Kenny Gabriel, Jelita, dan Kara Chenoa Perkenalkan Single Kolaborasi ‘Grapevine’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. DJ Kenny Gabriel bersama dua artis pendatang baru, Jelita dan Kara Chenoa, akan mengeluarkan single mereka bertiga berjudul ‘Grapevine’, di bawah naungan rumah produksi Vurplay.

Penggemar Kenny Gabriel, Jelita dan Kara Chenoa bisa melakukan streaming melalui digital platforms yang akan tersedia. Di single ini, mereka bertiga ingin bercerita tentang keresahan mereka terhadap era digital atau media sosial.

Baca Juga : Kolaborasi dengan Shye, Rangga Jones Merilis Single Single “We’ll Be Alright” dan Bentuk Band Baru

Dimana orang dengan mudahnya bisa berkomentar terhadap apa yang kita lakukan di media sosial. Bahkan kita justru lebih sering menemukan komentar buruk daripada yang positif.

Untuk itu dilagu ini mereka menuangkan keresahan mereka bahwa mereka bisa untuk bersikap “bodo amat” terharap komentar buruk dari netizen di dunia maya maupun dunia nyata.

Menurut mereka,  setiap apa yang mereka lakukan pasti akan ada saja orang yang tidak suka. Justru itu mereka lebih baik bersikap “bodo amat” dan tetap menjalani hidup yang kita suka.

Produksi lagu ini berlangsung sepenuhnya dilakukan di Chillduck Studio. Kenny Gabriel sebagai produser sepenuhnya bertanggung jawab atas keseluruhan musik di dalam lagu ini, sedangkan Jelita dan Kara Chenoa bertanggung jawab untuk penulisan liriknya.

Baca Juga : Ini EP Terbaru dari Cate, ‘Tell Me Things You Won’t Take Back’

Producer dan A&R, perwalikan dari VURPLAY,  rekaman lagu ini juga turut dibantu oleh Uga Swastadi sebagai mixing engineer dan Adityar Andra sendiri sebagai mastering engineer.

Dan untuk artwork, Kenny Gabriel & Kara Chenoa mempercayakan sepenuhnya kepada Jelita untuk mengarahkan seluruh visual dalam lagu ini. [*]

Editor : Fatkhurrohim

Kolaborasi dengan Shye, Rangga Jones Merilis Single Single “We’ll Be Alright” dan Bentuk Band Baru

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Musisi pop independent asal Singapura, kelahiran Indonesia Rangga Jones dan Shye berkolaborasi membentuk 2OFU, (Two of You, dibaca “tofu”) dan merilis single debut mereka ‘We’ll Be Alright’ bersamaan dengan video lirik mereka via Yung Lee Records.

Single ini bertemakan cinta, kehilangan dan segala bentuk diantaranya – mengingatkan kita bahwa melangkah ke depan hanyalah bagian dari siklus kehidupan. Ada kekuatan besar yang bisa ditemukan di dalamnya dan tidak ada yang perlu ditakutkan.

Baca Juga : Ini EP Terbaru dari Cate, ‘Tell Me Things You Won’t Take Back’

Kolaborasi ini merupakan perpaduan antara Rangga Jones dengan keahliannya dalam audio production dan seni musik yang dilengkapi oleh Shye dengan nuansanya yang sonik dan grunge.

Single ini merupakan single pertama dari EP mereka yang akan rilis di akhir bulan November dan di mixing oleh penyanyi dan penulis lagu Dru Chen.

Baca Juga : Lomba Sihir Menebarkan “Pesona” di Single Terbaru

Rangga mengatakan, menulis ‘We’ll Be Alright’ cukup lancar karena mengetahui bahwa ia ingin menulis sesuatu yang bisa mengingatkan kita untuk menjalani sesuatu secara perlahan, sedikit lebih menikmati hidup dan tidak mengkhawatirkan masa lalu.

Ini EP Terbaru dari Cate, ‘Tell Me Things You Won’t Take Back’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Musisi kelahiran Kanada berusia 23 tahun, Cate, yang juga merupakan artis sensasi TikTok kembali dengan merilis EP berjudul “Tell Me Things You Won’t Take Back”. 

EP ini berisi 8 buah lagu ini merupakan cerminan dari seorang yang pindah ke London lebih dari 2 tahun lalu dan melihat kota serta semua cinta yang memusingkan, sekaligus perasaan patah hati di dalamnya. 

Baca Juga : Lomba Sihir Menebarkan “Pesona” di Single Terbaru

Pindah ke London, kata Cate, memberikannya kesempatan untuk merasakan semua perasaan yang dia tuangkan dalam EP ini secara penuh. Di London, diapun menemukan bahwa ‘Kamu bisa menentukan siapa dirimu sepenuhnya’. Itulah yang kemudian dilakukan Cate di EP terbarunya ini.

Dia mulai memasukkan unsur pengalaman romantis yang dia rasakan ke dalam musiknya, dan nyatanya London benar-benar terasa ‘sangat membebaskan’ dibanding komunitas Kristen kecil di daerah asalnya Abbotsford, Kanada.

Walau begitu, jika didengarkan lebih lanjut, EP ini memang menceritakan kisah universal tentang merangkul kesalahan dan kontradiksi pada diri tiap manusia.

“Tell Me Things You Won’t Take Back” bisa dibilang adalah proyek bersama rekannya. Emily yang berperan membuat artwork untuk EP ini, Hatti membantu memotret materi foto dari EP ini, Dom terlibat dalam pembuatan video musik, sementara Adams, Mouzourakis, dan Duncrot ikut membantu  penulisan lagu.  

Baca Juga : Payung Teduh Bawakan 9 Lagu dalam Konser Bertajuk ‘Senandung di Taman’

“Jika orang-orang dapat mendengarkan lagu-lagu di EP ini dan merasa nyaman dengan perasaan ragu-ragu akan apa yang telah mereka lakukan dalam kehidupannya, menurutku itu sangat menyenangkan,” ungkap Cate.

Jadi, jadikan musik menjadi karakter utama, menari dan menangislah bersama teman-teman Anda sambil menikmati EP terbaru dari Cate, “Tell Me Things You Won’t Take Back”. [*]

Lomba Sihir Menebarkan “Pesona” di Single Terbaru

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Lomba Sihir semakin mengukuhkan posisi mereka sebagai salah satu band paling memikat di Indonesia melalui single terbaru “Pesona”.

Terdiri dari versi remastered dan versi reprise serta dirilis oleh Sun Eater ke semua platform musik digital pada 1 November 2022, single “Pesona” ini juga didukung oleh video musik yang akan tayang secara bersamaan di kanal YouTube Lomba Sihir.

Baca Juga : “Selamat Datang di Ujung Dunia” Album Rasa Nano-Nano Tentang Jakarta dari Lomba Sihir

“Pesona” merupakan karya baru pertama dari Natasha Udu (vokal), Rayhan Noor (gitar, vokal), Wisnu Ikhsantama (bas, vokal), Enrico Octaviano (drum), Tristan Juliano (kibor, vokal) dan Baskara Putra alias Hindia(vokal, synthesizer) sejak album perdana Selamat Datang di Ujung Dunia yang dirilis pada Maret 2021 dan menuai banyak pujian bagi grup asal Jakarta tersebut.

“Ide awal dari lagu ini adalah kami ingin menulis lagu tentang cinta-cintaan. Sayangnya tidak ada dari kami berenam yang pengalamannya cukup menarik untuk dijadikan lagu, jadi kami berandai-andai tentang sepasang laki-laki dan perempuan yang sebenarnya sudah pernah bertemu namun sama- sama tidak yakin saat bertemu lagi di sebuah bar ibukota,” kata Hindia.

Baca Juga : Ada Disko di “Apa Ada Asmara” Single Ke 2 Lomba Sihir

Di bawah arahan Enrico dan Tristanselaku produser, musiknya “Pesona” dirancang untuk lantai dansa dengan sentuhan pop ’80-an.

Sebenarnya “Pesona” sudah dirilis pada Desember lalu melalui Sounds Cute, Might Delete Later,program Sun Eater yang bertujuan melahirkan karya yang matang dengan upaya minim di tengah pandemi.

Menyikapi Faktor Keamanan dan Kenyamanan Konser Musik di Indonesia, Ini Pesan Tegas dari Kemenparekraf buat Promotor

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Menyikapi faktor keamanan, keselamatan dan kenyamanan saat menonton konser musik di Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersikap tegas agar para promotor musik dapat mengelola event secara profesional yakni dengan memperhatikan aspek carrying capacity.

Hal ini disampaikan oleh Sandiaga Salahuddin Uno dalam menanggapi penyelenggaraan konser musik Bergoyang Berdendang Festival yang digelar di Istora dan parkir selatan, Senayan, Jakarta akhir bulan kemarin.

Baca Juga : Promotor Musik Berdendang Bergoyang Festival Memohon Maaf, Konser Hari Ketiga Tidak Terselenggara

“Perlu kita sadari bahwa setelah dua tahun, ada satu keinginan yang luar biasa dari masyarakat untuk mengikuti festival atau konser musik, dan event lain yang mengundang kerumunan. Ini karena dua tahun kita menghadapi situasi pandemi,” katanya dalam “The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Ia melanjutkan, penyelenggaraan konser musik “Berdendang Bergoyang” terpaksa dihentikan oleh pihak kepolisian karena melebihi kapasitas penonton. Peningkatan kunjungan penonton ini harus diantisipasi dengan baik oleh pihak penyelenggara kegiatan. Pertama adalah tentang carrying capacity.

“Event yang diminati pascapandemi harus dikelola dengan berfokus pada carrying capacity, bukan hanya untuk keselamatan tapi juga untuk mendukung faktor-faktor kebersihan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan,” kata Sandiaga.

Baca Juga : Ini Alasan Kenapa Hari Ketiga Konser Berdendang Bergoyang Festival Batal Terselenggara

Selanjutnya penyelenggara event harus memiliki early warning system untuk bisa memberikan informasi berapa banyak orang di dalam satu event atau lokasi acara sehingga bisa mengurangi potensi kerumunan. “Tentu berikutnya adalah ketersediaan dari P3K, tim kesehatan yang juga harus mumpuni,” kata Sandiaga.

Kepuasan dari para pengunjung ini akan menjadi barometer karena pihak penyelenggara akan diidentifikasi dengan jenis kualitas dari penyelenggaraan kegiatan.

“Jadi harus mengacu kepada prinsip atau SOP yang sudah diberikan oleh Kemenparekraf, publikasi, dan sosialisasi yang lebih masif dan terstruktur,” kata Sandiaga.

Baca Juga : Payung Teduh Bawakan 9 Lagu dalam Konser Bertajuk ‘Senandung di Taman’

Para promotor harus dapat mengikuti, jangan sampai ‘aji mumpung’ begitu permintaannya banyak, jual lebih banyak tiket. “Akhirnya, orang kegetok dan kapok. Jangan sampai hal ini terjadi. Karena ini adalah momentum (kebangkitan ekonomi) yang harus betul-betul kita kawal,” ujar Sandiaga. [*]

Ini Alasan Kenapa Hari Ketiga Konser Berdendang Bergoyang Festival Batal Terselenggara

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Emvrio Production, promotor event festival musik ‘Berdendang Bergoyang Festival’ memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi, bahkan dengan berat hati menghentikan konser yang berlangsung di hari Minggu, (30/10/2022), atas dasar keselamatan dan kenyamanan.

Selain alas an tersebut di atas, batal terselenggaranya konser di hari ke-tiga ini pun mengikuti kebijakan dari pihak otoritas. Selaku penyelenggara, Emvrio  telah berupayamenjalankan dan mematuhi protokol keamanan dan mematuhi peraturan dari pihak otoritas, sesuai mekanisme serta prosedur perizinan yang ditentukan.

Baca Juga : Payung Teduh Bawakan 9 Lagu dalam Konser Bertajuk ‘Senandung di Taman’

Humam Arief, Penanggung Jawab Berdendang Bergoyang Festival 2022 meneyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait perizinan dan juga tata waktu penyelenggaraan acara. Tapi karena situasi dan kondisi diluar kuasa penyelenggara, serta adanya potensi risiko yang mungkin terjadi, maka acara tidak dapat dilanjutkan.

“Kami sudah mengikuti prosedur penyelenggaraan acara dan sudah mengantongi izin keramaian. Kami juga menyadari adanya kejadian diluar dugaan saat acara berlangsung namun kami sudah berusaha melakukan penyesuaian alur penonton, mengatur ulang jumlah penampilan, menambah keamanan dan tim medis,” ujarnya.

Baca Juga : 3 Musisi Mancanegara Konfirmasi Hadir di Joyland Festival, Catat Ini Tanggal dan Harga Tiketnya

Untuk itu penyelenggara akan bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi akibat adanya pembatalan acara hari ketiga Berdendang Bergoyang Festival 2022. Mulai dari pengunjung yang membeli tiket, talent, venue, sponsor, media partner, tenant, dan vendor yang telah berpartisipasi.

Pihak penyelenggara menyampaikan, untuk seluruh pembeli tiket melalui website resmi www.emvrio.com dan pada laman http:/bit.ly/TiketBBF untuk tiket pada tanggal 29, 30 Oktober 2022, dan 3 days pass dapat mengajukan permohonan refund uang tiket. Informasi mengenai proses pengajuan refund tiket dapat diakses melalui bit.ly/REFUNDTIKETBBF.

Baca juga : Kampanye ‘Lokal Lebih Vokal’ Terkomunikasikan dengan Kencang di Synchronize Fest 2022

Emvrio kembali memohon maaf atas kejadian ini, kedepannya akan terus melakukan evaluasi dan persiapan yang matang dengan tetap mengikuti prosedur dan mengutamakan keselamatan dan keamanan penonton serta seluruh pihak yang bekerja sama. [*]

Payung Teduh Bawakan 9 Lagu dalam Konser Bertajuk ‘Senandung di Taman’

WARTAMUSIK.com – Semarang. Grup Musik Payung Teduh, tampil mebius para penonton dalam suatu konser bertajuk ‘Senandung di Taman. Pada hari Sabtu, (29/10/2022) kemarin di Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang.

Malam itu, Payung Teduh tampil selama 90 menit dan membawakn sembila lagu; Rayuan Pulau Kelapa, Sebuah Lagu, Berjalanlah, Malam, Pagi Belum Sempurna, Suar, Nanti, Diamlah dan Resah.

Baca Juga : Luncurkan Single, Payung Teduh Ajak Kita Kembali Memuji Sang Pencipta Lewat Lagu ‘Suar’

Marsya Ditia, anggota Payung Teduh mengungkapkan, senang bisa hadir dan tampil  secara langsung di Taman Indonesia Kaya. Melihat semangat dan antusiasme para penikmat seni di kota Semarang, memberikan energi dan semangat tersendiri bagi kami dalam menyuguhkan pertunjukan ini.

Payung Teduh tak sendirian ketika menghibur para penikmat seni yang memenuhi Taman Indonesia Kaya, dalam event ‘Senandung di Taman’ band indie beraliran fusi antara folk, keroncong, dan jazz ini berkolaborasi dengan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (PSM UNNES).

“Malam ini kami juga berkolaborasi dengan suara indah dan merdu dari para anggota PSM UNNES untuk membawakan dua buah lagu. Semoga penampilan kami dapat dinikmati dengan baik oleh masyarakat Semarang,” terang Marsya.

Baca Juga : Masih Aktif di Payung Teduh, 3 Personilnya Buat Band Baru Ini Single Debutnya

Payung Teduh diciptakan oleh dua teman dekat yang menggunakan sebagian besar waktu mereka untuk bermain musik di kantin kampus. Mereka menyediakan musik latar untuk Teater Pagupon di Universitas Indonesia.

Desember 2010, mereka memutuskan merekam musik yang sering mereka mainkan di teater. Seiring berjalannya waktu, Payung Teduh mendapat respon yang luar biasa dari pendengar, terutama di Asia seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Baca Juga : Hari Ke 2 Synchronize Fest 2022 Menjalin Kembali Talu Pertemuan yang Sempat Putus

Selain Marsya Ditia, band yang kini memiliki 5 album ini beranggotakan Alejandro Saksakame pada drum dan perkusi, Abdul Aziz pada bass, dan Ivan Penwyn pada gitar dan terompet. Pada 2021, Payung Teduh juga meluncurkan single berjudul Suar.

Sementara itu Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan, ‘Senandung di Taman’ merupakan event pertunjukan pembuka Taman Indonesia Kaya setelah beberapa tahun terakhir vakum akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga : Didaur Ulang oleh Perona, Lagu “Curam Kehidupan” Jadi Lebih Kece

“Selama pandemi melanda, kami juga melakukan perbaikan beberapa fasilitas taman agar dapat berfungsi secara optimal. Semoga segala upaya yang kami lakukan dalam menyuguhkan ruang publik dan hiburan bagi masyarakat Semarang dapat diterima dengan baik,” ungkapnya. [*]

Dagny Merilis Single Penuh Emosional Berjudul ’High & Lows’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Superstar asal Norwegia, Dagny, kembali dengan single terbarunya “Highs & Lows”. Lagu ini hadir di tengah banyaknya festival-festival musim panas dan pertunjukan-pertunjukan utama yang terjual habis di London, Berlin, dan Amsterdam. 

“Highs & Lows” lahir sebagai kelanjutan dari  “Brightsider” – yang dideskripsikan oleh The Guardian sebagai “epic…charged with Boys Of Summer wistfulness”, dan debut albumnya “Strangers/Lovers” di tahun 2020.

Baca Juga : Nadine Fatiana Hadirkan Sendu di Lagu “If Tomorrow We Have to Fall Apart”

Lagu terakhir yang dirilisnya sebelum ia memulai album keduanya yang dinanti-nanti, “Highs & Lows” adalah pop ballad personal yang lahir di tengah-tengah masa-masa sulit seseorang.Dagny menjelaskan bahwa ia sangat senang memperkenalkan “Highs & Lows” – salah satu lagunya sebelum ia terjun ke proses pembuatan album terbarunya.

Ini akan menjadi rilisan terakhir Dagny sebelum ia memulai pengerjaan album selanjutnya dengan sungguh-sungguh. Hingga saat ini, musik Dagny telah diputar lebih dari jutaan kali.

Dagny telah dinominasikan sebagai 6 Norwegian Grammy’s (Spellemannprisen), co-written songs untuk Katy Perry, Ashnikko, dan Julie Bergan, dan berkolaborasi dengan Liverpool indie-rock heroes The Wombats, American super-producer Steve Aoki,  serta Spanish-English  indie-pop Crystal Fighters. 

Debut album Dagny Strangers / Lovers, rilis di bulan Mei tahun 2020 membuktikan bahwa ia adalah bentuk lagu dari kehidupannya sendiri, dengan beberapa pujian dari  The Guardian (“thundering synth pop explosion”), The Independent (“dazzling pop – 8/10”), BBC Music (“one of 2020’s most assured debuts”).

Baca Juga : Kerispatih Mengkonfirmasi Bakal Manggung Pada Malam Tahun Baru di Royal Tulip Gunung Geulis Resort & Golf

Tahun ini, Dagny merayakan tour konsernya di Norwegia yang terjual habis sebanyak lebih dari 16.000 tiket dan berjalan selama lebih dari 2 bulan. Sejak saat itu, ia kembali untuk melakukan pertunjukan utama di London, Berlin dan Amsterdam, di tengah sibuknya festival musim panas di Norwegia terutama Øyafestivalen. 

Single terbaru Dagny “Highs & Lows” telah rilis dibawah naungan Little Daggers Records miliknya sendiri, dibawah perjanjian dengan dalam usaha bersama dengan Polydor DE. [*]

Nadine Fatiana Hadirkan Sendu di Lagu “If Tomorrow We Have to Fall Apart”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Dara muda asal Malang, Nadine Fatiana merilis lagu bernuansa melankolis berjudul “If Tomorrow We Have to Fall Apart”. Lagu tersebut menjadi single orisinil ke-3 sejak melepas “Enough” dan “Everybody Needs”.

Single ini ditulis sendiri oleh sang musisi dengan bantuan istimewa. Bantuan tersebut datang dari solois asal Jakarta yakni Prince Husein yang terlibat dalam penulisan “If Tomorrow We Have to Fall Apart”.

Baca Juga : Kerispatih Mengkonfirmasi Bakal Manggung Pada Malam Tahun Baru di Royal Tulip Gunung Geulis Resort & Golf

“Lagu ini udah jadi dari di bulan Maret 2022. Tadinya emang mau aku sendiri yang nulis tapi ternyata kesulitannya itu banyak. Jadi aku dibantu sama kak Prince. Rekamannya sendiri di bulan September, jadi cukup panjang prosesnya sampai lagu ini jadi,” ungkap gadis yang bersekolah di MAN 2 Kota Malang tersebut.

Menilik dari lirik, single ini bercerita tentang dua insan yang ingin menghabiskan waktu bersama karena masa depan bisa jadi akhir dari mereka. Bagi Nadine, makna dari lagu ini bisa diinterpretasikan secara luas dan personal sesuai dengan situasi para pendengar.

Gadis 15 tahun tersebut juga menuturkan sebuah caption dari video Tiktok yakni “Let’s meet in another life as two ordinary people who fell in love each other” jadi sebagian inspirasi untuk menulis tembang terbarunya.

Baca Juga : Vintonic Ajak Ke Masa Lalu Melalui Single ‘Back to You’

Single ke-3 ini cukup berbeda dibandingkan dua lagu yang ia rilis sebelumnya, terutama dari segi nuansa. Apabila sebelumnya Nadine sering menghadirkan lagu bercorak R&B dan chill, maka dalam balada “If Tomorrow We Have to Fall Apart” sang musisi menampakkan suasana sendu dan mellow.

Perbedaan ini sempat membuat Nadine kesulitan dalam proses perekaman karena di lagu ballad ini memerlukan penghayatan dan kesan bercerita. Untungnya, lagu-lagu dari soundtrack resmi Disney banyak memandunya untuk menjawab tantangan membawakan lagu ballad.

Ia juga terlibat aktif dalam seluruh proses pembuatan single ini dan melibatkan banyak pihak. Selain Prince Husein, ada Mahatamtama dan Derry Rith Haudin dari Coldiac yang ikut berpartisipasi dalam memproduksi nomor terbaru Nadine.

Baca Juga : Ini Alasan Raisa Anggiani Menjadi Cover Playlist Spotify untuk EQUAL Indonesia di Newyork Times

Perbedaan kentara lain dari lagu terbaru ini dibandingkan 2 tembang sebelumnya adalah pemilihan visual yang tidak lagi didominasi warna biru. “Mood-nya lebih ke mellow gitu ya, dan kemerahan orange ini menurutku warna yang bisa mewakili suasana mellow gitu ya.

Emosinya yang ingin ditonjolkan passionate gitu,” jelas Nadine mengenai artwork dari lagu. Meskipun masih sebatas perilisan single secara digital, solois yang mengawali karirnya dengan proyek cover tersebut juga ingin melakukan live session atau membuat video klip untuk karyanya.

Namun, Nadine yang baru menginjak jenjang sekolah menengah atas membocorkan bahwa padatnya jadwal sekolah dan tugas menjadi tantangan tersendiri untuk berkarya. Lewat rilisan ini disematkan harapan darinya untuk para pendengar agar bisa menikmati waktu, tenaga dan kreativitas yang ia tuangkan lewat lagu tersebut. [*]

Exit mobile version