan untuk kembali merilis album tahun ini. “Tetap produktif mengerjakan lagu-lagu baru adalah cara yang kita pilih di tengah kondisi berat ini,” ujar Iwan. “Sudah cukup lama sejak terakhir The Rain merilis karya dalam format album,” Ipul menimpali. “Terakhir pada tahun 2016 lewat album Jabat Erat. Lalu diikuti dengan beberapa single lepasan.” Album The Rain ke-7 ini dikerjakan bertahap sejak tahun 2018. Ditargetkan untuk dirilis akhir tahun ini, berbarengan dengan momen ulang tahun The Rain ke-20.

Warna Baru di Single Terbaru

Rentang waktu antar sesi pengerjaan album yang cukup lama, menghasilkan album yang sangat berwarna. Di single Aku Siap!, The Rain bagaikan bertransformasi menjadi boyband era 90-an. Dengan isian vokal yang sangat penuh dengan harmoni, dan kemasan musik yang belum pernah digarap The Rain sebelumnya. “The Rain itu adalah band yang sangat guitar-oriented,” ujar Aang. “Dan di lagu ini kita sama sekali tidak menggunakan gitar.”

Lewat single Aku Siap!, untuk pertama kalinya The Rain memasukkan isian vokal rap dalam lagu mereka. “Ada dua baris lirik yang menarik kalau diisi dengan gaya rap. Tadinya mau kami isi sendiri,” ujar Indra. “Tapi setelah kami bahas bersama, sepertinya hanya ada satu orang yang paling tepat untuk mengisinya. Sang legenda hidup, Mas Iwa K. Kami memberanikan diri menghubungi beliau dan memperdengarkan lagunya. Kami sudah siap dengan kemungkinan beliau tidak bersedia, namun ternyata beliau dengan senang hati mengisi bagian rap tersebut. Menjadikan lagu ini semakin istimewa.”

“Ini adalah lagu yang pengerjaannya paling banyak ketawa-ketawanya,” timpal Iwan. “Sangat menyegarkan. Semoga yang mendengarkan juga ikut merasakan energinya.” (*)

Single ‘Penari di Hatiku’, Bella Fawzi Ajak Kita Untuk Terus Bahagia

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Bella Fawzi kembali menyapa penikmat musik Indonesia dengan single terbarunya ‘Penari di Hatiku’. Lagu ini sebenarnya masuk ke dalam EP milik Bella Fawzi yang dirilis tahun 2020 silam berjudul “Kembali Ke Akar”. Single ini menjadi single yang menyusul ‘Rama Shinta’ , ‘Ratapan Rahwana’ (feat.Asteriska) , ‘Apsara’ (feat. Chiki Fawzi) yang telah dirilis oleh Bella sebelumya. Lagu ini telah diciptakan oleh Bella saat dirinya masih dibangku kuliah. Namun, karena Bella merasa lagu ini dapat membawa kebahagian untuk dirinya, dia memutuskan untuk merampungkannya ke dalam sebuah lagu yang utuh.

Sosok Penari yang coba ditampilkan oleh Bella dalam lagu ini sebenarnya adalah sebuah kiasan yang menunjuk pada sesuatu atau seseorang yang selalu membuat kita bahagia atau bersemangat dalam kehidupan. Karena, menurut Bella, Penari selalu identik dengan sesuatu yang indah dan membuat bahagia, maka dipilihlah nama ‘Penari di Hatiku’ sebagai judul lagu ini. Oleh karena itu, dengan dirilisnya single ini, Bella berharap karyanya bisa dinikmati dan membuat siapapun bahagia saat mendengarnya. Dikerjakan bersama-sama dengan lagu lainnya saat merampungkan EP ini, EP ini dikerjakan oleh Bella bersama Tiyo Alibasjah yang berperan sebagai Producer, Arranger, Composer, dan pengisi gitar di lagu ini. Selain itu, Kevin Yosua, Dika Chasmala, Kahfi Khan, Asteriska dan beberapa teman musisi lainnya juga ikut terlibat langsung dalam pembuatan lagu ini.

Lagu ini juga dirilis dalam bentuk Video Musik. Bella memang tergolong musisi yang tetap berusaha menampilkan warisan kebudayaan dalam dirinya, yaitu India dan Indonesia. Itu jugalah yang tertuang dalam video musik lagu ‘Penari di Hatiku’. Dalam Video Musik, Bella terlihat menyanyikan lagu ini sambil meliuk-liuk bagaikan seorang penari yang menarikan Tari Kathak dari India dan Tari Bali dari Indonesia. Saat pembuatan video musik ini, menurut Bella sangat menyenangkan karena teman-teman terdekatnya juga ikut terlibat dalam pembuatannya.

Tentu, ini merupakan langkah baru untuk Bella kembali memperkuat perjalanannya di industri musik Indonesia. Diapun menjanjikan untuk terus memberikan karya yang semakin berkembang dari waktu ke waktu. (*)

Single ‘Ibu Pertiwi’ , Ajakan Asteriska ‘Barasuara’ Untuk Peduli Dengan Bumi

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Penyanyi dan pencipta lagu Asteriska mengungkapkan kecintaannya terhadap Planet Bumi melalui karya terbarunya, “Ibu Pertiwi”. Dirilis di platform-platform musik digital mulai 18 Juni 2021, “Ibu Pertiwi” merupakan single pertama dari Rumah Kita, mini album Asteriska berisi empat lagu bertema alam yang akan dilepas pada 2 Juli mendatang.

Di akhir 2020, Asteriska berangkat ke Muara Gembong bersama Greenpeace dan Watchdoc untuk proyek video “Tenggelam dalam Diam” yang mendokumentasikan dampak abrasi terhadap wilayah yang terletak di pesisir pantai Jawa Barat ini. Nasib para warganya yang hanya bisa pasrah menyaksikan rumah mereka tenggelam membuat Asteriska benar-benar tersentuh sehingga menciptakan “Ibu Pertiwi”.

Direkam bersama produser dan arranger Andreas Arianto yang juga bermain piano di lagu ini, “Ibu Pertiwi” terdengar sedih sekaligus penuh harapan, serta memperdengarkan suara vokal bening Asteriska yang telah membawa berkah baginya, baik sebagai anggota grup rock populer Barasuara maupun sebagai kolaborator yang banyak diminati oleh musisi-musisi seperti Dewa Budjana, Eleventwelfth dan Baim. Liriknya yang lembut sekaligus lugas juga akan memicu kontemplasi, terutama baris “Akankah putra-putriku nanti Terpuruk lebih gelap lagi?”

Selain menciptakan lagu berdasarkan kecintaannya kepada alam, Asteriska juga mengambil langkah yang lebih jauh lagi. Bertepatan dengan dirilisnya “Ibu Pertiwi”, mulai 18 Juni Asteriska akan menggalang dana melalui kampanye “Lindungi Bumi, Rumah Kita” di situs penggalangan dana Kitabisa.com untuk dua LSM pilihannya, yakni North Bali Reef Conservation dan Lindungi Hutan. Semua donasi dari kampanye ini akan dibagi merata antara kedua organisasi tersebut.

“Mari teman-teman semua, kita bantu jaga alam dengan cara bantu sebarkan kampanye ini dan ikut berdonasi. Sekecil apa pun bantuannya, kalian sudah sangat membantu,” kata Asteriska. “Sedikit demi sedikit, kita bisa membuat perubahan dengan melestarikan alam sekitar kita, dunia ini, dan rumah kita.”  Satu pengingat terakhir mengenai musik yang telah memungkinkan Asteriska untuk memanfaatkan bakatnya demi kebaikan: “Mudah-mudahan laguku dapat membuatmu merasa lebih dekat dengan alam dan terus mengingatkan betapa pentingnya untuk menjaganya,” katanya. (*)

MLDSPOT dan Irama Nusantara Luncurkan Mini Album “Lagu Baru Dari Masa Lalu – Volume 1”

MLDSPOT dan Irama Nusantara Luncurkan Mini Album “Lagu Baru Dari Masa Lalu – Volume 1”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. MLDSPOT berkolaborasi dengan Yayasan Irama Nusantara meluncurkan mini album bertajuk “Lagu Baru dari Masa Lalu Volume 1”. Dalam mini album tersebut, terdapat lima lagu legendaris era 80an yang diaransemen dan dinyanyikan ulang oleh musisi Indonesia masa kini seperti Andien, Aya Anjani, Dhira Bongs, Kurosuke, Vira Talisa, Mondo Gascaro dan jawara MLDJAZZPROJECT musim perdana, Adoria.

Perwakilan MLDSPOT Goardan Saragih, menuturkan bahwa mini album “Lagu Baru Dari Masa Lalu Volume 1” merupakan upaya nyata dari MLDSPOT dan Irama Nusantara guna melestarikan dan mempopulerkan kembali lagu-lagu legendaris yang pernah berjaya di Indonesia. Diharapkan, melalui peluncuran mini album ini dapat menjadi momentum untuk memberi apresiasi terhadap pencipta musik lawas, memperkuat ekosistem, memperkaya khazanah musik yang ada di Tanah Air serta menginspirasi para pecinta musik di Indonesia.

“Kami sangat bangga bisa ambil bagian dalam upaya melestarikan serta mempopulerkan kembali karya-karya musisi legendaris Indonesia. Hal ini bisa menjadi pesan bagi generasi yang lebih muda bahwa Indonesia memiliki warisan musik yang sangat banyak dan juga dapat menjadi referensi untuk menciptakan karya berkualitas di masa mendatang. Ke depannya, kami juga berharap dapat bekerjasama dengan berbagai pihak demi turut menginspirasi dunia musik Indonesia,” ujar Goardan.

Selama ini, lanjut Goardan, MLDSPOT senantiasa mendukung dan menginspirasi perkembangan musik Indonesia melalui berbagai kegiatan. Diantaranya dengan berpartisipasi dalam hampir seluruh rangkaian tahunan event jazz nasional dan juga penyelenggaraan MLDARE2PERFORM, yakni sebuah ajang kompetisi pencarian musisi jazz muda berbakat Indonesia yang telah memasuki season keempat.

Adapun kolaborasi MLDSPOT dengan Irama Nusantara juga tak lepas dari rekam jejak Irama Nusantara sebagai lembaga nirlaba yang konsisten melakukan pengarsipan digital rilisan musik populer Indonesia sejak yayasan ini berdiri pada 2013 silam. Irama Nusantara memiliki impian bahwa data-data digital musik legendaris Indonesia kelak dapat diapresiasi dan diselebrasi oleh generasi yang lebih muda. Mimpi ini akhirnya diwujudkan bersama MLDSPOT dalam bentuk mini album.

“Kami membuka ruang untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan visi dalam hal mengolah arsip digital musik populer yang kami miliki. Bersama MLDSPOT tercetuslah ide membuat rilisan dalam bentuk mini album yang nantinya bisa menjadi upaya berkesinambungan dalam melestarikan musik-musik Indonesia yang berasal dari masa lalu. Rilisan ini akan memberikan dampak nyata, bukan hanya terhadap operasional Irama Nusantara tapi juga berbagai entitas musik yang terlibat di dalamnya,” tutur Gerry Apriryan selaku Program Manager of Irama Nusantara Irama Nusantara.

Mini album “Lagu Baru Dari Masa Lalu Volume 1” bertema Indonesian City Pop. Tema ini tercetus dari temuan di berbagai digital streaming platform yangsejak beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya fenomena bahwa pecinta musik di Indonesia sering memutar lagu-lagu yang diklasifikasikan sebagai Indonesian City Pop yang berisi lagu-lagu populer Indonesia dari akhir era 1970-an hingga paruh awal 1980-an. Fenomena ini yang diangkat oleh MLDSPOT dan Irama Nusantara dalam memilih lima lagu andalan yang merepresentasikan gaya musik di era tersebut lalu diaransemen ulang dan dibawakan kembali oleh generasi muda yang memiliki musikalitas yang sesuai.

Adapun lagu-lagu yang menjadi materi dalam album ini antara lain ; “Walau Dalam Mimpi” ciptaan David Mesakh yang sebelumnya dipopulerkan oleh Ermy Kulit, single “Senja dan Kahlua” milik grup band Transs yang digawangi oleh nama – nama tenar seperti Fariz RM dan Erwin Gutawa, “Terbanglah lepas” kepunyaan Yockie Suryoprayogo, “Dunia Yang Ternoda”-nya Jimmie Manopo, lagu duet masyhur, Chrisye – Vina Panduwinata, “Kisah Insani”

proses mastering mini album ini dilakukan di Abbey Road Studios, London oleh Frank Arkwright. “Karena saat ini semuanya serba online, kami mengambil kesempatan untuk melakukan mastering di studio terbaik di dunia yakni Abbey Road Studios dan ditangani oleh Frank Arkwright dikarenakan kesesuaian portfolio kerja dia yang bisa dibilang memiliki korelasi dengan gaya musik yang tertuang di mini album ini,” tutur Gerry. (*)

Exit mobile version