Sukses di Blantika Musik, Ferkustik pun Sukses di Bisnis Digital

wartamusik.com – Jakarta. Indonesia tak pernah kehabisan talenta dalam industri musiknya. Ferry Yolanda Firmanto atau yang akrab disapa dengan Ferkustik adalah salah satunya.

Di blantika musik Indonesia, musisi muda kelahiran Bandar Lampung ini mampu memberikan warna baru dalam musikalitasnya.

Baca Juga : “Setengah Tahun Ini” Manifestasi Diri Baskara Putra

Ferkustik telah menulis lagu sejak kelas 2 SMP. Lagu pertama yang di ciptakannya itu berjudul “Lingkar”.

Ferkustik yang saat ini berusia 26 tahun ini telah menggeluti dunia musik serta belajar bermain gitar sejak di bangku kelas 5 SD. Tak butuh lama, dirinya untuk menguasai dawai tersebut. Karena memang berbakat untuk memainkan alat tersebut.

Baca Juga : Album Duo Cheery Trees : “Sikam Lampung” Melestarikan Adat Budaya Lampung

Tak hanya pandai memainkan gitar, Ferkustik juga mulai menulis lagu sendiri ketika ia masih berada di bangku sekolah atau lebih tepatnya ketika kelas 2 SMP. Lagu perdana yang diciptakannya itu berjudul ‘Lngkar’.

Meraih Silver Play Button dari YouTube

Album Solo Ferkustik langsung mendapat penghargaan Silver Play Button dari YouTube.

Pada tahun 2019 lalu, Ferkustik merilis album Solo pertamanya ‘Pejuang Malam’. Dalam satu bulan usai perilisan album tersebut langsung mendapatkan penghargaan (Silver Play Button) yang diberikan oleh YouTube. 

Album ini juga sudah tersedia di platform digital seperti di Spotify, Joox, Apple Musik dan lainnya. 

Baca Juga : Lagu Terbaru “Turun Dari Langit“ Berkhayal Menyenangkan ala Laze

Pria yang dikenal sangat friendly ini juga memiliki kesibukan lain di luar music yaitu berbisnis. Ada 3 perusahaan yang dipimpinnya. Masing-masing bergerak di bidang digital agency, advertising, serta perdagangan.

Suami dari Isti Aniviani ini dikenal ramah karena sering berinteraksi dengan para penggemarnya di media sosial (Instagram). Hal tersebut bisa dilihat di laman Instagram miliknya, @ferkustik

Istri Ikuti Jejak Ferkustik

Sementara itu istrinya adalah seorang Youtuber dengan channel YouTube (Viani TV) yang memiliki 1 juta lebih pengikut hingga saat ini. Mengikuti jejak sang suami, Isti juga berhasil meraih kesuksesan dalam kariernya sebagai seorang Youtuber. 

Baca Juga : YouTuber Muda Asal Louisiana Ini Meraih Prestasi Gemilang di Top Chart Billboard

Berbicara kesuksesan, Viani TV juga telah berhasil meraih kesuksesan dengan meraih Gold Play Button pada awal tahun 2019. 

Dengan telah diterimanya piagam ini, Viani telah membuktikan diri bahwa ia merupakan seorang kreator handal serta mampu bersaing dengan para kreator lainnya. [*]

“Setengah Tahun Ini” Manifestasi Diri Baskara Putra

wartamusik.com – Jakarta. Tahun 2020 seharusnya menjadi tahun pembuka yang bergairah setelah melewati kehebatan dekade musik Indonesia 2010-2019. Sebagaimana diketahui, skenario tersebut harus tertahan sementara karena pandemi Covid-19 lebih dulu menerjang. 

Bahkan ketika enam bulan pertama 2020 sudah terlewati, ruang bergerak musik Indonesia masih belum juga bebas seutuhnya. Tetapi luar biasanya, situasi yang masih tak menentu ini malah membuat para pelakunya kian membongkar celah kreativitas. 

Tidak terkecuali label rekaman Sun Eater dan Baskara Putra lewat moniker musiknya bernama Hindia. 

Selama setengah tahun, lagu-lagu Hindia dari album debut Menari Dengan Bayangan (2019) telah sukses dipasangkan dengan seragam barunya.

Terhitung selama setengah 2020, lagu-lagu Hindia dari album debut Menari Dengan Bayangan (2019) telah sukses dipasangkan dengan seragam barunya. “Secukupnya” digubah ulang oleh produser andal Dipha Barus. “Rumah ke Rumah”, “Evakuasi”, dan “Evaluasi” dirilis secara satuan dalam bentuk video musik yang apik. 

Bahkan khusus untuk judul yang terakhi, ia memiliki format gubahan lainnya ala permainan Animal Crossing maupun reprise. Sayangnya, mau tidak mau cerita panjang dari Menari Dengan Bayangan harus bertemu penghujungnya. 

Kisah “Setengah Tahun”

Lagu “Setengah Tahun Ini” bercerita tentang manifestasi diri seorang Baskara Putra selama satu semester 2020.

Hindia resmi menutup era album tersebut lewat sebuah lagu terbaru berjudul “Setengah Tahun Ini”. 

Sesuai dengan judulnya, “Setengah Tahun Ini” bercerita tentang manifestasi diri seorang Baskara Putra selama satu semester 2020. “Awalnya, lagu ini ditulis sebagai sebuah karya responsif dalam melihat kejadian besar yang berlangsung selama setengah tahun 2020,” jelas Baskara. 

Lagu ini kemudian malah merangkum apa yang saya rasakan secara sosial dan pribadi selama enam bulan ke belakang. 

Dalam proses penulisan, akhirnya diputuskan bahwa ‘Setengah Tahun Ini’ menjadi lagu untuk menutup era Menari Dengan Bayangan – ini merupakan alasan mengapa banyak lirik dalam “Setengah Tahun Ini” yang mengutip lirik-lirik lain dari album Menari Dengan Bayangan.

Kejadian Besar di Indonesia

Dalam “Setengah Tahun Ini”, Baskara mengunjungi kembali beberapa catatan kejadian besar tanah air semacam lika-liku penanganan pandemi, omnibus law yang bergerak secara senyap, kredibilitas staf khusus Istana yang dipertanyakan, sampai rasa kehilangan besar mendiang Glenn Fredly. 

Semua kejadian lingkup sosial tersebut dipadankan dengan catatan kejadian besar milik Baskara pribadi, yakni dirundungnya ia oleh kebengisan cancel culture di dunia maya. 

Lalu, Baskara secara sadar menyampul cerita-cerita tersebut dengan sikap penerimaan diri yang ia pernah curahkan di Menari Dengan Bayangan. 

Untuk itu, kita akan menemukan kembali potongan lirik dari repertoar Hindia sebelumnya seperti “Ku ingin melihatmu esok hari” (“Evaluasi”), “Aku hanya ingin ketenangan” (“Evakuasi”), “Semua yang sirna kan’ nanti terganti” (“Secukupnya”/”Belum Tidur”), hingga “Menarilah dengan bayangan sendiri” (“Mata Air”). 

Aransemen Musik

Dalam muatan aransemen musik, “Setengah Tahun Ini” memiliki asupan yang segar.

Dalam muatan aransemen musik, “Setengah Tahun Ini” memiliki asupan yang segar meski masih menjadi bagian dari perjalanan Menari Dengan Bayangan. Terdapat lapisan paduan suara yang menemani lajunya lagu ini, seakan turut membangun secara limpah ruah rasa mawas diri. 

Ada pula sisipan vokal serupa gaya rap selayaknya upaya penegasan cerita yang praktis. Kedua elemen ini ditulis, direkam, dan dinyanyikan sendiri oleh Baskara dengan kembali membaurkan polesan sejawat musiknya yaitu Rayhan Noor, Wisnu Ikhsantama Wicaksana, dan Kunto Aji. 

“Pada format awal, ‘Setengah Tahun Ini’ lebih ‘mirip’ disandingkan dengan berbagai lagu-lagu folk/akustik milik Iwan Fals atau ‘Membasuh’ jika disandingkan dengan katalog milik Hindia sendiri,” kata Baskara menggambarkan.

Namun tambah Baskara, dirombak ulang saat akhirnya tercetus ide untuk menciptakan sebuah aransemen track yang menggunakan progresi chord dan elemen yang belum pernah digunakan oleh Hindia sebelumnya di Menari Dengan Bayangan.

Refleksi Diri

Lagu “Setengah Tahun Ini”, yang sudah dapat didengar di berbagai layanan musik digital.

Dirinya pun menyimpulkan, “Dalam menulis ‘Setengah Tahun Ini’, walau menggunakan contoh kejadian sosial maupun pribadi yang spesifik. 

Ia ingin menggunakan lagu ini sebagai sebuah refleksi pribadi atas apa saja yang terjadi selama setengah tahun 2020 dan menggunakannya untuk menjadi pembelajaran di setengah tahun mendatang. 

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa 2020 sejauh ini menjadi masa yang pelik bagi kebanyakan orang. “Setengah Tahun Ini”, yang sudah dapat didengar di berbagai layanan musik digital, mengatakannya dengan cukup gamblang, “Siapa yang sangka? Kita ada di sini, oh absurd rasanya.” 

Penuturan kisah “Setengah Tahun Ini” menjadi sebuah cerminan perubahan diri untuk menghadapi periode selanjutnya. Secara bersamaan, lagu ini mengisyaratkan pula satu perubahan yang jelas sudah dalam genggaman. [*]

4 Playlists yang Perlu Kamu #TuneInTogether di Resso

wartamusik.com – Jakarta. Resso, aplikasi streaming musik sosial baru-baru ini menunjukkan bahwa sepanjang Januari-Juni 2020, pop, jazz, blues, dan hip-hop adalah beberapa genre musik paling yang populer didengarkan di aplikasi. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai lagu-lagu apa yang sedang tren saat ini, berikut adalah 4 playlist yang kamu perlu #TuneInTogether bersama Resso: 

Baca Juga : Resso Merilis Sesi Q&A, Komunikasi Antara Musisi dan Penggemar Jadi Lebih Intim

On The Move
Mendengarkan lagu yang dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri./Photo by_Resso

New normal, semangat baru. Kembali ke rutinitas dan menghadapi dunia luar setelah di rumah aja selama beberapa bulan terakhir tentu dapat membuat kita merasa canggung dan tidak nyaman. 

Mendengarkan lagu yang dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri tentunya akan sangat membantu kamu loh! Resso sudah menyiapkan berbagai playlist yang asyik untuk menemani hari-harimu di play list ini. 

Quarantunes

Saat ini, sebagian orang sudah melanjutkan aktivitas seperti biasa di luar, tetapi ada juga beberapa yang masih menjalankan kegiatan di rumah. Jangan khawatir, Resso siap menemani kamu. 

Baca Juga : Ren Tobing, Penyanyi Nagaswara Ini Membangun Bisnis Startup

Tidak ada yang lebih baik daripada lagu-lagu yang mewakili suasana hati kala self- quarantine dan radio ‘Quarantunes’ dari Resso siap mewarnai hari-harimu di rumah. 

TikTok Top 20
Playlist lagu-lagu TikTok Top 20 didalamnya pun menjadi ikut terkenal./Photo by_Instagram

TikTok telah menjadikan “viral” sebagai tantangan utama yang ingin dicapai banyak penggunanya. Memiliki 10.000 atau lebih penonton video adalah prestasi yang membanggakan bagi banyak kalangan muda. 

Jutaan pengguna TikTok terus-menerus menonton, menyukai dan berbagi video, lagu-lagu yang digunakan didalamnya pun menjadi ikut terkenal. Jika kamu mencari lagu favorit yang didengar di Tiktok, tidak perlu khawatir karena Resso sudah siapin untuk kamu. 

Baca Juga : Cara Daftar Ikut AMI Awards 2020

Pengguna akan selalu ter-update dengan berbagai lagu top dengan adanya playlist TikTok Top 20. Sekarang, kamu dapat menari kapan saja, di mana saja dengan lagu favorit kamu 

New Releases
Mendengarkan lagu-lagu baru dapat menjadi hal yang menyenangkan karena kamu dapat menemukan genre atau artis baru./Photo by_Instagram

Mendengarkan lagu-lagu baru dapat menjadi hal yang menyenangkan karena kamu dapat menemukan genre atau artis baru yang mungkin tidak kamu ketahui sebelumnya. Mulai dari indie alternatif hingga kpop, ada banyak musik baru yang dapat dijelajahi. 

Ingin sesuatu yang dapat meningkatkan semangat? Lagu terbaru BLACKPINK ‘How You Like That’ pasti akan membuat kamu semakin berenergi. Atau kamu sedang galau? Lagu ‘Paper Heart’ dari Rendy Pandugo adalah lagu yang tepat untuk kamu. [*]

GFRIEND Dipastikan Tidak Hadir di Program Show Music Core

wartamusik.com – Jakarta. Hari ini Selasa (14/07/2020) agensi di bawah Label Big Hit, Source Music telah mengumumkan jika Girls Band K-Pop GFRIEND dipastikan tidak hadir dalam program MBC mingguan.

Akibat ihwal ini rumor pun merebak jika ada kemungkinan perselisihan antara pihak label dengan MBC.

Baca Juga : Duuuh… GFRIEND Bikin Gemes di MV “Aple”

Source Music telah mengumumkan jika Girls Band K-Pop GFRIEND dipastikan tidak hadir dalam program MBC mingguan.

Dari pihak MBC sendiri telah membantah adanya rumor tersebut. Sementara Big Hit dan agensi anak perusahaannya belum menanggapi terkait rumor ini.

Baca Juga : Kedekatan Red Velvet dan NCT Bikin Fans Baper

Belum lama ini juga beredar  isu jika SEVENTEEN dari pledis Entertainment di bawah label Big Hit pun absen dalam “Show Music Core” untuk promosi comebackmereka “Heng: Garae”.

Merebaklah kembali isu jika orang dalam hiburan memperkirakan kalau ada kasus yang sama seperti GFRIEND. [*]

Duuuh… GFRIEND Bikin Gemes di MV “Aple”

wartamusik.com – Jakarta.  GFRIEND telah merilis Video Music (VM) berjudul “Aple” secara resmi pada hari Senin (13/07/2020) kemarin. 

VM “Aple” ini merupakan judul lagu utama dari mini album terbaru mereka yang berjudul “Song of the Sirens”.

Baca Juga : Kedekatan Red Velvet dan NCT Bikin Fans Baper

Ada yang membuat istimewa dalam VM “Aple” ini, sebab lagu ini di produksi langsung oleh pembesar Big Hit Entertainment, Bang Si Hyuk.

Baca Juga : MV Teaser 2 “Play”, Chungha Terlihat Bak Matador

Gal lain yang setidaknya juga terkesan istimewa dalam VM ini yaitu para personil GFRIEND tampil begitu menawan dan lebih dewasa.

Konsepnya pun berbeda bila dibandingkan dengan comebackmereka pada sebelumnya.

Baca Juga : Begini Reaksi Warganet Korea, Ketika TWICE Dibandingkan dengan BLACKPINK

Khusus untuk trak list dalam mini album ini, selain lagu “Aple” ada lagu lain yang tak kalah syahdu untuk didengarkan. Diantaranya adalah “Time of the Snow” “Northem Stairs” “Room of Mirrors dan “Tarot Cards”. Penesaran yah, gimana penampilan dan segemes apa seeh mereka di VM “Aple” ini berikut VM-nya. [*]

Kedekatan Red Velvet dan NCT Bikin Fans Baper

wartamusik.com – Jakarta. Tahukah kalian, ternyata neh Red Velvet dan NCT adalah saudaraan di bawah agensi SM Entertainment.

Kedua idol K-Pop ini ternyata menjalani masa pelatihan bersama dan beberapa anggotanya terlihat tidak ragu memperlihatkan suatu kedekatan. 

Baca Juga : Berkat Lagu “Sweet Night”, Kim Taehyung Menjadi Solois Pertama di Dunia

Ternyata neh Red Velvet dan NCT adalah saudaraan di bawah agensi SM Entertainment.

Hal ini terungkap dengan adanya foto-foto yang diambil saat Red Velvet dan NCT menjadi idol dalam annual event penghargaan “Soribada Best K-Music Award” yang berlangsung pada (23/08/2019) lalu.

Baca Juga : MV Teaser 2 “Play”, Chungha Terlihat Bak Matador

Seorang netizen dalam tulisannya mengungkapkan, dirinya tahu bahwa mereka dekat karena mereka berasal dari agensi yang sama. Kedua idol K-Pop ini membuat ia begitu terpesona dan sangat mengaguminya.

“Yeri, bahkan bercanda dengan menyentuh bahu Johnny dengan jarinya dari belakang. Kemudian Yeri, Irene dan Jaehyun berbicara satu sama lainnya. Sungguh itu membuat ku terpesona,” terang netizen tersebut.

BAca Juga : Begini Reaksi Warganet Korea, Ketika TWICE Dibandingkan dengan BLACKPINK

Dan ternyata momen tersebut pun menjadi sorotan penggemar lainnya dan merasakan hal yang sama. Terpesona dan kagum. [*]

Ren Tobing, Penyanyi Nagaswara Ini Membangun Bisnis Startup

wartamusik.com – Jakarta. Ren Tobing, solo artis Nagaswara music ternyata selain aktif bermusik dan berbisnis sektor pariwisata, saat ini sedang mendirikan perusahaan e-commerce yaitu startup Pasarkuy.com

Dalam bidang industri musik, Ren Tobing baru saja meluncurkan single ke empat berjudul “Goresan Tinta Cinta” beserta video klip nya yang berlokasi di Eropa, pada Febuari 2020 yang lalu.

Baca Juga : Bagaimana Masa Depan Industri Pertunjukan Musik di New Normal?

Namun, ketika krisis kesehatan Covid-19 menyerang secara global termasuk seluruh sendi-sendi perekonomian nasional Ren Tobing tak lantas hilang akal. 

Baca Juga : Begini Hasil dari Obrolan Kreatif Seputar Musik di Masa Normal Baru

Sebagai seorang pebisnis Ren Tobing pun segera melakukan diversifikasi industri dengan mendirikan perusahaan startup Pasarkuy.com untuk menjawab suplai distribusi pangan primer nasional.

E-Commerce Bukan Hal Baru

shifting in demand curve ini merupakan peluang bisnis yang sangat besar jika digarap secara profesional.

Penyanyi dari label Nagaswara ini mengungkapkan, E-commerce sebenarnya bukan merupakan hal yang baru baginya. Karena ia telah menggeluti bidang ini sebelumnya khususnya dalam bagian distribution channel di industri musik. 

Baca Juga : Resso Merilis Sesi Q&A, Komunikasi Antara Musisi dan Penggemar Jadi Lebih Intim

Ia kembali menambahkan, work from home, PSBB, protokol Kesehatan, physical distancing benar-benar merubah perilaku masyarakat secara signifikan.

Dan shifting in demand curve ini merupakan peluang bisnis yang sangat besar jika digarap secara profesional.

Starup pasarkuy.com ini dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dalam hal penyaluran bahan pangan secara daring.

Menurut data yang diterima Ren Tobing, bahwa dari 265 juta penduduk Indonesia di tahun 2018, ada 177 juta pengguna mobile app tertentu, yang menjadi fakta bisnis yang spektakuler. 

Baca Juga : Portamento Platform Digital Untuk Memasarkan Karya Musik

Selain sebagai perusahaan startup yang mendiversifikasi usahanya, Ia juga berharap dengan semua layanan yang diberikan Pasarkuy.com baik saat ini maupun pengembangan fitur-fiturnya di masa yang akan datang dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dalam hal penyaluran bahan pangan secara daring. [*]

Bagaimana Masa Depan Industri Pertunjukan Musik di New Normal?

wartamusik.com – Jakarta. Menurut World Economic Forum, industri musik global memiliki dua jalur keuntungan utama. Pertama melalui pertunjukan live atau offline yang menghasilkan 50% dari total keuntungan dan berasal dari jumlah penjualan tiket. 

Sementara kedua dari rekaman, yang termasuk pendapatan dari streaming, digital download, penjualan album fisik, dan pendapatan sinkronisasi (lisensi musik untuk games, TV, dan iklan).

Baca Juga : Portamento Platform Digital Untuk Memasarkan Karya Musik

Dalam sesi webinar bertajuk “Inovasi Dunia Pertunjukan Musik di New Normal” pada hari Kamis (09/08/2020) kemarin, Koalisi Seni Indonesia pun mengatakan, di bulan Maret 2020, terdapat sekitar 40 konser, tur, serta festival musik yang dibatalkan atau ditunda. 

Kiki Ucup, Program Director Synchronize Festival mengatakan, pandemi ini tidak akan mengubah wajah industri pertunjukan musik sepenuhnya, tapi justru membuat para pelakunya banyak mencoba berbagai hal baru dengan dunia digital.

Industri Musik Harus Beradaptasi

Armand Maulana, digital platform menjadi sarana baru yang banyak digunakan musisi untuk terhubung dengan para penikmat musiknya.

Hal ini diamini oleh Armand Maulana Vokalis band GIGI. Armand menyatakan, teman-teman musisi lainnya harus beradaptasi agar industri musik ini tetap bisa berjalan, tapi dengan tetap mentaati protokol yang harus dijalankan. 

Baca Juga : Industri Pertunjukan Musik Australia Butuh $345 Miliar Untuk Recovery

Armand pun merujuk pada konser virtual dan kolaborasi dengan platform digital pun akhirnya menjadi opsi dan juga peluang baru. 

“Digital platform menjadi sarana baru yang banyak digunakan musisi untuk terhubung dengan para penikmat musiknya, sekaligus menjadi saluran bagi mereka untuk berkarya,” terang Armand.

Saatnya Berkolaborasi dengan Digital

Bens Leo, digitalisasi dan inovasi menjadi suatu keharusan yang akan dialami oleh industri musik dan juga pertunjukan musik.

Bens Leo, Pengamat Musik menerangkan, bahwa digitalisasi dan inovasi menjadi suatu keharusan yang akan dialami oleh industri musik dan juga pertunjukan musik. 

Pandemi pada sisi lain menghasilkan banyak inovasi baru, seperti konser musik virtual “Konser 7 Ruang”, ada juga lagu “Lathi” dari grup Weird Genius yang diproduksi di tengah pandemi dan mendapatkan banyak views di platform digital. 

Baca Juga : Begini Hasil dari Obrolan Kreatif Seputar Musik di Masa Normal Baru

“Justru di tengah kondisi ini para pemain industri musik semakin tertantang untuk lebih kreatif dan inovatif,” terang Bens Leo.

Di masa pandemi para pemain industri musik ditantang harus semakin kreatif dan inovatif.

Menurut data Digital Report 2020 dari Hootsuite, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17%. Konsumsi internet pun meningkat selama pandemi ini jika melihat dari data beberapa penyedia layanan telekomunikasi. 

Baca Juga : Portamento Platform Digital Untuk Memasarkan Karya Musik

Dari jumlah 175,4 juta pengguna internet di Indonesia, terdapat lebih dari 80% yang melakukan streaming musik, dan 99% yang menonton konten video online.

Merujuk pada data ini, kolaborasi antara industri musik dan platform digital pun terasa semakin lumrah. [*]

Begini Hasil dari Obrolan Kreatif Seputar Musik di Masa Normal Baru

wartamusik.com – Jakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak musisi untuk terus berkarya dan meningkatkan kreativitas di masa normal baru.

Frans Teguh, Plt Deputi bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf dalam virtual talkshow “ORKESMU” (Obrolan Kreatif Seputar Musik) bertajuk Tetap Asik Bermusik dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Kamis (09/07/2020) mengatakan, kreativitas dan inovasi adalah kekuatan dari sumber daya manusia.

Frans menuturkan, mengasah inovasi dan kreativitas pekerja seni, dalam hal ini musisi, selalu menjadi prioritas Kemenparekraf dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia ekonomi kreatif. 

Baca Juga : Kemenparekraf Siapkan Konser Musik Virtual Rangkai Live

“Kemenparekraf terus berupaya mendukung para pekerja seni untuk terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas. Salah satunya, dengan pelaksanaan pertunjukan musik virtual di masa pandemi Covid-19,” ujar Frans.

Kemenparekraf mempersiapkan protokol kesehatan yang mengedepankan prinsip CHSE (Cleanliness, Health, and Safety Environment) sehingga para promotor acara musik, musisi, dan penikmat musik dapat menikmati konser di tempat terbuka dengan tetap menjaga diri agar tidak terjangkit Covid-19.

Konser Musik di Masa Normal Baru

Tya Subiakto, mengajak para musisi untuk senantiasa berinovasi dan tidak kaku dalam berkarya.

Sementara itu Tya Subiakto, Composer Musik mengajak para musisi untuk senantiasa berinovasi dan tidak kaku dalam berkarya. Tya pun mengajak para musisi untuk mengubah cara pandang terhadap pandemi Covid-19 dari sebuah bencana menjadi suatu kesempatan.

“Kita harus menyikapi bencana sebagai kesempatan. Semoga kita semua bisa survive dan bangkit dan menghadapinya dengan apa yang ada di kita. Ayo kita asah skill kita, ayo kita manfaatkan dan mencari rezeki di bidang kita yaitu kreatif,” ungkap Tya.

Baca Juga : Portamento Platform Digital Untuk Memasarkan Karya Musik

Harry Koko, CEO Deteksi Production memberikan masukan mengenai penerapan protokol kesehatan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan konser musik di masa normal baru. 

Masukan tersebut ialah pembuatan surat pernyataan patuh protokol kesehatan yang ditandatangani oleh pengunjung konser.

“Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, selain protokol kesehatan, pembeli tiket juga disuruh membuat pernyataan agar mau diatur promotor. Jika mereka tidak patuh protokol kesehatan akan kami perlihatkan bukti pernyataan mereka yang mereka tandatangani,” ujar Harry. [*]

Kemenparekraf Siapkan Konser Musik Virtual Rangkai Live

wartamusik.com – Jakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung semangat Rangkai Community yang akan menyelenggarakan virtual music event and talkshow bertajuk “RANGKAI LIVE Ep. 4: Surga di Indonesia”.

Dalam RANGKAI LIVE juga akan digelar konser musik virtual yang menghadirkan penampilan dari Sal Priadi dan Raissa Anggiani. 

Baca Juga : GFRIEND, MONSTA X, Weki Meki, Konfirmasi Hadir dalam Konser Virtual KCON: TACT 2020

Redemptus Rangga raditya, Co-founder Rangkai Community mengatakan, konser virtual beserta talkshow ini dilaksanakan sebagai media untuk mengajak warga masyarakat mengeksplorasi keindahan alam yang belum tereksplorasi secara menyeluruh.

Konser virtual akan diisi dengan kolaborasi antara penyanyi Sal Priadi dan Raissa Anggiani. Meskipun konser ini berbentuk virtual, Rangga menjamin kualitas audio dari konser ini akan terjaga dengan baik.

Minimalist Strip Down Concert

Dalam konser musik virtual ini RANGKAI LIVE mengimplementasikan ‘minimalist strip down concert’.

Pada setiap pertunjukan musiknya, RANGKAI LIVE mengimplementasikan ‘minimalist strip down concert’ atau dapat diartikan sebagai konser dengan spesifikasi peralatan musik yang minimalis. 

Dengan standarisasi produksi pertunjukan sendiri, RANGKAI LIVE tetap melakukan penanganan tata suara dengan peralatan panggung pertunjukan sehingga akan memiliki kualitas audio-video terbaik bagi penonton dari berbagai media seperti Smartphone, Laptop, Komputer hingga Smart TV.

Baca Juga : Good Vibrations : Lockdown Fundraising Party Dance & Donate

Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap enam proposal event terbaik pada kegiatan Webinar Virtual Events: Best Practise and Ideas yang diadakan pada bulan Mei 2020. 

“RANGKAI LIVE Ep. 4: Surga di Indonesia” akan ditayangkan secara langsung di akun YouTube RANGKAI LIVE.

Hal ini menunjukkan bahwa banyak pekerja event yang tetap bersemangat dan mampu berinovasi dalam membuka peluang baru di era normal baru seperti saat ini. 

Baca Juga : 3 Festival Musik Besar Batal Konser di Tahun 2020 Akibat Covid-19

“Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan sektor event di Indonesia dan menginspirasi komunitas event lainnya untuk terus berinovasi,” kata Rizki Handayani. 

“RANGKAI LIVE Ep. 4: Surga di Indonesia” akan ditayangkan secara langsung di akun YouTube RANGKAI LIVE pada Minggu, 12 Juli 2020 pukul 19:00-20:30 WIB secara gratis. [*]

Exit mobile version