Pembuktian Agatha Pricilla Atas Musikalitasnya di Single Terbaru Berjudul “Ruang”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. “Kepalamu bukan penjara…” Solois pop asal Jakarta, Agatha Pricilla mempersembahkan sebuah pengingat hangat lewat single terbarunya berjudul “Ruang”. 

“Gue ingin memotivasi dan coba membantu menyadarkan semua orang serta diri sendiri untuk bisa berbicara yang sejujurnya dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Jangan ragu mengutarakan sesuatu karena diam saja tidak menyelesaikan keresahan yang ada di pikiran kita.

Baca Juga : Nakal, Duo OKAAY Merilis Debut “Lupa Nama Ingat Rasa”

Diam dan larut dalam overthink, membuat segala hal terasa lebih berat berkali-kali lipat. Penyelesaian setiap masalah bisa lebih mudah kalau kita bisa menyampaikan segala sesuatu dengan sejujur-jujurnya,” buka Pricilla tentang pesan utama dari lagu terbarunya.

Sejak pertama hadir dengan karya solonya pada 2019 lalu, Pricilla terus memperlihatkan kualitasnya sebagai penyanyi dan penulis lagu ragam pop yang apik. Meskipun warna pop soul dan pop R&B cukup kental melekat di karya-karya awalnya, sejumlah nomor pop urban dan pop ballad juga telah berhasil 

Pricilla sajikan sama baiknya. Inilah yang kini kembali ia buktikan dalam “Ruang”. Sebuah nomor pop ballad bernuansa folk dengan topping soft rock yang bersanding serasi dengan suara Pricilla yang lembut namun lugas kata demi katanya.

Baca Juga : “Write Me Another Song” Comeback-nya TheOvertunes

Pada “Ruang”, Pricilla masih menggandeng produser tandemnya Rayhan Noor untuk menggarap musik dan produksi dari lagu yang telah ia tulis itu. Pricilla menjelaskan jika aransemen dan arahan musik “Ruang” adalah apa yang ia rasa cocok dan dibutuhkan untuk memperkuat perasaan serta pesan yang ingin ia sampaikan.

Fireboy DML Kolab dengan Ed Sheeran, Ini Single Mereka “Peru”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Musisi asal Nigeria Fireboy DML berkolaborasi dengan superstar, 4x peraih penghargaan GRAMMY award, Ed Sheeran untuk remix smash hit “Peru” via YBNL Nation/EMPIRE.

Dirilis pada bulan Juli, single dan videonya rilis beberapa minggu sebelum Fireboy memulai first-ever Apollo U.S. tour pada bulan Februari ini. Diperkenalkan dengan perkusi berirama, single ini memiliki lirik yang khas “Peru, Para.”

Baca Juga : Nakal, Duo OKAAY Merilis Debut “Lupa Nama Ingat Rasa”

Fireboy menceritakan tentang seorang wanita yang terus menerus menarik perhatiannya saat dia melakukan perjalanan dari  Jozi, Miami ke San Francisco. 

Dengan visual yang disutradarai Gabriella Kingsley, Fireboy dan Sheeran bertemu di sebuah warehouse party di London saat Sheeran masuk melalui tangga sambil bernyanyi, “pour up the bottle I wanna level up. When I’m with you I never get enough.Slow whine, I’m not in a rush” memengaruhi seluruh dancehall melalui vokalnya yang khas.

Nakal, Duo OKAAY Merilis Debut “Lupa Nama Ingat Rasa”

WARTAMUSIK.com – Jakarta.Bertemu 7 tahun lalu, Kay dan Okin membentuk duo yang diberi nama OKAAY. Okin dan Kay baru mulai bermain musik bersama sejak pandemi melanda. Untuk membuktikan keseriusan dalam bermusik mereka pun merilis single berjudul “Lupa Nama Ingat Rasa”. 

Melalui lagu ini, Okin dan Kay berusaha untuk menghadirkan genre alternatif, walau mereka mengatakan bahwa ke depannya musik mereka akan semakin bervariatif karena keduanya akan berusaha mengeksplorasi warna musik mereka masing-masing.

Baca Juga : “Write Me Another Song” Comeback-nya TheOvertunes

Lagu ini sendiri terinspirasi dari pengalaman yang disaksikan sendiri oleh Okin dan Kay saat mereka menjadi duo reguler di beberapa sebuah tempat di Jakarta Selatan. 

Single ini sangat relate, karena sering kali ditemui oleh keduanya dan dialami oleh anak-anak muda terutama mereka yang dekat dengan kehidupan malam. Dalam proses pembuatannya, Okin dan Kay juga turut dibantu oleh Laleilmanino sebagai Produser sekaligus Composer dan Writer-nya. 

Walau terdengar sebagai lagu yang mengglorifikasi kehidupan malam dan cinta sesaat, namun sebenarnya Okin dan Kay ingin juga menceritakan perasaan hati seseorang yang merasakan cintanya yang tidak terbalas. 

Baca Juga : NMDN dan CACCIA Kolab Gambarkan Dilemma Sebuah Hubungan Lewat Single ‘Better Off Alone’

Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa di tiap lirik lagu ini, terdapat makna tersirat yang sebenarnya bisa diimplementasikan ke berbagai moment. 

Baca Juga : Didaur Ulang oleh Perona, Lagu “Curam Kehidupan” Jadi Lebih Kece

“Kami ingin mengangkat kisah cinta dari sudut pandang yang berbeda dalam penulisan lagunya,” ungkap Okin. 

“So, it’s about being youth and reckless in a fun way, (Jadi, itu semua tentang menjadi anak muda yang ceroboh dengan cara yang menyenangkan),” pungkas Kay. [*]

Resso Coaching Clinic Ungkap Peluang Berkarier di Industri Musik pada Era Digital

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Melalui Resso Coaching Clinic, ingin memotivasi para peminat musik dan talenta muda berbakat untuk mendalami di bidang musik dengan tema “Bangun Karier Musikmu di Era Digital”.

Dalam Resso Coaching Clinic yang telah masuk jilid 4 kali ini menghadirkan musisi, pencipta lagu dan produser Ade Govinda, sound engineer serta anggota band Lomba Sihir, Wisnu Ikhsantama, dan Otti Jamalus, musisi, mentor dan pemilik Otti Jamalus Music House.

Baca Juga : Resso Gelar “Resso Studio Live” Konser Uji Coba Jelang Akhir Tahun

Mereka saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan tips seputar karier di industri musik tanah air. 

Matthew Tanaya, Artist Promotions Lead Resso Indonesia mengatakan, perkembangan teknologi di era digital ini telah mengubah bagaimana industri musik bekerja. Setiap pelaku dan pemangku kepentingan di industri musik harus beradaptasi untuk memahami peran teknologi.

Baca Juga : Resso Replay Saat Para Pendengar Berbagi Lagu Favorit

Resso Coaching Clinic edisi ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana passion di bidang musik bisa membawa berbagai peluang karier bagi para penggiat musik, serta peran platform musik streaming digital untuk membantu pengembangan karier para penggiat musik di masa depan.

Dalam acara bincang singkat di Resso Coaching Clinic, para pembicara yang merupakan praktisi di bidang musik membagikan pandangan, informasi serta saran berdasarkan pengalaman mereka berkarier di industri musik. Simak rangkuman diskusi Resso bersama Ade Govinda, Wisnu Ikshantama, dan Otti Jamalus berikut ini. 

“Write Me Another Song” Comeback-nya TheOvertunes

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Setelah memutuskan untuk istirahat di awal 2020 agar bisa fokus ke proyek-proyek lain, akhirnya TheOvertunes kembali lagi dengan sebuah single baru berjudul “Write Me Another Song”. 

Dirilis di kanal-kanal digital pada 28 Januari 2022 oleh ToV Records, balada folk pop ini adalah karya pertama yang dipersembahkan trio kakak-beradik Mada Emmanuelle (bas, vokal), Reuben Nathaniel (gitar, vokal) dan Mikha Angelo (vokal, gitar) sejak melepas album kedua Memory Lane di tahun 2019.

Baca Juga : NMDN dan CACCIA Kolab Gambarkan Dilemma Sebuah Hubungan Lewat Single ‘Better Off Alone’

Dari segi lirik, “Write Me Another Song” bercerita dari sudut pandang seseorang yang berharap agar pasangannya yang juga pencipta lagu dapat terus menyampaikan perasaan melalui karyanya. 

Walau itu adalah cerita imajinatif yang menjadi salah satu ciri khas TheOvertunes selama ini, inspirasinya berasal dari kekhawatiran nyata yang dialami Reuben selaku penulisnya. 

“Karena sudah lama jenuh dan enggak menulis lagu, aku berpikir, ‘Sebenarnya masih bisa enggak menulis lagu?’” kata Reuben, yang pada 2021 lalu melepas lagu kolaborasi bersama Jason Mountario yang berjudul “Wandering Wondering”. 

Di samping itu, TheOvertunes juga menggunakan “Write Me Another Song” sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi aspek produksi, seperti merekam sebagian lagunya di taman rumah mereka—lengkap dengan suara kicauan burung—dan sebagian lagi di dalam studio sehingga membuat lagunya terasa lebih hidup bagi pendengar. 

Baca Juga : Didaur Ulang oleh Perona, Lagu “Curam Kehidupan” Jadi Lebih Kece

“Sekarang kami memikirkan, bagaimana caranya kita bisa bikin sebuah pengalaman yang seru banget cuma lewat earphones atau stereo di rumah?, “kata Mikha, produser lagu ini yang juga banyak belajar dari pembuatan Amateur, album solonya yang dirilis di tahun 2020. 

Dipadukan dengan petikan gitar dan aransemen vokal yang sudah identik dengan TheOvertunes, sentuhan produksi ini membuat “Write Me Another Song” terdengar familiar sekaligus segar. 

Baca Juga : Single ‘Sing and Dance With Me’ Seruan #DanceTo2022, Gamaliel Jadi Vocal Director

“Write Me Another Song” juga merupakan karya perdana yang dirilis oleh TheOvertunes sebagai artis independen, suatu hal yang sangat mereka nikmati setelah berada di major label selama tujuh tahun. “Kebebasan kreatifnya menyenangkan banget bagi kami,” kata Mikha. [*]

Reality Club Bawakan Lagu Secara Eksklusif ke Para Pendenggarnya

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Setelah beberapa minggu lalu mengumumkan datangnya album ketiga, Reality Club kembali mengumumkan The Teaser Tour—rangkaian pertunjukan offline yang bertujuan memberikan ‘teaser’ dari album terbaru mereka.

Reality Club akan membawakan lagu-lagu baru, termasuk beberapa yang belum dirilis, untuk diperdengarkan secara eksklusif kepada para penggemar.

Baca Juga : “Write Me Another Song” Comeback-nya TheOvertunes

Dengan rencana untuk menyasar kota-kota besar di Indonesia, saat ini Reality Club baru mengumumkan bahwa Bogor akan menjadi titik pertama tour mereka di tanggal 31 Januari 2022.

Terbentuk di akhir 2016, Reality Club merupakan band indie-rock peraih nominasi AMI (Anugerah Musik Indonesia) untuk kategori Best Newcomer di tahun 2018 dan Best Alternative Group di tahun 2018, 2020, dan 2021. 

Berasal dari Jakarta, mereka kian berkembang dan terus menjadi pembicaraan sejak single pertama dirilis.

Reality Club terdiri Era Patigo (drum), Iqbal Anggakusumah (gitar), Faiz Novascotia Saripudin (vokal dan gitar), Fathia Izzati (vokal dan keyboard), dan Nugi Wicaksono (bass).

Baca Juga : NMDN dan CACCIA Kolab Gambarkan Dilemma Sebuah Hubungan Lewat Single ‘Better Off Alone’

Dengan target pasar internasional, mereka telah memperluas pendengar mereka sejak 2019 melalui showcase di berbagai negara seperti Tokyo, Malaysia, Singapura, dan Jeddah. 

Reality Club juga merupakan salah satu dari dua band perwakilan Indonesia yang terpilih dan dijadwalkan untuk tampil di South By Southwest (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat. 

Baca Juga : Didaur Ulang oleh Perona, Lagu “Curam Kehidupan” Jadi Lebih Kece

Semenjak pandemi, Reality Club juga menggelar Online World Tour, bermain di festival-festival online mancanegara seperti Jerman, Inggris, Singapura, dan Amerika Serikat. [*]

Hibur Penggemar, Para Musisi Keren Ini Gelar Liga Woyoo

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Guna mempererat tali kasih antara musisi dengan para penggemarnya, Kobra Multidimensi (Manajemen dari Jason Ranti) bersama Sport77 menginisiasi gelaran acara “Sport 77 Liga Woyoo“ belum lama ini di GOR Ciracas.

Jason Ranti menjelaskan, Liga Woyo tujuannya untuk silaturahmi. Bergembira, berkeringat, olahraga dan olah rasa. Karena sudah lama tidak ketemu sama teman-teman semua dan karena teman.

Baca Juga : NMDN dan CACCIA Kolab Gambarkan Dilemma Sebuah Hubungan Lewat Single ‘Better Off Alone’

Adapun musisi-musisi yang turut serta berkompetisi di Liga Woyoo ini adalah, Jason Ranti, Danilla, Pamungkas, NTRL, The Panturas, Fourtwnty, Bongabonga, dan Sisitipsi. 

Pamungkas menerangkan, oleh karena pandemi kita jadi jarang manggung. Biasanya kami bersilaturahmi kayak di backstage. Sekarang silaturahminya di olahraga.

“Alasan saya ikut liga ini adalah untuk memahami permainan bola yang baik dan benar. Ini adalah permainan bola yang sangat-sangat sempurna,” ucap Danilla sembari tertawa.

Vokalis NTRL, Bagus mengaku tidak ikut bermain akibat melihat salah satu peserta yang cedera, meski begitu grup band NTRL masih tetap ikut memeriahkan pertandingan. 

Baca Juga : Didaur Ulang oleh Perona, Lagu “Curam Kehidupan” Jadi Lebih Kece

“Sudah lihat teman satu cedera, ah sudah oke cukup deh. Tapi bisa main juga nanti. Lihat nanti deh,” ungkap Bagus, vokalis NTRL 

“Habis ini langsung Liga Woyo 2 nih, ke lapangan gede nih kayaknya. Mungkin karena kita kalau konser musik masih sulit, jadi kalau olahraga mungkin lebih bisa menangkis penyakit. Jadi lebih sehat kan,” tambah Daru Dharmawan. 

Baca Juga : Single ‘Sing and Dance With Me’ Seruan #DanceTo2022, Gamaliel Jadi Vocal Director

Dengan tajuk “olah jiwa, olahraga, berkeringat, dan bergembira”, kegiatan Liga Woyoo ini menyajikan permainan futsal gembira yang berbeda. Justru itu akan menambah kebahagiaan baik bagi kedua tim yang berlaga. [*]

NMDN dan CACCIA Kolab Gambarkan Dilemma Sebuah Hubungan Lewat Single ‘Better Off Alone’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. NMDN (Nomaden) dan Duo music R&B/soul Caccia ( Baca : Kasya ) kolab merilis single terbaru berjudul “Better Off Alone” di bawah label rekaman Nueve Records.

Lagu “Better Off Alone” merupakan lagu berirama pop R&B dengan sentuhan musik elektronik. Penambahan unsur elektronik ini merupakan buah dari campur tangan dari NMDN, dalam lagu “Better Off Alone”.

Baca Juga : Didaur Ulang oleh Perona, Lagu “Curam Kehidupan” Jadi Lebih Kece

Caccia, yang beranggotakan Zefanya Siahaan (vokal) dan Kenny Giandra (instrumental), memulai tahun 2022 dengan merilis “Better Off Alone”. Kehadiran single terbaru NMDN ini melengkapi diskografi musik Caccia, yang sebelumnya telah merilis tiga (3) single sepanjang tahun 2019-2021. 

Dalam lagu “Better Off Alone”, tokoh utama dihadapkan pada pilihan antara bertahan di sebuah hubungan yang tidak memberi kenyamanan atau keluar dari hubungan tersebut. 

Lagu ini bercerita dari sudut pandang seseorang yang sedang berada di dalam hubungan asmara, di mana pasangannya menjalani semua hal secara terburu-buru. 

“Dan, pada akhirnya, tokoh utama kami ini menemukan bahwa ia lebih baik sendiri untuk sementara waktu, setelah menyadari kalau ia tidak cocok dengan pasangannya,” ucap Zefanya. 

Baca Juga : Single ‘Sing and Dance With Me’ Seruan #DanceTo2022, Gamaliel Jadi Vocal Director

Sementara itu Tanisha Tishawiana Sadewo.menambahkan, berawal dari draft lagu yang sudah ada, terpikir untuk mengajak Caccia berkolaborasi, karena draft-nya cocok dengan warna lagu yang mereka tunjukkan di beberapa lagu sebelumnya. 

“Hasilnya pun melebihi ekspektasi awal saya,” kata NMDN.  Berbeda dengan lagu-lagu Caccia lainnya, di mana mereka menulis sendiri lirik lagunya.

Baca Juga : Single “Arogansi” dari Recalcitrance, Dentuman Musik Penuh Energi untuk Melawan Tirani

Sebelumnya, Caccia telah merilis “L.D.R” dan “Let Me Confess”, dua single Caccia yang dirilis pada tahun 2021. 

“L.D.R” menggambarkan dinamika hubungan asmara jarak jauh, sementara “Let Me Confess” merupakan perjalanan mencari sesuatu yang dapat mengisi bagian jiwa yang hampa dan akhirnya menemukannya dalam wujud seseorang. [*]

Didaur Ulang oleh Perona, Lagu “Curam Kehidupan” Jadi Lebih Kece

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Perona lahir dari kombinasi kebosanan akut akibat kurungan jeruji pandemi dan hasrat bermain yang meluap setelah matinya dunia pertunjukan musik. 

Perona beranggotakan 4 Personel, dan 3 personelnya masih aktif sebagai member Payung Teduh sampai sekarang yaitu, Alejandro Saksakame (Drum), Marsya Ditia ( Vocal ), dan Pandji Putranda ( Keyboard ), diposisi Bass ada Ryan Ramone.

Baca Juga : Candra Darusman Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia

Setelah merilis 2 karya yaitu ‘Warna’ dan ‘Cita Asa’ di tahun 2021, Group band Perona kembali dengan karya terbaru yang sekaligus karya pertama mereka di tahun 2022 berjudul ‘Curam Kehidupan’. Lagu ‘Curam Kehidupan’ sebenarnya remake dari lagu yang pernah dibawakan Eben Hutauruk. 

Tidak sendiri, Perona turut juga mengajak salah satu penyanyi lawas yang sempat tergabung dalam Prambors Band yang tenar dengan lagu ‘Kemarau’ di tahun 1977 bernama Eben Hutauruk. 

Masih digawangi oleh Marsya Ditia di Vocal, Alejandro Saksakame di Drum, Pandji Putranda di Keyboard dan Ryan Ramone di Bass, Perona tetap menghadirkan musik-musik yang mereka deskripsikan sebagai musik yang menyenangkan dan ingin mereka dengar. 

Oleh karena itu, mereka akhirnya mengajak Eben Hutauruk untuk kembali bernyanyi di lagu ‘Curam Kehidupan’ ini. 

Baca Juga : Single ‘Sing and Dance With Me’ Seruan #DanceTo2022, Gamaliel Jadi Vocal Director

Tidak hanya semata-mata ingin meremajakan lagu agar bisa juga didengar oleh pendengar masa kini, lagu yang diciptakan oleh alm. Yockie Soeryoprayogo ini juga dirilis agar pendengar dapat diajak bernostalgia dengan lagu lama dan menikmati sensasi lagu pada masanya. 

Dalam penggarapannya, para anggota dari Perona ikut terlibat langsung di dalamnya yang sekaligus mendapatkan bantuan dari Dimas RID sebagai pengisi Gitar dan Wendy Arinto dari Als Studio pada proses Mixing & Mastering.‘Curam Kehidupan’ menghadirkan kisah yang manis dengan tema kesetiaan.

Baca Juga : Single “Arogansi” dari Recalcitrance, Dentuman Musik Penuh Energi untuk Melawan Tirani

Lewat lagu ini para penikmat musik lebih memahami tentnag pentingnya sebuah kesetiaan. [*]

Candra Darusman Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Candra Darusman, salah satu Pendiri Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI) kini menjabat sebagai ketua umum dari organisasi yang telh berdiri sejak 1996.

Candra Darusman yang juga seorang musisi yang tergabung dalam kelompok jazz Chaseiro dan Karimata ini akan memegang amanah sebagai Ketua Umum AMI mulai dari tahun 2022 hingga 6 tahun kedepan.

Baca Juga : Single ‘Sing and Dance With Me’ Seruan #DanceTo2022, Gamaliel Jadi Vocal Director

“Selama 6 tahun kepemimpinan Dwiki telah memberikan prestasi yang luar biasa. Saya rasa ketua selanjutnya tinggal meneruskannya. Dan saya merasa punya tanggung jawab untuk memberikan kontribusi hal tersebut,” kata Candra Darusman dalam serah terima jabatannya. 

Setiap tahunnya AMI Awards akan terus konsisten memberikan penghargaan paling bergengsi bagi para insan musik Indonesia. Konsisten ini bisa menjadi pemicu bagi para insan musik Indonesia untuk terus menghasilkan karya terbaiknya. 

Baca Juga : Single “Arogansi” dari Recalcitrance, Dentuman Musik Penuh Energi untuk Melawan Tirani

“Terimakasih atas kepercayaannya selama 6 tahun terakhir, saya beruntung mengemban amanat sebagai Ketua Umum Yayasan AMI dan menjadi bagian penting dari perkembangan industri musik Indonesia,“ terang Dwiki Dharmawan menutup masa jabatannya.

Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI) merupakan organisasi independen yang memberikan penghargaan tertinggi kepada insan musik kreatif Indonesia yang berprestasi. 

Exit mobile version