Pawsicles Perkenalkan Single Debut ‘Orange’ tentang Perasaan yang Tak Terungkap

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Pawsicles menapakkan jejak perdana dalam industri musik tanah air lewat single berjudul ‘Orange’, berbalut nuansa indie pop.

Menandakan semu jingga yang seringkali muncul secara singkat pada waktu senja, warna ini mewakili momen fantasi singkat yang kerap terselip di benak sang penulis lagu yakni Januarisky.

Baca Juga : Terinspirasi Musik Era 80’s, Uap Widya Perkenalkan Single Terbaru ‘Last Right One’

Single teranyar ‘Orange’ ini menceritakan perasaan yang tak terungkap pada sesosok wanita dan bayangan memuakkan jika pria lain merengkuhnya dalam pelukan.

Mengambil akar musik pop, Pawsicles tidak membatasi eksplorasi sound mereka dengan memasukkan unsur dream pop hingga alternative pop. Mereka mendefinisikan musiknya sebagai ‘happysad pop’, perpaduan lirik melankolis dengan melodi yang manis.

Band Pawsicles yang beranggotakan dua bersaudara yakni Januarisky (vokal, gitar) dan Jayaindra (gitar) yang mengajak serta Rian (drum), Rizal (keyboard) dan Edo (bass) ini dalam perjalanan mereka meniti karir bermusik.

Nama Pawsicles sendiri diambil dari gabungan paws dan popsicle. Direkam di Haum Studio dengan beberapa elemen yang sudah rampung, proses pembuatan lagu perdana Pawsicles tidak memakan waktu lama untuk selesai.

Baca Juga : Tiara Effendy Merilis Singel ‘Jangan Dipaksa’ Kisahkan Cinta Tak Berbalas

Domisili personel yang tersebar di dua kota yakni Surabaya dan Malang menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk menggodok materi yang ada. Meskipun begitu, sebanyak 8 materi berhasil digarap dengan 4 lagu demo yang telah sampai pada tahap proses mixing dan mastering.

Keempat demo tersebut menjadi modal utama bagi band ini untuk serius menekuni dunia musik independen. Desain sampul dari single ‘Orange’ mengambil suasana & perasaan ‘obscure’ yang terabadikan dari hasil tangkapan cahaya menggunakan teknik fotografi low exposure yang dieksekusi oleh Jayaindra. (*)

Terinspirasi Musik Era 80’s, Uap Widya Perkenalkan Single Terbaru ‘Last Right One’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Penyanyi, song writer, dan music producer Uap Widya kembali merilis single terbarunya ‘Last Right One’ di tahun 2024 ini. Lagu ini memiliki sentuhan personal, makna tersendiri dan paling romantis yang pernah diciptakannya.

Hadirnya cinta yang tidak pernah disangka dan segala misteri yang dibawa semesta, membuat Uap Widya tidak lelah untuk berharap untuk percaya bahwa akan ada cinta terakhirnya, atau yakni ‘Last Right One’ baginya. 

Baca Juga : Uap Widya Merilis Single ‘Worth’ : Pesan Indah Menanti Cinta Dari Seseorang yang Diinginkan

Meskipun entah apa yang menjadi akhir dalam kisahnya, kisah cinta yang dirasakan oleh Uap Widya yang disampaikan melalui lagu ini membuktikan bahwa di satu sisi cinta mengajarkan arti sebuah perjuangan dan pengorbanan, di sisi yang lain cinta membawa banyak   harapan, keberanian, kebahagiaan, dan kejutan dalam hidupnya.

Lagu ini diciptakan Uap Widya dan Louise Mercy Eunice kembali lagi lewat telpon. Oleh karena Uap Widya & Dion Djokoadi, sosok yang juga jadi Produser bersama Uap untuk single ini, tumbuh dan terinspirasi oleh musik era 80an, seperti George Duke, Lee Ritenour dan Booker T. maka lagu ini tersaji dengan nuansa Soul 80s. 

Single ‘Last Right One’ membawa kembali sajian komposisi menjelajah dengan isian pas dengan instruments yang organic, berikut dengan sentuhan brass section dan strings. Lagu ini mengabadikan momen indah yang dialami oleh Uap Widya di kota tercintanya, Yogyakarta.

Baca Juga : Uap Widya Kembali dengan Single Penuh Kasih, ‘Be There For You’

Dalam pemilihan notasi vocal, Uap Widya mencurahkan rasa harapan yang telah ia taruh terhadap cinta terakhirnya dan mencerminkan betapa spesialnya lagu ini di hati Uap Widya.

Donne Maula Resmi Merilis Album Bertajuk ‘Daur Hidup’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Donne Maula, merilis album perdananya berjudul ‘Daur Hidup’ yang berisikan sembilan lagu. Sebelumnya, Donne Maula lebih banyak wara-wiri di belakang layar sebagai penulis lagu untuk para penyanyi, salah satunya adalah Yura Yunita.

Sejak pertama merilis single ‘Menari Sampai Tua’ di tahun 2019, kini album perdana yang berjudul ‘Daur Hidup’ resmi dilepas ke seluruh layanan Digital Service Provider (DSP). 

Baca Juga : More on Mumbles Merilis Album Pertama Berjudul ‘( Masih ) Kalah’

Jarak dari single pertamanya menuju album memang terlalu lama, hal ini disebabkan karena Donne terlalu nyaman menulis lagu untuk penyanyi lain dan mewujudkan mimpi lewat lagu-lagu yang ia tulis sendiri.

Selain itu, alasan utamanya adalah Ia masih kesulitan untuk bercerita tentang diri sendiri, dirasa masih belum nyaman untuk membuka lagi cerita-cerita masa lalu. Dirasa lebih nyaman, Donne berani membuka kisahnya ke dalam sembilan lagu di dalam album terbarunya.

Melalui sembilan lagu di dalam albumnya ini, Donne mempersilakan para pendengar untuk masuk dan melihat isi kepalanya yang riuh dan berliku, penuh warna dan berbagai suasana.

Dengan Daur Hidup, Donne juga ingin membuat pendengar memahami naik-turun perputaran kehidupan yang lazim terjadi dialami sebagai manusia.

Baca Juga : Kaleb J Akan Merilis Single ‘Melepaskanmu’ Sebagai Perayaan EP Terbaru ‘OFF GUARD’

Itu juga yang menjadi alasan Donne memilih lagu, Daur Hidup sebagai judul album perdananya. Karena lagu ini menjadi payung besar dari isi album tentang roda kehidupan yang selalu berputar. senang, sedih, harapan dan kecewa semua termaktub di dalam album tersebut.

Alasan lain mengapa Donne berbagi kisahnya adalah karena ingin menormalisasi bahwa pria boleh terbuka tentang perasaannya dan tidak menutup-nutupinya. Hal yang lumrah selalu terjadi selama ini pada kebanyakan pria. (*)

Tiara Effendy Merilis Singel ‘Jangan Dipaksa’ Kisahkan Cinta Tak Berbalas

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Setelah merilis single ‘Sama Rata’, Tiara Putri Effendy atau yang lebih dikenal Tiara Effendy kembali merilis single terbarunya di tahun 2024 bertajuk ‘Jangan Dipaksa’. Single ini menjadi single pertama Tiara Effendy yang dirilisnya di tahun ini.

Tentu hal ini sangat menyenangkan buatnya karena memang moment merilis lagu baru ini selalu dia nantikan, terlebih karena selama satu tahun terakhir dia bermusik bersama The Groove yang lebih sering membawakan lagu happy.

Baca Juga : Single Elma Dae ‘Pisah Baik-Baik’: Kisahkan Memilih Damai Ketimbang Drama

“Jujur aku kangen membawakan lagu ballad karena hal itu dan memang kebetulan berjodoh dengan lagu ini, jadi ya ini dulu yang aku rilis,” kisahnya.

’Jangan Dipaksa’ bercerita tentang seseorang yang merasa cintanya tidak terbalas oleh orang yang dia cintai dan akhirnya berusaha untuk mencari apa yang terjadi dengan menanyakan langsung ke orang tersebut.

“Dia ingin tahu yang sebenarnya, jadi dia bilang kalau memang sudah tidak cinta katakan saja dan jangan dipaksa. Selain itu di lagu ini juga ada sedikit penyesalan karena mengenal orang yang dia cintai tadi,” kata Tiara.

Baca Juga : Melisa Putri Berikan ‘Pelukan Terbaik’ Sebagai Single Terbaru

Walau Tiara Effendy merasa lagu ballad yang dia bawakan ini sedikit banyak masih serupa dengan lagu-lagu yang dia bawakan sebelumnya, nyatanya setelah dia memperdengarkan lagu ini ke beberapa kenalannya, mereka ungkapkan hal yang berbeda. (*)

Single Elma Dae ‘Pisah Baik-Baik’: Kisahkan Memilih Damai Ketimbang Drama

WARTAMUSIK.com – Jakaarta. Apakah perpisahan yang damai adalah jalan terbaik untuk mengakhiri cinta? Itulah yang kurang lebih menjadi esensi dari balada pop terbaru yang dirilis oleh musisi muda Elma Dae yang bertajuk “Pisah Baik-Baik”.

Dirilis di bawah bendera label musik Sony Music Entertainment Indonesia, balada pop yang berdurasi 3 menit dan 22 detik ini siap diperdengarkan lewat digital streaming platforms.

Baca Juga : Melisa Putri Berikan ‘Pelukan Terbaik’ Sebagai Single Terbaru

Balada pop yang bertemakan perpisahan memang sangatlah marak. Terlepas demikian, apa yang membuat “Pisah Baik-Baik” berbeda sekaligus menonjol di antara balada-balada tersebut adalah bagaimana lagu ini mampu menyuguhkan perspektif seorang wanita muda yang menyadari bahwa cinta yang tulus tidak selalu berujung pada komitmen yang kekal.

Ada kalanya, ketika sang pasangan tampak tidak siap untuk menjalin sebuah hubungan, pilihan yang terbaik adalah perpisahan yang damai dan tanpa amarah.

Dari segi kreativitas, ‘Pisah Baik-Baik’ menjadi karya yang istimewa di perjalanan karir Elma Dae karena karya tersebut menjadi kali pertama sang musisi menggarap sebuah lagu secara solo. 

“Ini memang kali pertama aku menulis lagu sendirian, dan syukurlah prosesnya berjalan dengan cukup lancer. Selain itu, aku juga sangat bersyukur bahwa aku beroleh asistensi dan dukungan dari berbagai pihak yang sangat capable,” ungkap Elma Dae.

Baca Juga : Nadine Fatiana Lepas Single Berujudl ‘LIMITS’ di Hari Jadinya ke-17

Inspirasi lagu ‘Pisah Baik-Baik’ ini pun berasal dari pelajaran kehidupan yang Elma Dae pernah petik dari kisah personalnya. “Realitanya, kita tidak perlu menyamakan perpisahan dengan drama atau pertengkaran,” lanjut Elma Dae. 

Sebagai penulis lagu ‘Pisah Baik-Baik’, Elma Dae turut menjelaskan makna dan pesan di balik lagu teranyar miliknya. Tidak semua relationship yang gagal harus berakhir dengan sumpah serapah atau banjir air mata. (*)

ARTOTEL Wanderlust Hadirkan Konser More Than Jazz di Empat Kota

WARTAEVENT.com – Jakarta. Artotel Wanderlust mempersembahkan ‘More Than Jazz Art: Java Tour 2024’, sebuah pertunjukkan musik Jazz dengan konsep yang unik, dimana setiap acara memadukan musik Jazz dengan kesenian lain.

Setelah sukses digelar selama tiga kali pada tahun 2023 di Barley & Barrel, ARTOTEL Suites Bianti – Yogyakarta, More Than Jazz Art telah menciptakan dimensi kesenian yang berbeda selama eksis seperti: Splash painting di edisi pertama, abstract live painting di edisi kedua, hingga Sendratari Ramayana yang diiringi oleh musik Jazz di edisi ketiganya.

Baca Juga : Ramadhan Jazz Festival Bawa ‘Harmoni Cinta Negeri’ Berikut Harga Tiket dan Line Up

Menawarkan konsep yang khas tersebut, More Than Jazz Art juga menjadi ajang untuk networking antar sesama komunitas lokal Jazz. Kali ini More Than Jazz Art melebarkan sayapnya dengan hadir di kota-kota besar di Indonesia melalui More Than Jazz Art: Java Tour presented by ARTOTEL Wanderlust.

More Than Jazz Art: Java Tour mulai digelar di tiga  kota yaitu Semarang, Bandung, dan Surabaya pada tanggal 7, 8, dan 14 Juni 2024. Lalu, puncaknya More Than Jazz Art akan dilangsungkan di Yogyakarta pada tanggal 28 Juni 2024.

Venue yang dipilih pun merupakan properti-properti yang berada dibawah naungan Artotel Group, antara lain  ARTOTEL Gajahmada Semarang, de Braga by ARTOTEL, ARTOTEL TS Suites Surabaya, serta ARTOTEL Suites Bianti – Yogyakarta.

Baca Juga : Black Lives feat. Raul Midón & Catherine Russel Dijadwalkan Manggung di Cully Jazz Festival

More Than Jazz Art : Java Tour menghadirkan deretan musisi yang sudah terkenal di belantika musik jazz lokal dan nasional, yaitu:

  • Line-up Semarang : Seteru Sunyi, Caravan Quintet, 23 Kuartet serta Flow Etnocussion.
  • Line-up Bandung : Arumtala, 5 Petani, Caravan Quintet, serta The Art of Jazz.
  • Line-up Surabaya : Dames Nababan, FjazzC featuring Andi Bayou, Livy Laurens, Sweet Swingnoff, dan Caravan Quintet.

Yang membuat spesial, pengunjung akan diajak untuk berpartisipasi menciptakan karya seni splash painting. Pengunjung bebas berekspresi menggunakan cat acrylic pada kanvas raksasa yang telah disediakan.

More on Mumbles Merilis Album Pertama Berjudul ‘( Masih ) Kalah’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Duo musisi asal Yogyakarta, More on Mumbles yang beranggotakan Lintang Larasati (Lintang) dan Ikhwan Hastanto (Awan) resmi melepas album pertamanya berjudul ‘(Masih) Kalah’, bekerja sama dengan Sony Music Entertainment Indonesia.

Lintang, vokalis More on Mumbles, menceritakan album ini dimulai ketika ia dan Awan mengalami sebuah perpisahan secara tiba-tiba dengan orang yang mereka sayangi.

Baca Juga : Hijrah dari Dangdut ke Jalur Pop, Sheila O Langsung Bikin Album Remake ‘Lukisan Memori’

Perpisahan itu ternyata menimbulkan bekas yang cukup dalam, membuat keduanya kebingungan dalam berusaha memahami bentuk perasaan yang sedang dialami.

“Kami akhirnya coba-coba ngurai emosi ‘asing’ itu dengan cara bikin lagu. Selama dua tahun, kami nulis sekitar 15-an lagu buat ngeluarin dan ngungkapin apa aja yang kami rasain gara-gara perpisahan itu. Dari situ, terpilih 12 lagu yang masuk ke album,” ujar Lintang. 

Dalam proses itu, Lintang dan Awan menyadari bahwa ada banyak emosi yang timbul setiap keduanya membicarakan perpisahan itu. Misalnya, ada hari ketika rasa marah muncul, ada juga saat rasa sedih lebih mendominasi.

Baca Juga : Kaleb J Akan Merilis Single ‘Melepaskanmu’ Sebagai Perayaan EP Terbaru ‘OFF GUARD’

“Pernah juga kami merasa kesal, atau cuma pasrah dan menganggap diri ini bodoh aja. Akhirnya, lagu-lagu yang ditulis selama dua tahun itu punya emosinya sendiri-sendiri, jadi beragam,” lanjut Lintang.

Dalam pengerjaannya, lagu-lagu di album ‘(Masih) Kalah’ melibatkan beberapa produser kawakan. “Kami beruntung banget bisa ngerjain lagu-lagu ini bareng produser hebat kayak Yabes Yuniawan, Dimas Wibisana, Enrico Octaviano, Ricco, dan Lafa Pratomo. Pengalaman mereka ngebantu kami bikin pesan-pesan di lagu jadi lebih sampai,” kata Awan, sang gitaris.

Dalam rangka perilisan album perdana, More on Mumbles tengah menyiapkan konser album. “Mudah-mudahan lancar persiapannya jadi punya kesempatan untuk bawain semua lagu di album,” tutup Awan.

Baca Juga : Hiraeth Melangkah dengan Formasi Baru di EP “Unintended”

Meski ditulis karena perpisahan, Awan dan Lintang berharap album ini bisa membawa keduanya ke banyak pertemuan. (Masih) Kalah sudah bisa didengarkan di seluruh digital streaming platforms, video lirik untuk seluruh lagu juga sudah tersedia. (*)

Melisa Putri Berikan ‘Pelukan Terbaik’ Sebagai Single Terbaru

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Melisa Putri kembali merilis single terbarunya yang bertajuk ‘Pelukan Terbaik’. Single ini adalah sebuah rangkaian cerita dari single sebelumnya yang sekaligus menjadi jembatan akan kisah yang dihadirkan olehnya beberapa waktu ke depan.

Masih seputar lagu cinta dan masih menceritakan tentang perpisahan, untuk single ini, menghadirkan perbedaan sudut pandang dari kisah yang diangkat olehnya. “Yang diangkat dari lagu ini adalah perasaan ikhlas dalam melepaskan seseorang yang ternyata bukan jodoh kita,” ungkap Melisa. 

Baca Jugaa : Nadine Fatiana Lepas Single Berujudl ‘LIMITS’ di Hari Jadinya ke-17

Ia menambahkan, momen terakhir perpisahan (pelukan) sangat jarang dibahas karena biasanya orang berpisah selalu diceritakan bagian kisah yang pahit saja. Padahal, menurutnya, momen terakhir saat memutuskan untuk berpisah inilah yang paling membekas.

Perpisahan memang akan terasa pahit, bahkan cenderung membuat seseorang tidak bisa move on. Namun lewat single ini Melisa ingin bisa membuat mereka yang mengalami perpisahan dapat merasa lebih tenang dan damai untuk menerima keadaan atau kenyataan.

“Hubungan yang sudah tidak bisa dijalani tidak apa-apa untuk diakhiri dan kita tidak perlu memaksakan keadaan,” kata Melisa.

Baca Juga : Janita Gabriella Butuh Waktu 20 Menit Menulis Lagu di Single Terbaru ‘Tak Ingin Mengenalmu’

Ditanya mengenai tips move on ala Melisa Putri, dia mengungkap untuk tidak kepo, jangan cari info tentang dia, cari kegiatan yang bisa menambah fokus dan kecintaan pada diri sendiri, serta spending time dengan orang-orang yang selalu mendukung dan memberikan dampak positif ke kehidupan. (*)

Cerita ‘Magis’ Studio Musik GS03, Banyak Lagu Hits Tercipta Di Sini

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Sebuah karya; entah itu musik ataupun film biasanya lahir dari proses kreatif. Tak hanya proses kreatifnya, karya yang berkesan juga tak luput dari di mana tempatnya dibuat.

Konon, sebuah tempat mampu memberikan ‘getaran khusus’ pada sebuah karya. Rumah sekaligus studio milik musisi Yovie Widianto yang dikenal dengan nama Studio GS03 dipercaya punya kekuatan ‘magis’ karena banyak lahir lagu-lagu hits bersama musisi-musisi hebat disana.

Bacaa Juga : Ketua FESMI Yovie Widianto, Berkomitmen Perjuangkan Kesejahteraan Pekerja Seni Musik

Uniknya, sebelum dibangun menjadi studio rekaman, studio yang berlokasi di Utan Kayu, Jakarta Timur ini merupakan rumah tempat menyimpan peralatan manggung Kahitna dan Yovie & Nuno serta markas untuk beristirahat setelah manggung. 

“Rumah ini tuh buat taruh alat sama inventaris doang,” ucap Bedi Gunawan, selaku manajer KAHITNA. Namun, karena ada tragedi banjir yang merusak sebagian besar barang-barang yang disimpan di sana, rumah tersebut dialihfungsikan menjadi studio. 

Baca Juga : Di Single ‘Misal’, Yovie & Nuno Perkenalkan Formasi Terbaru

“Waktu itu, rumahnya belum ditinggiin, jadinya banyak banget kaset-kaset KAHITNA, Yovie & Nuno, terus alat-alat yang rusak. Arsip-arsip yang udah disimpan rapi jadi musnah gitu aja gara-gara terendam air banjir,” cerita Bedi Gunawan.   

Hijrah dari Dangdut ke Jalur Pop, Sheila O Langsung Bikin Album Remake ‘Lukisan Memori’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Shella O, penyanyi yang popular di jalur dangdut memilih hijarh ke jalur Pop dan langsung merilis album berjudul ‘Lukisan Memori’ pada hari ini Jum’at (7/6/2024).

Dalam album ini, Sheila O mendaur ulang 10 lagu-lagu lawas yang sempat hits dari penyanyi legendaris Tanah Air dengan aransemen musik yang lebih segar dan telah disesuaikan dengan karakter vokalnya.

Baca Juga : EP “Lesson” Milik Aziz Hedra Memukau di Time Square New York

Sheila menjelaskan, konsepnya sangat berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya yang berkonsep dangdut modern, dangdut religi, dan dangdut klasik. Album Lukisan Memori ini betul-betul Pop.

Ia pun mengaku memilih lagu-lagu hit lawas ini sesuai dengan karakternya baik secara nada juga feel saat dinyanyikan.

Adapun sepuluh lagu terpilih yang mengisi album Lukisan Memori dari Shella O dan nama penulisnya yaitu: Maafkan Diriku (Pance Pondaag), Apa Salahku (Pance Pondaag), Jatuh Cinta (A Riyanto), Aku Orang Tak Punya (Hanny Tuheteru), Ada Rindu Untukmu (Pance Pondaag), Maafkan (Cecep AS), Mengapa Tiada Maaf (Yessy Wenas), Hati Selembut Salju (Harry Toos), Sayang Bilang Sayang (Hanny Tuheteru), dan Katakanlah Sejujurnya (Rinto Harahap).

Baca Juga : Hiraeth Melangkah dengan Formasi Baru di EP “Unintended”

Menanggapi kiprah baru Shella O di jalur Pop, Tixxy sebagai Produser Album ‘Lukisan Memori’ mengatakan, masing-masing genre musik punya penikmatnya. Dangdut merupakan genre musik yang sangat bisa diterima masyarakat Indonesia.

Exit mobile version