Rossa: Lagu ‘Bertengkar Manis’ Ini Diganjar Empat Platinum, Ini Ceritanya

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Lagu ‘Bertengkar Manis’ adalah lagu yang diciptakan oleh Barsena Bestandhi dan di aransemen oleh Ari Renaldi (Ari Aru). 

Lagu ini ada di album terbaru Rossa yang berjudul “Another Journey : The Beginning” yang diirilis pada bulan Februari 2023 dan mendapatkan 4x Platinum (300.000 CD) hanya dalam 3 bulan setelah perilisannya.

Baca Juga : Defodio Luncurkan Single Terbaru Bertajuk ‘Truth Slaps’

Lagu ini bercerita tentang indahnya pasang surut sebuah hubungan. Bahwasanya tidak selamanya kerikil-kerikil kecil yang ada di dalam sebuah hubungan itu harus diakhiri dengan kata perpisahan.

“Lagu Bertengkar Manis itu isinya adalah kalau cewek-cewek ngajak berantem itu bukan pengen musuhan. Tapi sebenernya pengen di rayu. Dan jujur sih saat pertama kali membuatkan lagu ini untuk the ocha bikin senyum-senyum, karena liriknya relate banget” ungkap Barsena.

Menurut pengakuan Rossa pembuatan lagu ini sudah sejak masa pandemic 2 tahun lalu, waktu mereka sedang melakukan workshop di program ajang pencarian bakat X-Factor Indonesia. 

Jadi, lanjut Rossa,  waktu itu lagi pandemi ada workshop untuk peserta X-Factor bareng Barsena, terus ada piano disitu. Kita brainstorming lebih dalem dan dapatlah lagu Bertengkar Manis ini.

Baca Juga : More On Mumbles Merilis Single ‘Such Is Life’, Cara Menerima Kenyataan Getirnya Hidup

“Awalnya tuh Barsena bikin lagu ini buat aku nyanyikan secara solo, terus aku pikir-pikir lagi lucu juga ya kalau di duetin bareng Barsena.. jadinya kita rekamlah lagu secara duet,” ungkap Rossa.

Video klip Bertengkar Manis ini di sutradari oleh Prialangga dan model klipnya diperankan oleh dua muda bertalenta bertalenta Anna Jobling dari Malaysia serta Omar Daniel dari Indonesia. [*]

Hanif MZ Merilis ‘Semenjak Ada Kamu’, Kisahkan Magisnya Cinta Pertama

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Hanif Muthi Zuhair atau yang dikenal Hanif, kembali merilis single berjudul “Terimakasih Cinta” dan “Dirimu Satu.” 

Di single ketiganya ini, gubahan melodi, lirik yang menyentuh dan khas dari Hanif membuat lagu ini sangat sesuai untuk menggambarkan perasaan nostalgia dan kesedihan.

Baca Juga : Rossa: Lagu ‘Bertengkar Manis’ Ini Diganjar Empat Platinum, Ini Ceritanya

Hanif Muthi Zuhair, lahir di Pemalang, 18 November 2000. Memulai perjalanan karirnya sebagai seorang musisi setelah namanya menjadi terkenal di salah satu sosial media ternama di Indonesia.

Ia sudah mulai menyukai dunia tarik suara semenjak duduk di bangku SD dan mulai aktif bernyanyi dari panggung ke panggung ketika ia sudah di kelas 12 SMA. Menurutnya, musik sudah jadi kebutuhan dalam hidup sebab tanpa disadari musik bagaikan suatu nafas dalam kehidupan.

Hanif menyukai musik Pop dan memfokuskan musiknya dalam genre tersebut. Kesukaannya dengan musik Pop, dapat didengar dari ketiga single Hanif yang sudah rilis.

Gubahan melodi, aransemen musik dan lirik yang familiar memberikan unsur Pop yang kuat dalam lagu-lagu yang dibuat olehnya. “Harapan saya, para pendengar bisa menikmati musik yang saya bawakan sambil melepaskan hiruk pikuk kesibukan,” ujarnya.

Baca Juga : More On Mumbles Merilis Single ‘Such Is Life’, Cara Menerima Kenyataan Getirnya Hidup

Sebelumnya dalam single keduanya yang berjudul “Dirimu Satu”, Hanif memberikan kesan bahagia dan nuansa jatuh cinta khas anak muda dengan temponya yang upbeat dan lirik yang ceria.

Kali ini ia merilis singlenya dengan sentuhan yang berbeda. Kali ini Hanif menyuguhkan lagu dengan tema cinta pertama yang sudah hilang. Memberikan kesan nostalgia dan nuansa yang sedih. [*]

Defodio Luncurkan Single Terbaru Bertajuk ‘Truth Slaps’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Grup musik yang mengusung modern rock/Southern Rock asal Jakarta, Defodio, merilis single anyar ‘Truth Slaps’ (01/10/2023) berselang empat tahun semenjak video musik ‘Sanity’.

Single ini merupakan ‘batu loncatan’ sekaligus pentahbisan nomor pertama bagi mereka yang menjanjikan debut album penuh berisi sepuluh track. Inspirasi album tersebut datang dari Sepuluh Perintah Allah menurut Alkitab Perjanjian Lama.

Baca Juga : More On Mumbles Merilis Single ‘Such Is Life’, Cara Menerima Kenyataan Getirnya Hidup

Uniknya, lirik lagu Truth Slaps ini ditulis oleh seorang muslim bernama Andi Fadhillah yang akrab disapa Bedul (Vokal) bercerita tentang sebuah keresahan terhadap perilaku amoral yang dampaknya dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.

Perspektif Bedul terhadap hal ini cenderung ke arah pandangan yang lebih sinis dan marah. Hal ini bisa dirasakan lewat lengkingan vokalnya dibalut dengan iringan musik yang tegas dan lugas.

Baca Juga : Sambut Momen 22 Tahun Berkarya, The Rain Merilis Single ‘Mengembara’

“Banyak orang yang menormalisasi hal-hal negatif dan tidak sedikit juga yang masih lupa untuk saling mengingatkan. Lagu ini datang sebagai bentuk perlawanan terhadap hal-hal negatif sekaligus menjadi pengingat akan hal-hal baik bagi setiap orang.” Ungkap Bedul.

Sebagai perkenalan, Defodio beranggotakan Andi Fadhillah (Vokal), Joseph Agustino (Gitar), Rizki Fadillah (Bass), dan M Nazhir (Drum), keempatnya menggenapi lewat “Truth Slaps” cahaya akan datang menyinari mereka yang jatuh ke dalam gelap lalu bangkit menuju terang. [*]

More On Mumbles Merilis Single ‘Such Is Life’, Cara Menerima Kenyataan Getirnya Hidup

WARTAMUSIK.com – Yogyakarta. More on Mumbles kembali merilis single ‘Such Is Life’ akhir bulan lalu. Single ini adalah rilisan kedua dari duo asal Yogyakarta itu setelah berada di bawah naungan Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI).

‘Such Is Life’ diciptakan Lintang dan Awan, dua personil More on Mumbles, saat keduanya tengah dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa apa yang kita rencanakan tidak selalu bisa terlaksana,

Baca Juga : Kathmandu Kisahkan Dibalik Single Kedua Berjudul ‘Letter’

“Aku dan Lintang suka ngedumel kalau hidup tuh sering banget ya ngasih kejadian-kejadian yang maksa kita ngelus dada. Udah usaha sekeras tenaga buat dapet hasil terbaik, ujung-ujungnya cuma bisa ‘yaudahlah’ gitu,” ujar Awan, gitaris More on Mumbles.

Lintang menambahkan, ide ‘Such Is Life’ muncul saat ia dan Awan harus menerima bahwa hubungan eratnya dengan seorang teman harus merenggang begitu saja. Lagu ini jadi caranya mengeluh karena pada dasarnya Lintang tak begitu suka dipaksa pasrah dengan keadaan.

Baca Juga : Sambut Momen 22 Tahun Berkarya, The Rain Merilis Single ‘Mengembara’

“Lagu ini aku tulis liriknya waktu aku dan Awan lagi coba nyelesain satu masalah dengan seorang teman yang sempet pergi ninggalin kami. Tapi, pas ketemu, masalahnya masih aja enggak selesai, terbahas pun enggak,” ujar sang vokalis.

Dari kejadian itu, Awan dan Lintang langsung refleksi berbagai kejadian lain di hidup yang bikin mereka cuma bisa ngelus dada. Misalnya, Awan yang tiba-tiba kena layoff tempat kerjanya, atau Lintang yang merasa makin sulit mendapatkan teman semakin umurnya yang bertambah. [*]

Kathmandu Kisahkan Dibalik Single Kedua Berjudul ‘Letter’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Kathmandu, duo pop-rock dari Jakarta ini merilis single kedua berjudul ‘Letter’. Single sebelumnya bertajuk ‘Maddy’ pada bulan Juli lalu.

Melalui single ‘Letter’ ini, Kathmandu mencoba untuk memahami makna dibalik keputusan seseorang yang memilih untuk meninggalkan dunia.

Baca Juga : Sambut Momen 22 Tahun Berkarya, The Rain Merilis Single ‘Mengembara’

Inspirasi ‘Letter’ datang dari pengalaman Kathmandu saat menyaksikan benturan realita antara kemegahan dunia musik dan runyamnya masalah yang dialami oleh para musisi dalam film dokumenter musik tahun 90-an.

Dari mengamati era musik tahun 90-an yang menghasilkan irama yang indah namun ‘depresif’, Kathmandu sukses mendapatkan inspirasi dan memutuskan untuk menuangkannya sebagai penghormatan kepada semua pahlawan musik bagi Kathmandu yang kini telah tiada.

Namun, ‘Letter’ bukan hanya tentang penghormatan. Melalui single ini Kathmandu mengajak para pendengar untuk berkontemplasi mengenai sebuah pertanyaan: mengapa para musisi jenius dan berbakat serta memilih untuk mengakhiri hidupnya disaat sedang berada dipuncak karir?

‘Letter’ adalah cara Kathmandu untuk merasuki alam pikiran para pendengar dan menggali emosi suram yang tak mungkin ditampakkan di tengah megahnya dunia musik.

Baca Juga : Ini Line Up Wonderjam Vol 1 Bertema ‘Girl Power’

Pembuatan ‘Letter’ melibatkan kepiawaian Rafi Sudirman dalam permainan saksofon dan Firas Raditya, bassist dari band Rachun, yang memainkan organ dan synthesizer untuk melengkapi lagu ini.

Lagu ini juga diproduksi kembali oleh Ridho Hafiedz, yang sebelumnya juga memproduseri single pertama Kathmandu, yaitu ‘Maddy’. [*]

Sambut Momen 22 Tahun Berkarya, The Rain Merilis Single ‘Mengembara’

WARTAMUSIK.com – Yogyakarta. The Rain, Band asal kota Jogja ini kembali dengan sebuah single baru menjelang penghujung tahun 2023.

Ini adalah kepingan pertama dari album studio ke-8 The Rain yang direncanakan untuk dirilis pada tahun 2024, setelah sebelumnya The Rain merilis album Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama di tahun 2022. 

Baca Juga : The Rain Aransemen Ulang Lagu ‘Halaman Berbeda’, Ini Alasannya

Single yang berjudul ‘Mengembara’ ini merupakan sebuah rilisan untuk menyambut momen 22 tahun The Rain berkarya bersama.

Sejak pertengahan tahun 2023, Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal) kembali masuk studio dengan setumpuk materi baru yang dikumpulkan sejak beberapa bulan sebelumnya. 

Baca Juga : The Rain Kembali Gelar Tur Album di Pulau Jawa

“Kali ini saya banyak menulis lagu di perjalanan. Menulis lagu di berbagai tempat dan suasana berbeda, membantu memberi perspektif yang berbeda akan sebuah tema,” ujar Indra. 

Untuk lagu Mengembara, penulisannya bermula dari momen Indra bermain gitar sambil bersenandung di rumahnya. “Genjrengan malam hari dengan kord gitar dan notasi vokal senemunya, tanpa lirik,” lanjutnya. 

Ini Line Up Wonderjam Vol 1 Bertema ‘Girl Power’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Jubilee Marisa, Noui, dan Pepita akan menyanyikan single terbaru (dan upcoming) mereka untuk pertama kalinya.

Jubilee Marisa akan membawakan lagu terbarunya yang berjudul ‘good guys’, noui akan membawakan lagu terbarunya juga yang berjudul ‘the moon is not here’ dan Pepita akan membawakan lagu yang akan dirilis berjudul ‘island sun’.

Baca Juga : Single Terbarunya Noui ‘The Moon Is Not Here’, Bakal Menjadi Soundtrack Film Horor Besutan Monty Tiwa

Akan ada banyak fun activities lainnya juga dalam rangkaian event ini, termasuk berinteraksi dengan Jubilee Marisa, noui dan Pepita. Wonderjam Akan dilaksanakan pada hari Minggu (01/10//2023) mendatang, pukul 17.00 – 19.00 WIb di Tujuhhari Coffee Come and Wonderjam with us! [*]

Dari Newscaster Kini Sheila Purnama ke Dunia Tarik Sesuai dan Merilis Single ‘Tak Terikat’

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Sheila Purnama, seorang Newscaster di salah satu TV swasta di Indonesia. Kini, merambah ke dunia tarik suara dengan merilis single debut bertajuk ‘Tak Terikat’.

Single ‘Tak Terikat’ ini berkisah tentang pilihan hati untuk menipu diri saat menjalani cinta yang tidak bisa dimiliki. “Saat menulis single ini, aku terinspirasi dari banyak kisah cinta yang tidak selalu berakhir indah,” ungkapnya.

Baca Juga : Album Perdana ‘Jangan Padam’, Aldrian Risjad Peraih AMI Award Ini Pertaruhan Hal Berikut

Sheila sendiri yang menulis lagu ini karena sejak kecil dirinya memiliki hobi membaca dan membuat puisi. Tentu, dalam proses memproduksi single debutnya ini, 

Sheila juga turut dibantu oleh beberapa pihak diantaranya Uap Widya, sebagai Composer sekaligus Producer, dionsjokoadi juga ikut menjadi Producerbersama Uap Widya juga sebagai Arranger untuk single ini.

Proses Mixing oleh Andrew Setiawan yang juga berperan sebagai Editor. Sementara Mastering oleh Sinyo Drumboy.

Baca Juga : Penggemar K-Pop dari Enam Kota Besar di Dunia Serukan K-Washing ke Brand Fashion Mewah Ini

Dengan adanya single ‘Tak Terikat’ ini, ia berharap agar teman-teman yang mendengarnya dapat mencurahkan apa yang mereka rasakan sesuai dengan apa yang coba disampaikan di lagu ini. “Terutama buat mereka yang memiliki kisah yang serupa,” pungkasnya. [*]

Album Perdana ‘Jangan Padam’, Aldrian Risjad Peraih AMI Award Ini Pertaruhan Hal Berikut

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Solois Rock peraih AMI Award, Aldrian Risjad siap mengukuhkan eksistensi dan dominasinya di skena musik rock Indonesia dengan bakal dirilisnya album panjang perdana yang bertajuk Jangan Padam.

Bagi Aldrian Risjad, kelahiran album ‘Jangan Padam’ ini menyelimutkan makna yang lebih istimewa. Musisi yang berbasis di Jakarta ini pun mendeskripsikan album ‘Jangan Padam’ sebagai bentuk pertaruhan terbesar dalam karir bermusiknya.

Baca Juga : Penggemar K-Pop dari Enam Kota Besar di Dunia Serukan K-Washing ke Brand Fashion Mewah Ini

Secara terus terang, ia mengaku banyak hal yang dipertaruhkan lewat album ini, Album ini lanjutnya, memendam berbagai macam pertaruhan dari segi kreativitas, emosi, personal, bahkan finansial.

“Aku memahami betul bahwa terdapat ekspektasi besar yang siap menyambut kedatangan album ini, baik ekspektasi dari luar maupun ekspektasi dari diri saya sendiri. Terlebih lagi, tema yang aku usung di album ini bisa dibilang cukup ‘belantah’.”

Terdiri dari 10 lagu, album ‘Jangan Padam’ secara konsisten sekaligus blak-blakan memposisikan Aldrian Risjad sebagai sang pemimpi yang berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang pujaan massa.

Dirilis di bawah naungan label Sun Eater, album ‘Jangan Padam’ turut melibatkan kontribusi produksi dari sosok kontemporer seperti Ahmad Ilyas, Enrico Octaviano, Luthfi Adianto, dan VTLS.

Baca Juga : Merilis Single Baru ‘Chew It All’, Beeswax Masih Membawakan Genre Alternative Rock

Bila boleh diringkas, dari segi narasi, album Jangan Padam ini menceritakan tentang ketegangan yang terjadi antara ‘ekspektasi’ dan ‘realita’, Menurutnya, ini adalah narasi yang sangat personal, namun anehnya juga sangat universal di zaman sekarang.

Lagu penutup album ini, “Bayang Dalam Cermin”, dipilih Aldrian Risjad sebagai focus track karena keyakinannya bahwa lagu tersebut sanggup “menghabisi ” hati dan emosi para audiens. [*]

Penggemar K-Pop dari Enam Kota Besar di Dunia Serukan K-Washing ke Brand Fashion Mewah Ini

WARTAMUSIK.com – Jakarta. Di hari pertama Paris Fashion Week, (25/09/2023), penggemar K-pop dari enam kota besar di dunia, Jakarta, Korea Selatan, Jepang, London, New York, dan Paris melakukan aksi Greenwashing ke High Fashion Brand.

Penggemar K-Pop dari penjuru dunia ini menyerukan agar merek mewah seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent untuk berhenti melakukan “K-washing,” yang memiliki makna menyembunyikan lemahnya komitmen iklim mereka di balik kekuatan bintang idola K-pop.

Baca Juga : Summer Soul Kembali, Langsung Merilis Dua Single, Ini Kisahnya

Jevon, Anggota fanbase Blackpink, Blink Official Indonesia menjelaskan, Blackpink dikenal dengan advokasi lingkungannya pada COP26 berharap agar merek mewah yang bekerja sama dengan Blackpink tidak menggunakan image baiknya untuk melakukan greenwashing tanpa menunjukkan aksi iklim yang nyata dan berani untuk lingkungan.

Dayeon, juru kampanye Kpop4Planet di Korea Selatan menyatakan, kampanye Kpop4Planet yang bertema “Unboxed: High Fashion, High Carbon”, pihaknya menampilkan tuntutan serta pesan penggemar dengan truk MobileLED yang berkeliling di enam kota besar seperti New York, London, Paris, Tokyo, Seoul, dan kini di Jakarta. 

Kpop4Planet adalah organisasi iklim untuk dan dari penggemar K-pop yang mencintai Bumi dan idola K-pop mereka. Melalui kampanye ini, ribuan penggemar menuntut komitmen iklim yang lebih besar dan berani dari merek-merek mewah untuk memerangi krisis iklim. 

Baca Juga : Ini Fenomena Viralnya Lisa Blackpink Menjadi Brand Ambassador dari Aplikasi Ajaib

“Merek mewah berlomba-lomba menggunakan idol K-pop untuk menargetkan konsumen dari generasi muda, khususnya penggemar K-pop—tapi sebagai penggemar yang peduli dengan lingkungan yang mewarisi bumi ini, kami bertanya mengapa tidak menunjukkan tanggung jawab lingkungan,” katanya. 

Exit mobile version