Menyikapi Faktor Keamanan dan Kenyamanan Konser Musik di Indonesia, Ini Pesan Tegas dari Kemenparekraf buat Promotor

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Menyikapi faktor keamanan, keselamatan dan kenyamanan saat menonton konser musik di Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersikap tegas agar para promotor musik dapat mengelola event secara profesional yakni dengan memperhatikan aspek carrying capacity.

Hal ini disampaikan oleh Sandiaga Salahuddin Uno dalam menanggapi penyelenggaraan konser musik Bergoyang Berdendang Festival yang digelar di Istora dan parkir selatan, Senayan, Jakarta akhir bulan kemarin.

Baca Juga : Promotor Musik Berdendang Bergoyang Festival Memohon Maaf, Konser Hari Ketiga Tidak Terselenggara

“Perlu kita sadari bahwa setelah dua tahun, ada satu keinginan yang luar biasa dari masyarakat untuk mengikuti festival atau konser musik, dan event lain yang mengundang kerumunan. Ini karena dua tahun kita menghadapi situasi pandemi,” katanya dalam “The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Ia melanjutkan, penyelenggaraan konser musik “Berdendang Bergoyang” terpaksa dihentikan oleh pihak kepolisian karena melebihi kapasitas penonton. Peningkatan kunjungan penonton ini harus diantisipasi dengan baik oleh pihak penyelenggara kegiatan. Pertama adalah tentang carrying capacity.

“Event yang diminati pascapandemi harus dikelola dengan berfokus pada carrying capacity, bukan hanya untuk keselamatan tapi juga untuk mendukung faktor-faktor kebersihan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan,” kata Sandiaga.

Baca Juga : Ini Alasan Kenapa Hari Ketiga Konser Berdendang Bergoyang Festival Batal Terselenggara

Selanjutnya penyelenggara event harus memiliki early warning system untuk bisa memberikan informasi berapa banyak orang di dalam satu event atau lokasi acara sehingga bisa mengurangi potensi kerumunan. “Tentu berikutnya adalah ketersediaan dari P3K, tim kesehatan yang juga harus mumpuni,” kata Sandiaga.

Kepuasan dari para pengunjung ini akan menjadi barometer karena pihak penyelenggara akan diidentifikasi dengan jenis kualitas dari penyelenggaraan kegiatan.

“Jadi harus mengacu kepada prinsip atau SOP yang sudah diberikan oleh Kemenparekraf, publikasi, dan sosialisasi yang lebih masif dan terstruktur,” kata Sandiaga.

Baca Juga : Payung Teduh Bawakan 9 Lagu dalam Konser Bertajuk ‘Senandung di Taman’

Para promotor harus dapat mengikuti, jangan sampai ‘aji mumpung’ begitu permintaannya banyak, jual lebih banyak tiket. “Akhirnya, orang kegetok dan kapok. Jangan sampai hal ini terjadi. Karena ini adalah momentum (kebangkitan ekonomi) yang harus betul-betul kita kawal,” ujar Sandiaga. [*]

Indonesia Perlu Membentuk Asosiasi Promotor Musik

wartamusik.com – Jakarta. Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Pariwisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama para promotor mendorong terbentuknaya Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI).

APMI ini adalah forum komunikasi dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan berbagai isu yang muncul dalam bidang pertunjukan musik, terlebih dalam masa pandemi Covid-19 sekarang ini. 

Baca Juga : Bagaimana Masa Depan Industri Pertunjukan Musik di New Normal?

“Perlu ada forum atau asosiasi event untuk membantu pemerintah dalam mengkurasi event-event terbaik di Tanah Air. Ini sejalan dengan tugas dan fungsi bidang Event Kemenparekraf, diantaranya mendukung event-event daerah, membesarkan event nasional, serta membawa event internasional ke dalam negeri.,” tambah Kiki dalam FGD yang berlangsung di Yogyakarta, beberapa waktu lalu. 

Kerja sama antara pemerintah dan industri ini diharapkan dapat terjalin semakin intensif mengenai pengembangan event musik, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kunjungan dan pergerakan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. 

Mendorong Ekosistem Pertunjukan Musik

Pembentukan APMI saat ini sedang tahap konsultasi dengan tim pengacara dan sudah membentuk tim kecil untuk pembentukan.

Dino Hamid dari Berlian Entertainment, yang ditunjuk sebagai ketua APMI menjelaskan, salah satu tugas besar APMI adalah membuat program event baik sebelum vaksin ditemukan dan sesudah vaksin ditemukan nanti. 

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang besar dan mengubah preferensi masyarakat dalam berkegiatan. Yakni lebih mengedepankan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan. 

Baca Juga : Begini Hasil dari Obrolan Kreatif Seputar Musik di Masa Normal Baru

“Pembentukan APMI saat ini sedang tahap konsultasi dengan tim pengacara dan sudah membentuk tim kecil untuk pembentukan,” kata Dino Hamid.

Dukungan untuk membentuk APMI juga disampaikan Anas Syahrul Alimi dari Rajawali Production. Kehadiran APMI akan berdampak positif dan mendorong ekosistem pertunjukan musik di Indonesia lebih maju. 

Membangun Konsep Penyelenggaraan Event Musik

Buat series festival musik Indonesia, dikemas dengan baik dan kita promosikan di negara pasar.

Oleh karena itu, kata Anas, harus ada asosiasi yang tidak hanya berbicara bisnis, tapi lebih mengedepankan semangat pengembangan event. Buat series festival musik Indonesia, dikemas dengan baik dan kita promosikan di negara pasar.

Anas juga mengusulkan diadakannya music tourism. Tujuannya agar ada paket yang memanjakan wisatawan dimana wisatawan bisa menyaksikan pertunjukan musik sekaligus berwisata.

Baca Juga : Portamento Platform Digital Untuk Memasarkan Karya Musik

Ia juga mengusulkan agar Kemenparekraf menyusun model event hybrid kombinasi online dan offline, yang dalam penyusunannya turut melibatkan Kementerian Kesehatan, Kepolisian, dan instansi terkait lainnya.FGD dihadiri beberapa promotor seperti, Anas Syahrul Alimi (Rajawali Indonesia), Tommy Pratama (Original Production), Dino Hamid (Berlian Entertainment), Donny Junardy (Ravel Entertainment/Hammersonic), Darshan Pridhnani (HYPE Music Asia), Aminah (Mecimapro), dan Emil Mahyudin (Nadapromotama). [*]

Exit mobile version