Rayakan Semangat Persatuan, IM3 Ooredoo Hadirkan Collabonation Konser Kemerdekaan Musisi Lintas Generasi ‘Bersatu untuk Merdeka’

WARTAMUSIK – Jakarta. Setelah merilis video “Satu Satu” yang dibawakan oleh Iwan Fals yang berkolaborasi dengan Hindia, Rendy Pandugo, dan Petra Sihombing dalam kampanye  #BersatuUntukMerdeka, IM3 Ooredoo mempersembahkan Collabonation Konser Kemerdekaan ‘Bersatu untuk Merdeka’ sebagai bentuk ajakan kepada audience untuk merayakan bersatunya masyarakat Indonesia dalam berjuang menggapai kemerdekaan meski di tengah pandemi. Konser yang dihadirkan sebagai lanjutan dari rangkaian kampanye #BersatuUntukMerdeka ini akan ditayangkan secara LIVE pada tanggal 28 Agustus 2021, pukul 19.00 WIB di YouTube IM3 Ooredoo.

Konser ini sekaligus membawa pesan ‘selama kita bersatu, selama itu juga kita merdeka’, yang disampaikan melalui suguhan pertunjukan musik serta cerita inspiratif dalam bentuk audio visual. Selain kolaborasi musik dari musisi lintas generasi yaitu Iwan Fals, Hindia, Rendy Pandugo, dan Petra Sihombing, konser ini dilengkapi dengan cerita dari beberapa sosok “pahlawan” di sekitar kita yang telah berhasil menginspirasi dan menggerakkan masyarakat untuk saling bahu-membahu menghadapi situasi sulit yang masih berlangsung. Sosok tersebut ialah Tomi Alamsyah bersama 5 rekannya dari Kopi Muja, Lody Andrian dari Bagirata, serta Tristan Juliano, yang akan menceritakan bagaimana masing-masing dari mereka memiliki caranya sendiri untuk berjuang membantu sesama.

Fahroni Arifin, SVP – Head of Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo mengatakan, “Collabonation Konser Kemerdekaan ‘Bersatu untuk Merdeka’ merupakan kolaborasi spesial yang memiliki makna untuk mengingatkan masyarakat bahwa bagaimana pun situasi dan kondisi yang tengah terjadi, kita tidaklah sendirian, dan kita mampu untuk terus menghasilkan sesuatu apabila kita berkolaborasi dan bersatu. Makna persatuan inilah yang disampaikan terus-menerus melalui keseluruhan elemen yang dipadukan dalam konser ini, mulai dari kolaborasi antar musisi lintas generasi, konsep panggung, hingga kolaborasi dengan para “pahlawan”. Sehingga para audience yang menyaksikan konser bisa ikut merayakan perjuangan masyarakat Indonesia yang bersatu di momen kemerdekaan sekaligus terinspirasi untuk tetap berkarya dengan berkolaborasi dan membantu sesama.”

Pesan kampanye ‘Bersatu untuk Merdeka’ juga divisualisasikan melalui konsep dan desain panggung yang berbentuk lingkaran sebagai lambang pertahanan dan persatuan untuk menjaga kolaborasi yang ada di dalamnya. Dilatari dengan sekat-sekat yang menjadi simbol rumah, menjadi pengingat bahwa selama masa pandemi ini, masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan dari rumah. Gambar profil dan dokumentasi kegiatan para sosok “pahlawan” pun turut ditampilkan di sepanjang konser.

Mewakili para musisi yang berkolaborasi, Iwan Fals mengungkapkan “Kolaborasi ini hendak menyampaikan pesan bahwa apa pun yang terjadi, kehidupan harus tetap berjalan, dan mampu memerdekakan diri dari perasaan takut. Oleh karena itu, saya mewakili musisi lainnya yang berkolaborasi di Collabonation Konser Kemerdekaan ‘Bersatu untuk Merdeka’ merasa bersemangat untuk menampilkan karya-karya terbaik kami dan sangat berharap bahwa apa yang disampaikan lewat konser ini dapat diterima dengan baik dan mampu mengingatkan kita semua untuk terus membawa semangat persatuan baik dalam menghadapi tantangan maupun berkarya.”

Collabonation Konser Kemerdekaan ‘Bersatu untuk Merdeka’ merupakan salah satu perwujudan dari konsistensi IM3 Ooredoo untuk senantiasa hadir di tengah masyarakat dengan membawa semangat optimisme. Kedepannya, IM3 Ooredoo melalui Collabonation akan melahirkan kolaborasi-kolaborasi baru yang sarat makna, sehingga harapannya dapat terus menginspirasi masyarakat untuk terus berkarya apapun situasinya, karena selain menjadi lebih kuat, bersatu dan berkolaborasi membuat semuanya jadi lebih mudah.

Untuk memastikan kenyamanan saat menonton konser, pelanggan dapat memenuhi kebutuhan internetnya melalui GERAI ONLINE Indosat Ooredoo yang memberikan kemudahan akses berbagai layanan komunikasi dan digital dalam satu tempat di http://im3ooredoo.com/geraionline, tanpa perlu meninggalkan rumah. Mari kita terus kobarkan semangat Bersatu untuk Merdeka! (*)

Langkah Awal Bermusik, GANGGA Ajak Pendengar Berproses Bersama

WARTAMUSIK.com – Jakarta. GANGGA, solois muda berbakat yang terinspirasi dari sang ibu dan lingkungannya sejak dini, menemukan minatnya untuk berkarya di industri musik dan menekuni bakat yang ia miliki. Ia mengaku, keluarga dan lingkungannya turut bermain peran dalam perjalanannya bermusik hingga hari ini.

Main musik terdorong karena lihat ibu dan lingkungan waktu kecil, tapi pada akhirnya bisa sejauh ini karena balik lagi dari minat diri sendiri.” Ucap GANGGA.

Pada perilisan single keduayang bertajuk Blue Jeans di tahun lalu, GANGGA memperoleh respon positif dari para pendengar, tidak hanya di Tanah Air, tetapi juga membuka potensi pendengar di luar Indonesia. Hal ini divalidasi dengan adanya dukungan editorial playlist di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Filipina, Malaysia, Taiwan, Jepang, Hongkong, dan masih banyak lagi. Respon tersebut kian memotivasi dirinya untuk terus menyajikan karya-karya teranyarnya, terlebih karya yang ia hasilkan berdasarkan pada pengalaman pribadinya.

Memasuki tahun kedua sejak menjajaki industri musik, kini GANGGA mengajak para pendengarnya untuk berproses bersama dengan mempersembahkan album perdananya di tengah tahun 2021. Album perdana GANGGA telah dibuka dengan tiga singles pertama, yaitu Forever, Whiskey Bottle dan Waiting for You.

Sebagaimana dirinya memberikan tajuk It’s Never Easy sebagai album perdananya. It’s Never Easy mengisahkansebuah proses dari seseorang yang tengah berupaya melupakan masa lalu yang ia miliki.

Selain menjadikan pengalaman pribadinya sebagai ide cerita dari tiap lagu di album perdananya, GANGGA mengaku bahwa It’s Never Easy merupakan mediumnya dalam mengomunikasikan kesedihannya dengan dirinya sendiri.

It’s Never Easy yang digarap sejak Februari 2021 melahirkan 10 buah lagu dengan This Love Will Never End sebagai lagu sorotan utamanya.

Buat gue, This Love Will Never End ini adalah bukti bahwa kekuatan cinta itu besar. Lagu ini jadi salah satu yang paling bisa menceritakan album ini secara keseluruhan.” Ungkap GANGGA.

Pada album perdananya, GANGGA turut melibatkan Petra Sihombing, Mohammed Kamga, Ankadiov, Will Mara, hingga Eky Rizkani (Reruntuh). Dalam pembuatannya, GANGGA sangat menikmati setiap proses kolaborasi di dalamnya. Ia mengaku, nama-nama tersebut mampu membantunya dalam mewujudkan It’s Never Easy sesuai dengan visinya.

Dengan gaya musik Pop Soul yang melekat pada GANGGA, It’s Never Easy juga menawarkan sentuhan Jazz Chord Progression sebagaimana referensi musik yang ia peroleh sejak tumbuh dan berkembang.

Dalam albumnya, GANGGA seolah memberikan gambaran akan seorang laki-laki yang tengah berproses dalam melupakan suatu hubungan yang kian berlalu. Penggambaran tersebut ia turut sisipkan dalam lagu pembuka dan penutup pada album It’s Never Easy.

Lagu pertama dan terakhir itu gue jadikan sebagai lagu pengenalan dan penutup cerita. Kalau mengalami perpisahan di suatu hubungan, laki-laki biasanya suka denial di awal, padahal ujungnya sebenarnya butuh dan begitu adanya.” Jelas GANGGA.

Dengan kata lain, GANGGA mengajak para pendengarnya untuk mewajarkan dan menikmati proses kesedihannya di setiap perpisahan, utamanya ia peruntukkan pada para laki-laki yang tengah patah hati.

Album perdana GANGGA, It’s Never Easy, akan dijadwalkan rilis secara resmi pada 27 Agustus 2021 di berbagai layanan streaming musik bersamaan dengan album visualizer pada kanal YouTube. Selain itu, video lirik dari tiap lagu dapat segera dinikmati per tanggal 27 hingga 31 Agustus 2021 dan turut disertai dengan sesi Into My Room setiap Rabu mulai dari 1 September 2021.

Tidak hanya akan diriliskan di dalam negeri, album perdana GANGGA juga akan dipromosikan di Asia Tenggara, utamanya Malaysia, Singapura, Filipina, dan juga Amerika Serikat.

Langkah awal bermusik ini akan menjadi awal dari perjalanan GANGGA. Melalui langkah awalnya, GANGGA berharap karyanya dapat mendatangkan lebih banyak pendengar, di dalam maupun di luar Indonesia. Album perdana ini diharapkan pula mampu menemani dalam berproses, mau pun melengkapi hati  para pendengarnya. (*)

Gambaran Sudut Pandang Kehidupan Saat Ini di Singel terbaru Chiki Fawzi, Berjudul ‘Bandara’

WARTAMUSIK – Jakarta. Chiki Fawzi adalah seorang penyanyi-penulis lagu (singer-songwriter) multi talenta yang bisa bernyanyi,  bermain gitar, akordeon, piano dan drum serta dikenal juga sebagai ilustrator dan pelukis mural. Chiki juga aktif di berbagai kegiatan sosial terutama di bidang pendidikan. Sekarang Chiki sedang merintis brand fashionnya yang bernama Chikigo (@chikigo.id ).

 Setelah banyak dikenal orang dari lagu Belukar Dunia yang menjadi OST Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, kali ini Chiki akan merilis singel nya di tahun 2021 ini, yaitu Bandara, sebuah lagu pop syahdu dengan sentuhan nuansa 80andan 90an. Bandara diciptakan dan ditulis liriknya oleh Chiki dengan diproduseri oleh Binsar Tobing (Costaroy, Float). Artworknya sendiri dikerjakan oleh ilustrator Anisa Azalia dan Chiki sendiri, dan akan dijadikan berbagai merchandise fashion yang bisa didapatkan di instagram @chikigo.id.  Jumat 20 Agustus 2021 video musik Belukar Dunia akan dapat ditonton di youtube dan singelnya dapat dinikmati di kanal-kanal streaming seperti Spotify, Apple Music, Deezer dan Joox.

Lagu ini diciptakan Chiki Ketika sedang terdampar berjam-jam di sebuah bandara Ketika melakukan perjalanan di tahun 2019. Chiki melihat bandara yang bagaikan miniatur kehidupan. Tempat persinggahan semata, bukan tempat menetap. Ada yang pulang dan ada yang pergi jauh. Lagu ini juga secara tidak langsung menceritakan tentang kekhawatiran dan ketakutan manusia akan dunia dan rencana kehidupan yang tak menentu. Sangat relatable dengan kekhawatiran dan ketidakpastian yang kita rasakan dikarenakan pandemi ini.

Video musik untuk Bandara dibuat oleh Yogie Gandanaya dan diedit oleh Andika Nugraha. Menggabungkan kumpulan video-video kiriman teman-teman yang menggambarkan fragment of life. Proses pengumpulan video dilakukan pada awal pandemi setahun silam. Konsepnya sendiri menceritakan tentang hidup adalah kumpulan hari, yang tergambar dari potongan video kegiatan dan kehidupam orang-orang selama masa pandemi.

Kegiatannya  sangat beragam, ada yang menggambarkan kesendirian, kehangatan keluarga, keceriaan di tengah terpaan cobaan dunia, dan bagaimana cara setiap orang bertahan memperjuangkan kewarasan masing-masing di tengah pandemi. Dengan latar belakang Chiki Fawzibernyanyi diantara kumpulan video fragment of life tersebut, video ini sangat pas untuk menemani kesyahduan makna musik dan lirik Bandara. Bahwa hidup itu bagaikan Bandara, tempat singgah semata. (*)

Sara Fajira Menanggapi Haters Lewat Karyanya ‘Tea & Beans’

WARTAMUSIK – Jakarta. Tahun 2021 merupakan tahun yang produktif untuk musisi asal Surabaya, Sara Fajira. Selepas merilis single‘Julite’ bersama Eddie Tripleks serta berkolaborasi bersama beberapa musisi luar biasa seperti Saykoji  JVSAN, hingga Yellow Claw serta merilis soundtrack untuk film yang dibintanginya, kini Sara Fajira akan merilis single terbarunya yang diberi judul ‘Tea & Beans’. Ini merupakan kelanjutan selepas Sara merilis kolaborasinya bersama HSCO 13 berjudul sama. 

Penyanyi yang sempat viral karena lagu ‘Lathi’ yang dibawakannya bersama Weird Genius ini sebenarnya mengambil inspirasi ‘Tea & Beans’ dari idiom berbahasa Inggris ‘spill the tea’ atau ‘spill the beans’ yang berarti ‘minta bocoran ceritanya donk’ saat sedang berkumpul dengan teman-teman dan ada sesuatu yang ingin dibicarakan dan bersifat pribadi juga rahasia. Lagu ini sekali lagi dibawakan oleh Sara dengan nuansa 3 elemen yaitu Jawa, Jepang, dan Arab di dalam lagu rap miliknya ini.

‘Tea & Beans’ sebenarnya merupakan tanggapan Sara mengenai rumor yang selama ini ada disekitarnya. Kritik mengenai Sara yang mengalami Star Syndrome, susah untuk dikendalikan dan berbagai rumor lainnya. Lewat lagu ini, Sara ingin menyampaikan bahwa dirinya tidak peduli dengan rumor-rumor yang disebutkan tadi karena yang menurutnya lebih penting adalah untuk tetap berkarya. Selain sebagai tanggapan untuk rumor yang dialaminya, Sara sebenarnya juga ingin mendedikasikan lagu ini untuk rekan-rekan sesama artis atau siapapun yang pernah dan tengah mengalami hal tersebut. 

Sara Fajira menulis lagu ini dan dibantu juga oleh beberapa orang yang dia percayai. Reza Rizky/Rezroll sebagai Composer sekaligus Mixing dan Mastering. Selain itu, Reza Rizky/Rezroll bersama Fabio Farisco juga berperan sebagai Produser dimana Fabio sekaligus merupakan Executive Produser dari lagu ini. Tentu, ‘Tea & Beans’ ini akan menjadi karya terbaru Sara Fajira yang nantinya akan disusul dengan karya berikutnya. Sara memberikan bocoran bahwa lagu ‘Tea & Beans’ juga ‘Julite’ yang telah dirilis sebelumnya akan juga mendapatkan sentuhan lain dengan digabungkan bersama untuk menjadi sebuah lagu baru berjudul, ‘Snake’ yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Selain itu, bulan September ini, Sara Fajira akan bertolak ke Amerika Serikat untuk sesi rekaman karya-karya terbaru sekaligus melakukan promo lagu-lagu terbarunya. Sebuah perjalanan yang luar biasa, dan tentu saja patut untuk dinantikan!. (*)

Irva Lestari Mengintepretasi Indahnya Cinta Lewat Single Debutnya, ‘Oh Honey’

WARTAMUSIK – Jakarta. Sudah sejak lama Irva Lestari bermimpi untuk menjadi penyanyi. Sejak berumur 5 tahun, dara asal Bandung ini sudah bercita-cita untuk bisa tampil sebagai seorang penyanyi. Niat inilah yang ditunjukan Irva dengan mengikuti ajang pencarian bakat anak-anak sejak usia belia hingga ikut aktif di vocal group dari bangku SMP hingga SMA. Kini, keinginan Irva selangkah terwujud dengan dirilisnya single debut miliknya berjudul ‘Oh Honey’.

‘Oh Honey’ ditulis sendiri oleh Irva yang turut dibantu oleh Gege Gumilar. Ini merupakan satu hal baru dan menyenangkan bagi Irva karena baru pertama kali inilah dia ikut terlibat langsung dalam penulisan lirik, sehingga dia mampu menulis apa yang ingin dia sampaikan selama ini. Lagu ini bercerita tentang dua orang yang sudah saling menyukai satu sama lain, namun belum ada yang berani untuk mengungkapkan perasaannya karena satu dan lain hal. Di lagu ini, Irva ingin menegaskan bahwa mengungkapkan perasaan yang kita rasakan ke orang lain adalah sesuatu yang menyenangkan, terutama jika kita tahu kalau kita sama-sama saling suka.

Tidak berhenti sampai disitu saja, Irva juga ikut terjun dalam mempersiapkan ilustrasi, hingga Wadrobe yang digunakan oleh cast di video musik lagu ini. Tidak salah memang, karena Irva sudah berkecimpung di dunia desain sejak bangku perkuliahan. Fashion Design adalah jurusan yang diambil olehnya, hingga dia sendiri mampu merilis brand miliknya sendiri, OH.IRV. Wadrobe yang dipakai oleh cast di video musik ‘Oh Honey’ juga sudah dijual sebagai merchandise resmi dari lagu ini, dan penikmat musik langsung bisa mendapatkanya di Instagram langsung di OH.IRV .

Berbicara tentang video musik, Irva turut mengajak Adhyra sebagai cast’nya. Dalam video ini, diceritakan bahwa setiap orang yang telah jatuh cinta, mereka seolah telah membuat dunia atau buble mereka sendiri. Video dihadirkan Irva dengan nuansa yang ceria dan playful karena dia ingin penikmat videonya dapat merasakan perasaan berapi-api dirinya saat membuat lagu ini.

Lagu debut milik Irva ini tentu merupakan langkah awal dirinya untuk serius di dunia musik. Karya-karya terbaru yang menggabungkan antara musik dan ilustrasi ala Irva telah dia siapkan untuk dirilisnya dalam waktu dekat. Kita tunggu saja. (*)

Dai ‘Rebelsuns’ Ramadhani Rilis Single Solo Perdana Bertajuk ‘Selayaknya’

WARTAMUSIK – Jakarta. Dai Ramadhani ( @mnkydai ) merupakan musisi muda dan penulis lagu berbakat yang besar bersama Rebelsuns, band yang sudah ditekuni sejak tahun 2016. Dai juga sudah memiliki segudang prestasi, mulai dari mengarang lagu hingga menguasai beberapa alat musik dan juga membuat karya ilustrasi. Setelah cukup produktif dengan beberapa single bersama Rebelsuns, kini Dai merilis single solo perdananya yang berjudul ‘Selayaknya’.

Berbeda dengan Rebelsuns, band yang bergenre pop-punk seperti single sebelumnya ‘Over Again’, Dai justru memiliki pendekatan yang berbeda untuk lagu ini. Nuansa rock-up beat dibuka oleh vocal Dai yang penuh semangat seakan mencoba membius pendengarnya. Menurutnya ini hal unik ketika lagu yang memberikan hawa energetik kepada lirik yang sedih sehingga semacam menolak untuk terpuruk.

‘Selayaknya’ bercerita tentang perasaan gelisah seseorang dalam menghadapi beratnya masa lalu dengan ekspektasi masa depan. Keadaan tersebut membuat seorang manusia biasa merasa lebih lemah dari seharusnya. Ditambah keraguan dan kesepian membuat seseorang merasa tidak seperti manusia selayaknya. Lewat lagu ini juga merupakan hal yang baru bagi Dai. “Menurutku menulis lagu selayaknya sebuah pencapaian pribadi ya. Ini mungkin lagu pertamaku berbahasa Indonesia yang benar-benar ku garap hingga tahap demo. Lebih cocok aja kalau dengan lagu ini aku bisa menunjukkan sisi kreatifku yang lebih intim yang mungkin tidak cocok di projek lain,” ungkapnya.

Mengusung judul “Selayaknya”, lagu ini digarap langsung oleh Dai Ramadhani bersama Dimas Wibisana dan Barsena Bestandhi. Dai merasa bangga bisa berkolaborasi dengan musisi-musisi hebat untuk project single ini. “Seneng dan bangga bisa berkolaborasi dengan orang-orang keren yang dibantu banget sama bapak Dimas Wibisana selaku produser dan banyak banget masukan untuk lagu ini. Terus seru banget soalnya saat take vocal juga dibantu sama vocal director yaitu Barsena yang direct dengan sangat nyaman dan keren banget hasilnya. Jadi nanti dengerin aja ya!,” ungkapnya. 

Selepas merilis single ini, Dai berharap semakin banyak yang tertarik dengan musik genre rock dan ingin mengembalikan energi itu lagi di masa ini. ‘Selayaknya’ juga sudah dapat dinikmati mulai tanggal 20 Agustus 2021 di berbagai platform music seperti Spotify, iTunes, Deezer, Langit Musik, Joox, dan lain-lain. (*)

Project Musik Dua Personil DRIVE Bersama Musisi Lain, DRIVEN BY ANIMALS Rilis Lagu ‘Semua Boleh Jadi Presiden’

WARTAMUSIK – Jakarta. Sebenarnya grup DRIVEN BY ANIMALS (DBA) sudah ada sejak tahun 2011. Sepuluh tahun lalu itu, berawal dari Budi DRIVE membuat band project bersama Dygo DRIVE, Lulud Pambudi, Demas dan Ario The Adams. Setelah merekam beberapa lagu, terjadi beberapa masalah di DRIVE yang berakibat DBA pun menjadi project terlantar dan stop melakukan kegiatan.

Pada 2019, Yoni Wijoyo yaitu seorang Lighting Engineer dan juga sahabat lama Budi & Dygo, yang pernah ada di tim kerja Drive, mengajak Budi membuat band project lagi. Maka tercetuslah ide menghidupkan kembali DBA. Konsep tampilan DBA sendiri agak berubah dari awal terbentuknya, menjadi apa yang mereka sebut Lighting-Rock. Karena sejak diinisiasi kembali, mereka sepakat DBA nantinya harus tampil dengan kemasan musik rock dan lighting khusus yang dimainkan secara live.

Secara musik, DBA sejatinya merupakan band progessive-rock dengan lirik bertema protes sosial dan membeberkan fakta kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya. Contoh konkritnya adalah single “Semua Boleh Jadi Presiden” yang mengungkapkan betapa masyarakat Indonesia terlalu mudah untuk berpendapat dan melakukan kritik terhadap apa saja disekitarnya. ”Terlalu banyak perbedaan pendapat malah yang berlandaskan ketidak pastian akar masalah, hoax yang semakin berani, dan tidak lagi mengindahkan aturan dan etika bermasyarakat. Seakan-akan semua boleh saja jadi presiden”, jelas Budi tentang lagu ini.

Line-up band ini adalah Budi Rahardjo (vokal, gitar, synth) & Yoni Wijoyo (synth, lighting). Mereka berdua dibantu oleh Lulud (music producer), Dygo Pratama (bass), Riri (@ririkids, drums) dan Hansen (@gabskeeper, gitar). Juga pemain bass tamu yaitu Adhitya Pratama (@adhityapratama.s) yang mengisi rekaman lagu ini. Untuk music video dikerjakan langsung oleh Yoni Wijoyo dan tim Indonesia Lighting Project (ILP).  (*)

Kisah Hidup Rinni Wulandari Yang Tertuang Jujur Lewat Album “Skins”

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Tahun 2020 lalu, Rinni Wulandari telah memantapkan diri untuk kembali berkarier di dunia musik. Setelah sebelumnya secara berturut-turut merilis single di tahun 2018 dan 2019, Rinni kembali menyapa penikmat musik dan Team Rinni dengan single baru ‘Born Ready’ yang dirilisnya awal tahun lalu.

Sejak saat itu, hingga sekarang, Rinni telah merilis setidaknya 8 lagu untuk memberikan gambaran era terbarunya kepada para pendengar yang sudah lama menantikan karya terbaru dari salah satu penyanyi wanita Indonesia dengan warna suara yang khas ini.

Tetap dengan mengusung warna musik R&B, kini Rinni telah siap merilis album yang diberi judul “Skins”, album terbaru dirinya sejak terakhir merilis album di tahun 2017 lalu.

“Skins” dikatakan Rinni menjadi album yang menceritakan kehidupannya serta cerita-cerita yang pernah dan tengah dia alami. “Di album ini, aku benar-benar menceritakan layer kehidupan yang kujalani, apa adanya, jujur. Tanpa ada yang ditutupi sedikitpun,” ungkapnya.

Gugah Semangat Persatuan Dalam Menjalani Kesulitan, Cinta Wirawan Rilis ‘Kita Bersama’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Selepas merilis single debut-nya beberapa waktu yang lalu, Putu Cinta Wirawan telah siap memanjakan telinga penikmat musik di Indonesia lewat karya terbarunya yang berjudul ‘Kita Bersama’. Lagu ini berbeda dengan lagu debut miliknya yang berjudul ‘Sakit Bila Dipendam’. Kalau di ‘Sakit Bila Dipendam’, Cinta berusaha menceritakan tentang kesedihan seseorang yang mendapatkan perundungan hingga orang-orang di sekitarnya yang menjauh, namun di lagu ‘Kita Bersama’, Cinta berusaha untuk menyemangati banyak orang.

‘Kita Bersama’ diciptakan dengan mengambil inspirasi dari situasi yang tengah dihadapi banyak orang di dunia ini. Cinta juga mengatakan bahwa lagu ini diciptakan karena banyak orang yang harus kehilangan orang tersayang bahkan diri mereka sendiri karena keadaan. Lewat lagu ini, Cinta ingin mengajak tiap orang yang terkena dampak pandemi untuk tetap bangkit dan tetap semangat dalam menjalani kehidupan.

 “Semoga lagu ini masih bisa memberi kalian harapan untuk tetap menjalankan hari-hari penuh rintangan ini dengan senyuman dan sikap positif bahwa kita akan melewatinya,” kata Cinta. “Aku juga kasih judul lagu ini ‘Kita Bersama’ karena aku ingin membangkitkan rasa kesatuan dan pohon beringin dari Indonesia. Jadi, mari kita kuatkan iman dan imun kita dalam melewati semua kesulitan ini bersama-sama. Saling menjaga. Saling percaya. Saling berpegangan,” lanjutnya.

Lagu ‘Kita Bersama’ ditulis oleh Krista Monika yang juga terinspirasi dari sosok Cinta Wirawan. Selain itu, penggarapan lagunya dibantu oleh sosok-sosok luar biasa, diantaranya Ivan Edbert sebagai Executive Producer, Ivan Tangkulung sebagai Music Producer, Bassist oleh Amal Bhaskara, Guitarist oleh Andre Dinuth, Strings oleh Budapest Strings Orchestra, Choir oleh DeBeat Children Choir, Editor oleh Rio Exondul, Mixing oleh Eko Sulistyo, dan Mastering oleh Dimas Pradipta.

Nuansa anthemic memang terasa di lagu ini karena tujuannya memang untuk memberikan semangat lebih kepada para pendengarnya. Dibuat hanya kurang lebih 2 minggu, lagu ini dibuat secara online dari Medan, Jakarta, Bandung, dan Bali. Selain merilis lagu ini, Cinta juga tengah menyiapkan campaign terbarunya untuk memperkuat pesan dari lagu ini. Eventori bersama Cinta Wirawan rencananya akan melakukan donasi senilai 100 Juta Rupiah untuk membantu teman-teman industri kreatif yang terkena dampak pandemi ini.

Selain itu, ada juga bentuk konversi donasi pada musik video untuk industri kreatif yang telah direncanakan oleh Cinta bernama #CintaKitaSama. Dalam gerakan #CintaKitaBersama, setiap view di video musik “Kita Bersama” di YouTube akan dihargai senilai Rp 50. Dalam periode satu bulan, 19 Agustus – 19 September 2021, diharapkan terkumpul satu juta view sehingga akan terkumpul Rp 50 juta yang akan dibagikan dalam bentuk bantuan kepada pekerja industri hiburan. Selain konversi, ada program kompetisi menyanyikan cover lagu ini di media sosial untuk semakin menggemakan pesan solidaritas gerakan ini. (*)

“48 Tahun godbless – Mulai Hari Ini” Akan Menjadi Gelaran Akbar Pertama Di Tanah Air Di Era Pandemi

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Berawal dari memiliki KECEMASAN yang sama dengan kondisi di dunia Show Biz yang nyaris mati suri karena Pandemi dirasakan oleh ROCKINLILO sebagai Promoter yang bertemu dengan Sang Legenda (Living Legend) Grup Musik Rock Indonesia godbless, hadirlah gagasan untuk menyelenggarakan pertunjukan berskala besar pertama di era pandemi di tanah air yang spektakuler dengan tajuk “48 Tahun godbless – Mulai Hari Ini”.

Ide dan Gagasan Konsep Konser yang dipromotori oleh ROCKINLILO, sang legenda akan siap membawakan lagu-lagu yang selalu hits dimasanya guna mengobati rasa rindu seluruh penggemar yang ingin melihat kembali penampilan memukau dengan formasi godbless yang sekarang dari Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah,  Abadi Soesman dan Fajar Satritama diatas panggung hiburan.

Tidak hanya itu, ROCKINLILO selaku penyelenggara juga sudah mempersiapkan pertunjukkan yang special ini dengan musisi – musisi pendukung top tanah air lainnya yang akan membawakan ‘tribute to godbless’ seperti Isyana Sarasvati, Teza Sumendra, Dul Jaelani & Tissa Biani, Danilla, FourTwnty, Kamila dan Krisyanto Jamrud ft DeadSquad.

Akan ada juga penampilan ‘Rock Collaboration’ bersama Ivanka Slank, Andy/rif, Fadly Padi, Sandy Andarusman, Krisna Prameswara, Roy Jeconiah, Eet Sjahranie, Adi Adrian, Karis DeadSquad, Cella, Stevi Item serta Ebenz dan Agung Burgerkill.

Untuk menambah kemeriahan pertunjukan ini, ROCKINLILO menggandeng presenter-presenter keren yang tidak seperti biasanya seperti Coki Pardede, Kikan, Tantri Syalindri, Eddi Brokoli, Azizah Hanum, Tretan Muslim dan Host Lilo (member Kla Project Band yang sekaligus sebagai Promoter). (*)

Exit mobile version